NASIB Nurul Mendadak Jadi Miliarder,Tanah Warisan Diganti Rugi Rp11,5 M Pembangunan Tol Jogja-Bawen
TRIBUN-MEDAN.com – Pilu nasib Nurul mendadak jadi miliarder.
Tanah warisan dari orang tuanya diganti rugi Rp11,5 M imbas pembangunan tol Jogja-Bawen.
Inilah kisah heboh dari Nurul Akmal, wanita di Magelang, Jawa Tengah yang jadi miliarder dadakan berkat tanah warisan orangtuanya.
Baca juga: Diisi Pemain Proliga, Shella Bernadheta Bawa Tim Voli Putri Jabar Hajar DIY 3-0
Bukan karena dijual, ia rupanya mendapat ganti rugi senilai Rp 11,5 miliar atas pembangunan tol Jogja-Bawen.
Meski mendapatkan warisan tanah dari orang tuanya di Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid.
Namun tanah itu rupanya harus diserahkan kepada negara karena akan dibangun tol.
Ia awalnya merasa sedih karena hal tersebut merupakan peninggalan orangtuanya.
Akan tetapi ia juga bahagia setelah mengetahui menerima UGR.
Baca juga: Pria 24 Tahun Diciduk Satreskoba Polres Tanah Karo di Pinggir Jalan, Diduga Hendak Antar Narkoba
Nurul saat itu mendapat bayaran sekitar Rp 700 juta pada awal Januari 2024 untuk sebidang tanah.
Sementara dalam pembebasan kali ini ada satu bidang seluas 1.225 meter persegi dengan nilai ganti rugi Rp 3,3 miliar, dan satu bidang tanah seluas 2.633 meter persegi dengan nominal Rp 7,5 miliar.
Sehingga, totalnya mencapai Rp 11,5 miliar.
“Kalau saya, ya senang-senang saja. Tanah warisan orang tua, yang dibagi di antara enam bersaudara. Ada tiga bidang, satu bidang sudah dibayar sekitar Rp 700 juta pada awal Januari. Kini, tinggal dua bidang lagi,” ujar Nurul, melansir dari Tribun Jogja.
“UGR ini akan dibagi untuk kebutuhan masing-masing dari enam bersaudara. Jadi, masing-masing akan memanfaatkan sesuai kebutuhan mereka,” sambungnya.
Kepala BPN Kabupaten Magelang, A Yani, mengungkapkan, hari ini pihaknya menangani pembayaran UGR untuk total 64 bidang tanah terdampak yang tersebar di lima desa dari dua kecamatan.
Adapun Luas keseluruhan lahan yang terdampak mencapai 5,1 hektare.
Rinciannya di Kecamatan Mungkid, terdapat 11 bidang di Desa Pagersari dan 4 bidang di Desa Senden.
Sementara di Kecamatan Candimulyo, terdapat 2 bidang di Desa Podosoko, 23 bidang di Desa Tampirkulon, dan 23 bidang di Desa Sidomulyo.
Baca juga: Pria 24 Tahun Diciduk Satreskoba Polres Tanah Karo di Pinggir Jalan, Diduga Hendak Antar Narkoba
“Nilai ganti rugi hari ini mencapai Rp 94,2 miliar. Namun, perlu dicatat bahwa satu bidang harus dikembalikan karena pemiliknya telah meninggal dunia, sehingga prosesnya dimulai dari awal,” jelas Yani.
Nasib serupa juga dialami Widodo.
Petani di Magelang, Jawa Tengah itu mendadak jadi miliarder berkat ganti rugi Tol Jogja-Bawen.
Dia adalah Widodo Guritno, mendapat rejeki nomplok karena tanahnya kena proyek Tol dari pemerintah.
Dikutip Tribun-medan.com dari Surya.com, ganti rugi tol yang didapatnya pun cukup fantastis, yakni senilai Rp 17,6 miliar.
Tanah itu merupakan tanah warisan orang tuanya dan akan dibagikan kepada lima saudara lainnya.
Ada dua bidang tanah Widodo yang terdampak proyek strategis nasional tersebut.
Baca juga: Barang Milik Nia Kurnia Sari Ditemukan Tak Jauh dari TKP Dikuburkan: Baju hingga Nampan Gorengan
Salah satunya memiliki luas 515 meter persegi dengan nilai UGR sebesar Rp 398.623.764.
Sementara sebidang tanah lainnya memiliki luas 5.179 meter persegi dengan besaran UGR mencapai Rp 17.271.947.493.
Awalnya, Widodo merasa keberatan dengan proyek tol tersebut.
Namun, setelah sosialisasi intens dan berjalannya waktu, ia akhirnya setuju untuk melepas tanahnya.
“Awalnya nggak cocoklah (tanah terkena tol). Misalnya, nggak jadi, nggak papa, tapi berhubung ini proyek negara ya dukunglah,” kata Widodo di sela-sela pembayaran UGR di Balai Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Selasa (10/9/2024), melansir dari Tribun Jogja.
Widodo pun berencana mengumpulkan seluruh saudaranya untuk membagi UGR tersebut sesuai dengan porsinya.
Widodo berasal dari keluarga dengan enam saudara di mana dua di antaranya sudah meninggal dunia.
Sebagai anak bungsu, ia kini tinggal di kampung sementara kakak-kakaknya merantau ke Jakarta.
Selama ini, bapak tiga anak ini lah yang menggarap sawah terdampak proyek tol tersebut.
Lahannya biasanya ditanami padi dan hasil panennya digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari Widodo serta keluarganya
“Mengenai uang pembagian, saya mengikuti saran paman saya, yaitu mengembalikan uang dari sawah untuk membeli sawah lagi,” ujar Widodo.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan