Ridwan Kamil soal Tweet Lamanya Viral: Maafkan Aku yang Dulu, Saatnya Move On
Bakal calon Gubernur Jakarta, Ridwan Kamil, tengah menjadi sorotan. Ini terkait sejumlah cuitan terdahulu di akun X pribadinya yang belakangan menjadi viral.
Twit itu berisi kritikan keras ke pemerintah termasuk DPR dibuat pada 2010-2012 hingga terhadap kondisi Jakarta. Sejumlah tangkapan layar twit yang dibuat Ridwan Kamil juga beredar luas di media sosial.
“Mari kita lawan akal-akalan DPR dengan akal sehat,” tulis Ridwan Kamil pada (2/7/’2012) dikutip Minggu (24/8).
“Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter org JKT. #citybranding,” twit lainnya yang dibuat pada 6 Juni 2011.
Ridwan Kamil Beri Penjelasan dan Sampaikan Permintaan Maaf
Terbaru, Ridwan Kamil lewat akun X-nya memberi penjelasan. Dia mengatakan, twit itu dibuatnya sebelum menjadi pejabat publik. Saat itu, dia merasa tak jauh beda dengan netizen saat ini yang dianggap kerap menyampaikan ekspresi secara bebas.
“Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas,” demikian penjelasannya di akun X akun @ridwankamil, dikutip Minggu (25/8).
“Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid,” sambungnya.
Seiring berjalannya waktu, lanjut Ridwan Kamil, berbagai kesempatan dilaluinya hingga terpilih jadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Barat. Ia mengaku, kondisi yang dulu itu berbalik menghampirinya. Ia yang sekarang menjadi pejabat publik kerap jadi bahan kritikan.
“Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari wali kota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar,” ujarnya.
Menurutnya, semua orang juga mengalami fase yang dilaluinya. Ia lalu mencontohkan bagaimana siklus seseorang dari masa anak-anak, remaja hingga orang tua.
“Konon setiap orang akan melewati fase-fase jadi tukang protes, anak muda yang rebel penuh kritik dan sinisme. Tapi semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri,” imbuhnya.
“Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orangtuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orang tua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, “Oh gitu ya saya dulu”, dan “Ternyata begini rasanya di posisi ini.,” sambungnya.
Masih dalam twit tersebut, Ridwan Kamil menyampaikan permohonan maaf. Ia menyadari di masa lalu sikapnya kurang terlalu bijak.
“Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini,” lanjut twit tersebut.
“Saya banyak belajar. Saya tidak membela diri atau berusaha membenarkan. Itu memang saya yang dulu, saya yang kurang bijak.Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya. Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on,” tutup unggahan tersebut.