Pelatih Marching Band Kabur saat Ketahuan Piagam Palsu, Wali Murid Marah: Anak Kami Trauma
SEMARANG, KOMPAS.com – Pelatih marching band yang terlibat kasus piagam penghargaan palsu di seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah 2024 masih belum ada kabar.
Pelatih berinisial S itu juga mangkir dari panggilan Polrestabes Semarang dan Inspektorat.
Wali murid dari 69 calon peserta didik (CPD) yang mengikuti Malaysia international virtual band championship tahun 2022 itu merasa ditipu oleh pelatih dan marah lantaran S kabur.
Pasalnya, mereka sangat mempercayai S yang membimbing anak-anaknya sejak mengikuti ekstrakurikuler pada kelas VII. Sejak awal S dan sekolah juga memberitahu mereka bila anak-anaknya mendapat juara 1 dalam perlombaan itu.
Baca juga: Polemik Piagam Palsu PPDB Jateng, Wali Murid Mengaku Ditipu Pelatih Marching Band
“Kami sangat marah, apa sih yang dia pertaruhkan, demi reputasi atau apa? Masak dia tega sama anak-anak, anak-anak sangat patuh sama pelatih, bahkan mereka sakit enggak berani ninggalin latihan, sebegitu cintanya sama eskul,” ungkap Indah, salah satu perwakilan wali murid SMPN 1 Kota Semarang, Minggu (14/7/2024).
Menurutnya, sikap pelatih sangat ceroboh dan tidak bertanggung jawab memikirkan dampak dan masa depan pelajar yang dia latih selama ini.
“Marah, orangtua tertipu mentah-mentah geram sekali. Beliau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan masa depan anak-anak dan efeknya kan mereka trauma, padahal dia selalu dibela anak-anak, sebegitu tega pelatihnya memperlakukan anak-anak,” lanjut Indah.
Namun pada hari terakhir pendaftaran atau verifikasi berkas 27 Juni 2024, pihaknya mendapat info piagam itu tidak absah dari Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan pariwisata (Disporapar) Jateng karena sebelumnya pelatih mengajukan legalisir piagam itu ke Disporapar.
Mereka baru mendapati kebenaran bahwa juara yang diperoleh anak-anak dari perlombaan vitual di Malaysia itu juara 3.
Hal itu akhirnya membuat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng menganulir poin piagam itu.
Para wali murid pun beramai-ramai menelpon pelatih untuk meminta kejelasan dan pertanggungjawaban. Namun S hanya sekali mengangkat telepon mereka lalu hilang tanpa kabar tanpa menuruti permintaan mereka unutk bertemu.
“Tanggal 27 Juni ditelepon beberapa orang tua masih diangkat, pas ditelpon, bilang saya bingung. Kita marah, kita minta dia mendatangi kita setelah ada surat dari Disporapar, tapi dia enggak dateng, setelah itu beliau menghilang. Itu terakhir komunikasi sampai sekarang enggak tau di mana itu orang,” katanya.
Menurut keterangan yang dia peroleh dari Disporapar, Plh Deta telah menerima pengakuan salah dari pelatih. Lalu Deta juga menawarkan pelatih untuk melegalisir piagam asli yang mencantumkan juara 3 atau bronze, tapi pelatih menolak.
“Tapi menurut Disporapar menawarkan mengubah jadi bronze, dibantu untuk legalisir, pelatih menolak. Nah di situ mereka ditanya, kok ditolak? Ada apa?” Beber Indah.
Dia menceritakan anak-anak masih syok dan tidak menyangka piagam ini bermasalah. Bahkan mereka juga mendapat tekanan dan hinaan dari teman yang tidak satu eskul.
“Bener-bener mentalnya jatuh, mereka juga malu, kok bisa ya kan kami enggak kaya gitu, perjuangan mereka bertahun-tahun latihan dari kelas 7 tiba-tiba dapat keadaan kaya gini hancurnya tidak bisa dibayangkan,” tuturnya.
Kini sebagian wali murid masih memperjuangkan audiensi melalui Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu untuk mencari titik terang bagi anak-anaknya.
Mereka tetap berharap agar Disdikbud Jateng berkenan untuk mengganti piagam palsu dari pelatih dengan piagam lainnya yang dimiliki anak-anaknya. Apalagi anak-anak itu disebut pernah tampil di Istana Negara RI.
“Kami ingin anak-anak tetep mendapat haknya bersekolah di sekolah yang mereka pilih, pertama kali itu yang kami perjuangkan kemarin, semoga pihak terkait terutama disdik bisa mempertimbangkat hal tersebut, karena ini bukan kesalahan anak-anak atau orang tua CPD,” tandasnya.
Baca juga: Kasus Piagam Palsu di PPDB Jateng Naik ke Tahap Penyidikan, Saksi Kunci Kembali Mangkir
Sebelumnya diberitakan, Pemprov Jateng menganulir 69 CPD yang menggunakan piagam palsu dalam PPDB Jateng 2024 untuk mendaftar di SMAN/SMKN di Jateng.
Piagam itu digunakan untuk mendaftar sejumlah sekolah yakni, SMAN 3 Semarang, SMAN 1 Semarang, SMAN 5 Semarang, SMAN 6 Semarang, SMAN 14 Semarang, SMKN 6 Semarang dan SMKN 7 Semarang.
Mereka tetap boleh mengikuti PPDB tanpa menyertakan nilai atau poin prestasi dari piagam tersebut.
Namun kini hanya 7 yang lolos seleksi PPDB tanpa tambahan poin dari piagam.
Sementara pelatih mangkir dari panggilan polisi dan tidak ditemukan saat dicari ke kediamannya di Semarang.
“Hasil pemeriksaan piagam berjenjang kejuaraan internasional di Malaysia Championship tahun 2022 itu, diragukan keabsahannya, sehingga tidak bisa digunakan dikomponen nilai akhir jalur prestasi,” tegas Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana di kantornya, Selasa (10/7/2024)