Informasi Terpercaya Masa Kini

JP Morgan: Perbaikan Kredit Mikro Masih Jadi Tantangan BBRI

0 13

Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan investasi asal Amerika Serikat (AS), JP Morgan, mengungkapkan perbaikan kualitas kredit di segmen mikro masih akan menjadi tantangan bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). 

Dalam riset terbaru JP Morgan, BBRI disebut telah mengubah indikator kinerja petugas pinjaman mikro untuk lebih fokus pada pengumpulan simpanan dan menjaga kredit bermasalah (non-performing loan/NPL), dibandingkan menyalurkan pinjaman baru. 

“Pertemuan kami dengan pelanggan BRI dan staf cabang perusahaan menunjukkan adanya tekanan arus kas yang konsisten di kalangan peminjam,” ungkap riset terbaru yang dipublikasikan JP Morgan dikutip Senin (16/9/2024).

Baca Juga : LQ45 Masih Merah, BBRI Cs Diramal Bisa Rebound Akhir Tahun

Riset yang disusun Harsh Wardhan Modi, Gaurav Khandelwal, dan Shivansh Puri ini menyoroti bahwa bisnis daring menjadi disrupsi utama karena sebagian besar kreditur BBRI merupakan pedagang dan pengecer (retailer). 

“Judi online juga menjadi topik diskusi, tetapi lebih sebagai risiko terhadap pelanggan bisnis mikro daripada bagi peminjam itu sendiri,” tulis JP Morgan. 

Baca Juga : : Peluang LQ45 Berjaya saat Suku Bunga Turun, Cermati Saham BBRI hingga ASII

Di sisi lain, riset tersebut mengungkapkan ada sejumlah katalis positif bagi BBRI, seperti meningkatnya pengeluaran tunai menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan program percepatan dari pemerintahan baru yang dapat meringankan masalah perseroan. 

JP Morgan juga menyatakan penindakan lebih tegas terhadap judi online bisa menjadi katalis untuk perbaikan arus kas BBRI di masa depan. Namun, perbaikan itu tidak akan terjadi pada kuartal III/2024, sehingga hal itu masih menjadi risiko bagi perusahaan. 

Baca Juga : : Ramalan Cuan Saham Bank BBCA, BBRI Cs saat The Fed Pangkas Suku Bunga Pekan Depan

Secara keseluruhan, masalah kualitas aset BBRI diperkirakan masih berlanjut dan membatasi potensi kenaikan dalam jangka pendek. JP Morgan merekomendasikan untuk menambah saham BBRI jika harga melemah di bawah Rp5.000 dengan horizon investasi 12 – 15 bulan.

Sementara itu, manajemen BBRI kini tengah memacu upaya perbaikan kredit di segmen mikro dengan mengurangi penyaluran kredit dan fokus dalam penagihan. Hal itu membuat komposisi kredit mikro perseroan menurun pada semester I/2024. 

Berdasarkan laporan presentasi perusahaan, komposisi kredit mikro BRI memiliki porsi sebesar 46,6% dari total kredit semester I/2024. Angka ini menurun dari 48,1% pada semester I/2023. 

Pada saat bersamaan, penyusutan juga terjadi pada porsi segmen kredit small alias kecil dari sebelumnya 18,9% menjadi 17,4% pada semester I/2024. Akan tetapi, porsi penyaluran kredit di segmen medium meningkat ke level 3,1% dari sebelumnya 2,6%. 

“Untuk segmen mikro saat ini, kami fokus pada penagihan dan memprioritaskan agar kualitas asetnya yang artinya dalam keadaan lancar,” ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam Public Expose Live, Kamis (29/8/2024). 

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menambahkan bahwa perseroan telah memperketat standar pemberian pinjaman dan mewajibkan loan officer dengan rasio NPL lebih dari 5% untuk berfokus pada penagihan dan pendanaan. 

Dia menyatakan langkah tersebut merupakan respons dalam menghadapi situasi makro saat ini yang mencakup pelemahan daya beli dan konsumsi masyarakat, serta adanya scarring effect akibat pandemi Covid-19 yang belum selesai. 

————————-

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a comment