Informasi Terpercaya Masa Kini

Kapsul Waktu dari 200 Tahun Lalu Ditemukan di Perancis, Apa Isinya?

0 1

KOMPAS.com  – Sekelompok mahasiswa arkeologi menemukan sebuah kapsul waktu dari awal abad ke-19 saat melakukan penggalian di desa Galia dekat Dieppe, kota pesisir kecil di wilayah Normandia, Perancis, Senin (16/9/2024).

Kapsul waktu itu berupa botol kaca bening berukuran kecil dengan sebuah kertas yang digulung rapi dan terikat dengan tali.

Menurut kepala dinas arkeologi untuk Kota Eu, Perancis Guillaume Blondel yang memimpin penggalian ini, selain sebagai kapsul waktu, botol kaca itu dulunya sering digunakan sebagai liontin kalung.

“Itu adalah jenis botol yang biasa dipakai para wanita di leher mereka, berisi garam yang baunya harum,” kata dia, dikutip dari BBC, Kamis (19/9/2024).

Lantas, apa isi kapsul waktu tersebut?

Baca juga: Pengakuan Ahli Geologi Saat Mencicip Air Purba Berusia 2,6 Miliar Tahun: Rasanya Mengerikan

Isi catatan dari 200 tahun lalu

Blondel baru membuka kapsul waktu tersebut pada Selasa malam. Rupanya, kertas dalam botol kaca itu berisi catatan seorang arkeolog yang ditulis pada Januari 1825.

“P.J. Féret, penduduk asli Dieppe, anggota berbagai perkumpulan intelektual, melakukan penggalian di sini pada bulan Januari 1825. Dia melanjutkan penyelidikannya di daerah yang luas ini yang dikenal sebagai Cité de Limes atau Kamp Kaisar.” bunyi catatan itu yang ditulis dalam bahasa Perancis.

Menurut catatan pemerintah kota, Feret adalah seorang tokoh lokal yang melakukan penggalian pertama di situs Cité de Limes pada 200 tahun lalu. Masyarakat meyakini, wilayah tersebut menyimpan nilai arkeologi yang sangat penting.

Blondel mengaku takjub dapat menemukan pesan dari masa lalu, karena jarang sekali ada kapsul waktu yang memuat catatan arkeologi.

“Terkadang Anda meliat kapsul waktu ini ditainggalkan oleh tukang kayu ketika membangun rumah. Tapi sangat jarang terjadi dalam arkeologi,” tuturnya

“Kebanyakan arkeolog lebih suka berpikir bahwa tidak akan ada yang mengejar mereka karena mereka sudah melakukan semua pekerjaan,” sambung Blondel.

Dia mengungkapkan, semula timnya melakukan penggalian di desa Galia karena muncul kekhawatiran tentang erosi tebing yang berada di sebelah Utara Dieppe.

Sebab, sebelumnya erosi telah menghancurkan sebagian besar oppidum atau desa berbenteng. Akibatnya, kini desa itu telah hilang.

Meski desa Gaia diketahui merupakan situs yang berasal dari 2.000 tahun lalu, tetapi Blondel menyatakan, banyak detail tentang lokasi itu yang belum jelas.

“Kami tahu bahwa itu Desa Galia, yang tidak kami ketahui adalah apa yang terjadi di sana. Apakah itu tempat penting?,” kata dia.

Kendati masih banyak yang belum terungkap, hanya dalam satu minggu penggalian, tim berhasil menemukan beberapa artefak yang sebagian besar berupa tembikar dari 2.000 tahun lalu.

Baca juga: Situs Arkeologi Masjid Tertua di Dunia Ditemukan di Tiberia, Israel

Leave a comment