Sayap Hamas Akui Ledakan Bom di Tel Aviv, Siapkan Banyak Kejutan
TEMPO.CO, Jakarta – Sayap bersenjata Hamas, Jihad Islam, pada Senin, 19 Agustus 2024, mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom di dekat sinagoga di Tel Aviv. Dalam pernyataannya, Brigade tersebut menambahkan bahwa operasi mati syahid akan diteruskan di wilayah Israel selama pembantaian dan pembunuhan di wilayah Gaza terus berlanjut.
Jihad Islam menyinggung serangan Israel di Gaza dan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada 31 Juli di Teheran. Israel tidak mengklaim atau membantah bertanggung jawab atas kematian Haniyeh di ibu kota Iran.
Perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober tahun lalu ketika orang-orang bersenjata Hamas menyerbu perbatasan menuju komunitas Israel. Serangan Hamas itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 sandera menurut penghitungan Israel. Israel melakukan serangan balasan ke Gaza hingga menewaskan sedikitnya 40.000 orang.
Ledakan hari Minggu di Tel Aviv terjadi sekitar satu jam setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Tel Aviv. Blinken datang untuk mendorong gencatan senjata di Gaza guna mengakhiri perang 10 bulan antara Israel dan Hamas.
Polisi Israel menggambarkan ledakan bom di Tel Aviv sebagai serangan teroris. Seorang pria yang membawa bom tewas dan seorang pejalan kaki terluka dalam insiden Minggu malam, menurut polisi di tempat kejadian.
REUTERS | AL ARABIYA
Pilihan editor: Angkut Turis Asing, Kapal Pesiar Super Mewah Tenggelam di Italia