Detik-Detik Saat Israel Tembak Mati Warga Amerika di Bagian Kepala
REPUBLIKA.CO.ID, Aysenur Ezgi Eygi (26 tahun), tewas setelah terluka parah saat berpartisipasi dalam protes terhadap perluasan permukiman ilegal Israel di kota Beita, selatan Nablus. Demikian dilaporkan badan Wafa Palestina.
Seorang aktivis yang bersama Eygi mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dia dan relawan lain dari Gerakan Solidaritas Internasional menghadiri demonstrasi pekanan di Beita.
Aktivis tersebut mengatakan mereka mundur dari tentara yang menembakkan gas air mata ke arah massa. Kemudian dua butir peluru tajam ditembakkan ke arah kelompok tersebut. Salah satunya mengenai kepala Eygi.
“Ketika dia ditembak, dia berdiri di sana dan tidak melakukan apa pun bersama seorang perempuan lainnya. Itu adalah tembakan yang disengaja karena mereka menembak dari jarak yang sangat, sangat, sangat jauh,” kata aktivis yang tidak mau disebutkan namanya itu.
“Itu adalah tembakan yang disengaja ke kepala.”
Tentara Israel mengkonfirmasi insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka membalas dengan tembakan ke arah penghasut utama para aktivitas kekerasan yang melemparkan batu ke arah pasukan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menyampaikan belasungkawa kepada keluarganya dan mengatakan mereka segera mengumpulkan lebih banyak informasi mengenai insiden tersebut. Kemenlu sebut tidak ada prioritas yang lebih tinggi daripada keselamatan dan keamanan warga negara Amerika.
Rekaman yang dilihat MEE menunjukkan kepala Eygi yang berlumuran darah dibalut, dan video lain saat dia dibawa ke ambulans di kebun zaitun.
Fouad Nafaa, kepala rumah sakit Rafidia di dekat Nablus, mengatakan kepada Reuters bahwa aktivis tersebut tiba dalam kondisi sangat kritis dengan luka serius di kepala. “Kami mencoba melakukan operasi resusitasi padanya, namun sayangnya dia meninggal,” katanya.
Kementerian luar negeri Turki menggambarkan kematian Egyi sebagai pembunuhan yang dilakukan oleh pemerintahan Netanyahu.
“Israel berusaha mengintimidasi semua orang yang datang membantu Palestina dan berjuang secara damai melawan genosida,” kata kementerian tersebut, yang mengatakan bahwa dia adalah warga negara Turki.
“Kebijakan kekerasan ini tidak akan membuahkan hasil.”
Serangan Tepi Barat
Pasukan Israel melancarkan operasi besar di Tepi Barat pada 28 Agustus.
Pada Jumat, media Palestina mengatakan seorang anak berusia 13 tahun bernama Bana Amjad Bakr meninggal setelah ditembak di dada oleh pasukan Israel di desa Qaryut, selatan Nablus.
Serangan tersebut, yang sejauh ini telah mengakibatkan 39 kematian warga Palestina, melibatkan tentara yang didukung oleh kendaraan lapis baja dan buldoser. Mereka menargetkan kota-kota besar dan kecil di seluruh wilayah pendudukan.
Wafa mengatakan Eygi terlibat dalam kampanye untuk melindungi petani dari kekerasan pemukim Israel, yang meningkat sejak serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober dan perang berikutnya di Gaza.
Dia adalah anggota ketiga Gerakan Solidaritas Internasional yang dibunuh oleh Israel. Sebelumnya, Rachel Corrie tertimpa buldoser di Rafah di Jalur Gaza pada 16 Maret 2003, sementara Tom Hurndall ditembak mati di Gaza pada Januari 2004.
Oncu Keceli, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, mengatakan kepada MEE bahwa mereka akan menindaklanjuti kasus Eygi dari “perspektif hukum dan konsuler” dan ingin agar pembunuhnya diadili.
“Keluarganya akan memutuskan di mana jenazahnya akan dipindahkan dan di mana dia akan dimakamkan,” katanya.
“Jika diputuskan pemakaman akan dilakukan di Turki, layanan konsuler akan disediakan oleh negara kami.”