Babak Baru GOTO: Tarik Saham Treasuri, Fundamental Makin Kuat
Bisnis.com, JAKARTA – Emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menyampaikan pemegang saham perseroan telah menyetujui agenda pengurangan modal dengan cara menarik kembali saham treasuri GOTO. Lalu, apakah hal ini akan berpengaruh ke fundamental GOTO?
Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menjelaskan penarikan saham treasuri ini dapat berpengaruh positif terhadap fundamental GOTO, dari sisi laba bersih per saham.
“Penarikan saham treasuri ini mungkin lebih ke arah jumlah lembar saham yang beredar di masyarakat berkurang. Secara fundamental dampaknya lebih positif terhadap kenaikan dari sisi laba bersih per lembar saham ya,” kata Joezer.
Meski demikian, lanjut Joezer, fokus utama investor untuk GOTO lebih ke arah fundamental GOTO yang sudah mengalami perbaikan. Investor menanti perbaikan top line yang mendukung GOTO untuk menjadi perusahaan yang lebih profitable.
Joezer juga menyebutkan GOTO memberikan pedoman untuk mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan impas (breakeven) untuk keseluruhan tahun 2024.
“Kalau memang pedoman tersebut tercapai, seharusnya itu akan menjadi suatu katalis terhadap saham GOTO,” ucapnya.
Baca Juga : : Prospek Saham GOTO Usai Demo Driver Ojol Minta Penyesuaian Tarif
Selain dari sisi fundamental yang membaik, lanjut Joezer, di sisi lain manajemen GOTO telah mengalokasikan dana sebesar US$200 juta untuk melakukan share buyback. Hal ini menurut Joezer akan memperbaiki harga saham GOTO ke depannya.
“Jadi yang mungkin harapannya bisa mengurangi sebagian kelebihan pasokan saham juga di pasar,” tutur Joezer.
Baca Juga : : Kabar Terkini 13 Startup Berhasil IPO dari TOSK, BUKA hingga GOTO: Untung atau Buntung?
Sebagaimana diketahui, GOTO telah mendapatkan persetujuan untuk melakukan pengurangan modal dengan cara menarik kembali saham treasuri GOTO yang berasal dari saham yang dibeli kembali oleh GOTO pada 2021 sebelum GOTO melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dan saham yang diperoleh oleh GOTO dari pelaksanaan program stabilisasi harga saham GOTO pasca-IPO (greenshoe) pada 2022.
Direktur Utama GOTO Patrick Walujo mengatakan GOTO akan terus fokus untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dengan memperluas jangkauan ke lebih banyak konsumen, baik yang mementingkan value maupun mengutamakan kenyamanan.
“GOTO akan terus menyeimbangkan pertumbuhan bisnis dengan manajemen biaya yang disiplin, dan tetap berada di jalur yang tepat untuk mencapai target EBITDA yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun 2024,” ucap Patrick.
Sebagai informasi, GOTO menyampaikan akan mengurangi modal ditempatkan dan disetor perseroan dengan menarik kembali sebanyak 10,26 miliar (10.264.665.616) saham Seri A GOTO.
Saham tersebut merupakan saham yang dibeli kembali di masa sebelum IPO dan saham yang diperoleh oleh GOTO dari pelaksanaan program stabilisasi harga saham perseroan setelah atau greenshoe.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, GOTO tercatat melakukan greenshoe terhadap 6,09 miliar saham pada 2022. Greenshoe tersebut dilakukan GOTO untuk menstabilkan harga saham dalam periode 30 hari setelah resmi tercatat atau listing di Bursa Efek Indonesia.
GOTO membeli saham tersebut dalam rentang harga Rp310-Rp338 per saham atau dengan harga rata-rata pembelian sebesar Rp323,1 per saham. Apabila diperinci, GOTO mengeluarkan dana sekitar Rp2,04 triliun untuk melakukan aksi greenshoe tersebut.
Sementara itu, untuk pembelian kembali saham pra-IPO, GOTO diperkirakan mengeluarkan dana sebesar Rp1,78 triliun.
Dalam prospektusnya, GOTO menyebut pembayaran atas saham treasuri dari pembelian kembali saham Pra-IPO ke dalam treasuri yang menjadi kepemilikan GOTO sebanyak 10,26 miliar saham Seri A. Saham-saham tersebut tercatat dengan nilai sebesar sejumlah Rp1,78 triliun.
Dengan aksi penarikan kembali saham treasuri tersebut, maka sisa saham treasuri GOTO akan menjadi 3,82 miliar saham, dari jumlah saat ini yang sebesar 14,08 miliar saham treasuri.