Gen Z, Begini Cara Menabung dari Gaji Bulanan
JAKARTA, KOMPAS.com – Generasi Z atau Gen Z memiliki beberapa sifat yang mencolok dalam hal mengelola keuangan. Salah satunya adalah Gen Z disebut malas menabung.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, ada tiga fenomena yang membuat generasi Z atau Gen Z sulit mengelola keuangan dengan bijak.
Ketiga fenomena itu adalah mentalitas hidup hanya sekali alias You Only Live Once (YOLO), takut ketinggalan tren alias Fear of Missing Out (FOMO), dan khawatir dengan pendapat orang lain alias Fear of Other People’s Opinion (FOPO).
Baca juga: 3 Fenomena Ini Bikin Gen Z Sulit Mengelola Keuangan, Apa Saja?
Dia menjelaskan, fenomena YOLO membuat gen Z fokus pada kesenangan semata dengan alasan karena hidup hanya sekali. Hal inilah yang membuat gen Z malas untuk menabung dan berinvestasi dan lebih memilih untuk menghabiskan uangnya.
“Pengen beli ini ya karena hidup cuma sekali ya dibeli, ini yang membuat generasi Z enggak mau investasi karena semua yang dimiliki habis,” ujarnya dalam pembukaan Indonesia Sharia Financial Olympiad 2024 yang disiarkan secara virtual, beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, kabar baiknya, Gen Z masih berusia di bawah 30 tahun, dan punya banyak waktu untuk menabung dan mengembangkan kebiasaan finansial yang cerdas.
“Namun, ini bukanlah proses yang dapat terjadi dalam semalam,” kata Douglas Boneparth, perencana keuangan bersertifikat dan pendiri Bone Fide Wealth, dikutip dari CNBC, Minggu (25/8/2024).
Baca juga: 63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya
Ia mendesak Gen Z untuk mengabaikan tekanan dari media sosial atau orang-orang di sekitar mereka dan melakukan yang terbaik untuk hidup mereka.
“Situasi keuangan setiap orang berbeda. Jika Anda fokus pada diri sendiri dan mengerjakan apa yang dapat Anda kendalikan, Anda akan menjadi lebih baik karenanya. Menabung itu bagus, tetapi disiplin dalam mengelola uang jauh lebih baik,” ujar Boneparth.
Masa muda Gen Z menjadi alasan yang lebih kuat untuk mulai menabung dari sekarang, kata Winnie Sun, perencana keuangan bersertifikat dan salah satu pendiri Sun Group Wealth Partners.
“Saat Anda masih muda, ada dua cara untuk membangun kekayaan. Saya selalu berkata, Anda sudah memiliki kekayaan, lalu Anda menjadi lebih kaya, dan itu bagus. Atau yang kedua, Anda punya banyak waktu,” tutur Sun.
Baca juga: 3 Hal yang Bisa Dilakukan Gen Z untuk Ubah Kecemasan jadi Produktivitas
“Bagi Gen Z, Anda pasti punya banyak waktu. Bahkan jika Anda menabung dan menginvestasikan sedikit saja sekarang, itu akan berkontribusi dan bertambah menjadi jumlah tabungan yang sangat signifikan di masa depan,” imbuh dia.
Berikut cara menabung dari gaji bulanan untuk Gen Z.
1. Kelola gaji bulanan
Tidak selalu ada pendekatan yang cocok untuk semua orang dalam menabung, tetapi Anda dapat mulai berpikir untuk menjadi disiplin secara finansial dengan memantau biaya pengeluaran dan uang yang tersisa.
Katakanlah Anda memiliki sisa uang Rp 200.000 setelah menutupi semua pengeluaran Anda untuk bulan tersebut. Pikirkan tentang cara mengelola uang itu, daripada menghabiskannya, saran Boneparth.
Baca juga: Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z
Ini bukan praktik yang rumit, tetapi membantu melatih otak Anda untuk mengambil langkah mundur dan memikirkan tujuan dan masa depan Anda.
“Jika Anda memiliki minggu yang baik, Anda mungkin tergoda untuk memanjakan diri dengan berbelanja secara impulsif. Namun, ada baiknya untuk berhenti sejenak dan mempertimbangkan bagaimana hal itu akan memengaruhi tujuan finansial yang telah Anda tetapkan untuk diri sendiri,” ungkap Boneparth.
Jika Anda lebih suka menggunakan persentase, metode umum yang dipakai adalah metode 50-30-20 untuk membagi gaji, yakni menyisihkan 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan, dan 20 persen untuk tabungan.
Namun, jika Anda berusia 20-an, Sun menyarankan untuk menyesuaikan persentase tersebut dengan menyisihkan 25 persen untuk tabungan, setidaknya selama 10 tahun.
Baca juga: Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z
2. Simpan cukup uang untuk masa-masa sulit
Meskipun Anda belum membangun disiplin finansial, Anda setidaknya harus menabung untuk sejumlah skenario terburuk, seperti kehilangan pekerjaan. Ini yang disebut dengan dana darurat.
“Itu mungkin terlihat seperti menyisihkan cukup uang untuk menutupi biaya hidup selama tiga hingga enam bulan,” ungkap Boneparth.
Tujuan yang lebih ambisius mungkin adalah biaya hidup selama enam hingga sembilan bulan, tetapi apa pun itu, pikirkan tentang apa yang mungkin Anda butuhkan untuk bertahan hidup jika arus kas Anda terganggu, tutur dia.
“Merupakan ide yang baik untuk mulai memikirkan di mana Anda ingin menempatkan uang tersebut dan apa tujuan dari tabungan tersebut,” ucap Boneparth.
Baca juga: Begini Cara Asuransi Masa Kini Jawab Kebutuhan Gen Z
3. Evaluasi tujuan Anda
Setelah Anda menabung cukup banyak untuk hidup dengan nyaman setidaknya selama tiga bulan, inilah saatnya untuk menetapkan beberapa tujuan, seperti melunasi utang, membeli rumah, atau menabung untuk masa pensiun.
Dari sana, Boneparth merekomendasikan untuk mempertimbangkan tiga aspek berikut dari masa depan keuangan Anda, yakni sebagai berikut.
- Berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk mencapai tujuan keuangan Anda, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya?
- Kapan Anda ingin mencapai setiap tujuan?
- Tujuan mana yang ingin Anda prioritaskan?
“Prioritas Anda membantu menentukan tujuan mana yang akan didanai lebih awal atau lebih besar daripada tujuan lainnya,” sebut Boneparth.
Baca juga: Apa Itu Soft Saving, Tren Keuangan yang Populer di Kalangan Gen Z?
Dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut, Anda dapat mulai membuat rencana tabungan efektif yang sesuai dengan gaya hidup dan masa depan yang Anda bayangkan.