Informasi Terpercaya Masa Kini

Negara Muslim dan Eropa Berkumpul di Spanyol, Bahas Pembentukan Negara Palestina

0 5

TEMPO.CO, JakartaSpanyol menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi beberapa negara Muslim dan Eropa pada Jumat, 13 September 2024. Pertemuan itu untuk membahas cara mengakhiri perang Gaza, menyerukan jadwal yang jelas bagi masyarakat internasional untuk melaksanakan solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina.

“Kita bertemu untuk mendorong lagi agar perang di Gaza berakhir, mencari jalan keluar dari lingkaran kekerasan yang tak berujung antara Palestina dan Israel. Jalan itu jelas. Penerapan solusi dua negara adalah satu-satunya jalan,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares kepada wartawan.

Negara-negara yang mengirimkan utusan adalah Norwegia dan Slovenia, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell, Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa dan anggota Kelompok Kontak Arab-Islam untuk Gaza yang meliputi Mesir, Arab Saudi, Qatar, Yordania, Indonesia, Nigeria, dan Turki.

Albares mengatakan ada keinginan yang jelas di antara para peserta, untuk beralih dari kata-kata ke tindakan dan membuat langkah maju menuju jadwal yang jelas untuk implementasi yang efektif dari solusi dua negara, dimulai dengan bergabungnya Palestina ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Israel tidak diundang karena bukan bagian dari kelompok tersebut, kata Albares. Ia menambahkan bahwa akan senang melihat Israel di meja mana pun di mana perdamaian dan solusi dua negara dibahas.

Pada 28 Mei, Spanyol, Norwegia, dan Irlandia secara resmi mengakui negara Palestina bersatu yang diperintah oleh Otoritas Palestina yang meliputi Jalur Gaza dan Tepi Barat, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Selain itu 146 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa kini mengakui negara Palestina.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez telah berulang kali menegaskan bahwa berdirinya negara Palestina adalah satu-satunya jalan yang layak menuju perdamaian di kawasan tersebut. Solusi dua negara seperti itu ditetapkan dalam Konferensi Madrid 1991 dan Perjanjian Oslo 1993-95, tetapi proses perdamaian telah mati suri selama bertahun-tahun.

Pencarian solusi damai telah menjadi urgensi baru oleh perang selama 11 bulan di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, serta meningkatnya kekerasan di Tepi Barat yang diduduki.

Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan bahwa pertemuan itu juga perlu membahas demobilisasi Hamas dan normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara lain, terutama Arab Saudi.

REUTERS

Pilihan editor: Cina Naikkan Usia Pensiun, Makin Banyak Gen-Z Terancam Menganggur

Leave a comment