Informasi Terpercaya Masa Kini

Murah! Starlink Kembali Kasih Diskon Langganan Internet di Indonesia

0 9

Starlink kembali menurunkan harga perangkat kerasnya di Indonesia hingga 50 persen dari harga awal Rp7,8 juta menjadi Rp3,9 juta. Penurunan harga itu berlaku hingga 16 September 2024. Berdasarkan situs resmi Starlink, harga perangkat keras yang semula sudah pernah turun menjadi Rp5,9 juta, kini kembali dipangkas menjadi Rp3,9 juta. Diskon ini hanya berlaku hingga pertengahan September 2024.

Untuk harga layanan bulanan, paket standar Starlink tetap berada di kisaran Rp750.000 dengan kuota tanpa batas. Sejak pertama kali masuk ke Indonesia, perangkat keras Starlink telah mengalami beberapa kali penurunan harga. Awalnya, harga perangkat ini turun 40 persen dari Rp7,8 juta menjadi Rp4,68 juta hingga 10 Juni 2024, kemudian kembali turun menjadi Rp5,9 juta, dan kini menjadi Rp3,9 juta.

Sebagai informasi, CEO SpaceX Elon Musk menghabiskan biaya sebesar USD45 juta atau sekitar Rp738 miliar untuk membangun satu satelit orbit bumi rendah atau Low Earth Orbit (LEO) Starlink. Tak hanya itu, Elon Musk berambisi akan meluncurkan 6.000 satelit Starlink tahun ini dengan investasi sebesar USD270 miliar atau Rp4.430 triliun. 

Sebagai informasi, uang yang dikeluarkan SpaceX untuk menerbangkan satelit LEO masih lebih murah dibandingkan dengan anggaran untuk menerbangkan satelit Geostationary Earth Orbit (GEO) dan Medium Earth Orbit (MEO). Untuk satelit GEO, SpaceX mengalokasikan belanja modal lebih mahal dibandingkan dengan satelit LEO.

SpaceX harus menyiapkan anggaran sekitar USD400 juta atau Rp6,56 triliun untuk menerbangkan satu satelit GEO. Sedangkan, satelit LEO, SpaceX hanya mengeluarkan uang senilai Rp738 miliar per satelit untuk menerbangkannya. Untuk belanja modal satelit MEO, SpaceX harus menyiapkan USD80–USD100 juta per satelit atau sekitar Rp1,31 triliun—Rp1,64 triliun per satelit. 

Satelit LEO memiliki latensi yang sangat rendah yakni 2–22 ms. Latensi sendiri adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari satu titik ke titik lain dan kembali lagi. Tak heran, Starlink mampu menawarkan akses Internet yang super cepat. Kelemahannya, satelit LEO memiliki umur yang lebih pendek, yakni di kisaran 5–10 tahun. Berbeda dengan satelit GEO dan MEO yang masing-masing di rentang 15–20 tahun dan 10–15 tahun.

Saat ini satelit LEO bukan hanya milik Starlink tetapi juga ada OneWeb, Project Kuiper milik Amazon, dan Telesat. Lalu, pemain satelit GEO terdiri dari Telkom, BRI, PSN, SES, Hughes, Viasat, hingga Jupiter Hughes. Sedangkan pemain MEO terdiri dari satelit GPS dan satelit cuaca. Untuk Starlink, Elon Musk berencana memiliki lebih dari 6.000 konstelasi satelit pada tahap awal.

Pada 13 Juni 2024, ada 6.613 satelit Starlink yang diluncurkan. Di mana, sebanyak 6.153 satelit Starlink di orbit dan yang bekerja ada 6.079 satelit, menurut laporan Astronom Jonathan yang melacak konstelasi di situsnya. 

Baca Juga: Percepat Produksi iPhone 16 Series, Foxconn Rekrut 50 Ribu Pekerja

Leave a comment