Informasi Terpercaya Masa Kini

Elon Musk Gugat Perusahaan Pembuat ChatGPT, Ini Kedua Kalinya

0 10

KOMPAS.com – Pengusaha miliarder Elon Musk kembali menggugat OpenAI, serta co-founder OpenAI Sam Altman dan Greg Brockman.

Ini merupakan kedua kalinya Musk menggugat OpenAI pada 2024 ini. Sebelumnya, pada Maret lalu, Musk menggugat perusahaan pembuat ChatGPT karena melanggar perjanjian kontrak awal pendirian dan lebih fokus mencari keuntungan materiel. Namun, Musk mencabut gugatannya tanpa penjelasan pada Juni 2024.

Selang lebih dari sebulan sejak pencabutan gugatan, Elon Musk kembali menyeret nama OpenAI, Sam Altman, dan Greg Brockman ke pengadilan.

Musk menuduh Altman dan Brockman memanipulasi dirinya agar ikut mendirikan “usaha nirlaba palsu mereka” dengan menjanjikan bahwa OpenAI akan lebih aman dan lebih transparan. Dengan ini, Musk menuduh OpenAI melanggar undang-undang pemerasan federal dalam konspirasi.

Baca juga: Elon Musk Cabut Gugatan Hukum Atas OpenAI dan Sam Altman

Gugatan baru ini diajukan di pengadilan federal di California Utara, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Rabu (7/8/2024).

Isi gugatan

Elon Musk memang pernah bersama-sama Sam Altman mendirikan OpenAI pada 2015. Ketika itu, Altman dan Brockman dilaporkan meyakinkan Elon Musk untuk membantu mendirikan dan mendanai startup OpenAI pada tahun 2015.

Musk meninggalkan dewan direksi OpenAI pada tahun 2018. Ketika itu, Musk ditawari saham OpenAI, tetapi menolak menerimanya karena alasan prinsip.

Saat mendirikan OpenAI pada 2015, Musk menyebut ada perjanjian bahwa mereka akan menjadi organisasi nirlaba yang berfokus untuk melawan ancaman persaingan dari Google.

Dalam gugatan disebutkan bahwa perjanjian pendirian tersebut mengharuskan OpenAI untuk membuat produk teknologinya “tersedia secara gratis” untuk publik.

Kenyataannya, OpenAI kini menyediakan layanan ChatGPT gratis maupun berbayar lewat ChatGPT Plus. Elon Musk menilai OpenAI sekarang fokus pada komersialisasi penelitian jenis kecerdasan buatan tipe Artificial General Intelligence (AGI), setelah bermitra dengan Microsoft.

Baca juga: ChatGPT Plus Moncer, Pendapatan OpenAI Tembus Rp 24 Triliun pada 2023

Tak hanya berkhianat soal model bisnis, Musk juga menuduh OpenAI sudah menjadi anak Microsoft setelah disuntikkan dana sekitar 13 miliar dollar AS.

“Namun kenyataannya, OpenAI, Inc. telah bertransformasi menjadi anak perusahaan sumber tertutup secara de facto dari perusahaan teknologi terbesar di dunia: Microsoft. Di bawah dewan barunya, mereka tidak hanya mengembangkan tetapi juga menyempurnakan AGI untuk memaksimalkan keuntungan bagi Microsoft, bukan untuk kepentingan kemanusiaan”, tulis gugat Musk yang pertama.

“Ini adalah pengkhianatan terhadap Perjanjian Pendirian”, lanjut isi gugatan.

Dalam gugatan pertama, CEO dan pendiri Tesla ini juga meminta pengadilan memaksa OpenAI untuk membuat penelitian dan teknologinya tersedia untuk umum dan mencegah startup tersebut menggunakan asetnya, termasuk model bahasa besar (LLM) GPT-4, untuk keuntungan finansial Microsoft atau individu mana pun.

Elon Musk disebut ingin kendali atas OpenAI?

Sebagai tanggapan atas gugatan yang dilontarkan Musk, OpenAI mengatakan bahwa tidak pernah ada perjanjian pendirian semacam itu.

OpenAI juga memberikan bukti e-mail yang cukup kuat yang menunjukkan bahwa Elon Musk tidak hanya tahu tentang rencana OpenAI untuk menjadi komersial dan berorientasi pada keuntungan, tetapi juga menyetujuinya.

Malahan, Musk kabarnya pernah berkata bahwa OpenAI tidak memiliki kemungkinan untuk sukses kecuali jika mengumpulkan beberapa miliar dolar per tahun, sebuah masalah pendanaan yang bisa diselesaikan Musk dengan syarat memiliki kendali atas OpenAI.

“Ketika kami mendiskusikan struktur nirlaba untuk memajukan misi, Elon ingin kami bergabung dengan Tesla atau dia ingin kendali penuh,” kata OpenAI.

“Ketika dia meninggalkan (Open AI) pada akhir Februari 2018, dia mengatakan kepada tim kami bahwa dia mendukung kami untuk menemukan jalan kami sendiri guna mengumpulkan miliaran dolar,” tambah OpenAI.

Elon Musk pada 2015 turut mendirikan OpenAI bersama dengan CEO saat ini, Sam Altman. Musk pun disebut menyumbang dana sebesar 44 juta dollar AS (sekitar Rp 716 miliar) untuk perusahaan yang berbasis di San Francisco itu.

Baca juga: Elon Musk Jadi CEO dengan Gaji Tertinggi di Dunia

Namun, melihat bahwa OpenAI kini telah sukses dan berhasil mengumpulkan dana dari perusahaan teknologi Microsoft sebesar 10 miliar dollar AS (sekitar Rp 162 triliun), Musk disebut ingin mengeklaim hasil dari perusahaan yang awalnya ia dukung tersebut.

OpenAI dalam pengajuan pengadilannya juga menyatakan bahwa gugatan Musk tersebut didasarkan pada klaim yang tidak koheren, menggambarkannya sebagai upaya yang dibuat-buat oleh Musk untuk memajukan kepentingan AI-nya sendiri.

“Melihat kemajuan teknologi luar biasa yang telah dicapai OpenAI, Musk sekarang menginginkan kesuksesan itu untuk dirinya sendiri,” kata pengacara OpenAI.

Leave a comment