Paras Cantik Paskibraka Putri Berhijab dari Tahun ke Tahun,Terakhir Ayumi Putri Keturunan Jepang
TRIBUN-TIMUR.COM – Paras cantik Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) putri saat mengenakan hijab kala bertugas dalam HUT RI.
Kini peraturan melepas jilbab pada Paskibraka putri nasional 2024 yang baru diterbitkan tahun 2024 menuai sorotan.
Lepas hijab bagi Paskibraka putri adalah hal baru dan terjadi diakhir pemerintahan Presiden Jokowi.
Lepas hijab pertama kali terjadi setelah Paskibraka dipegang oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sejak 2022.
Diketahui sebelumnya, pengelola dan penanggung jawab program Paskibraka diemban oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Tak ayal, peraturan ini menuai polemik.
Polemik ini bermula dari Surat Edaran Deputi Diklat Nomor 1 tahun 2024.
Dalam surat edaran tersebut, pada saat pendaftaran, setiap calon Paskibraka tahun 2024 mendaftar secara sukarela untuk mengikuti seleksi administrasi dengan menyampaikan surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai Rp 10.000.
Salah satunya pernyataan menyanggupi persyaratan calon Paskibraka yang mencantumkan tata pakaian dan sikap tampang Paskibraka.
Pasalnya, dari tahun ke tahun Paskibraka putri diizinkan mengenakan jilbab dalam pengibaran bendera.
Beberapa Paskibraka putri berjilbab pun tercatat sukses dalam prosesi mengibarkan sang saka merah putih.
Bahkan sejak tahun 2019, dari tahun ke tahun pembawa baki Bendera Merah Putih tercatat memakai jilbab hingga tahun 2022.
Dilansir dari Wartakotalive.com, inilah 4 Paskibraka putri berjilbab dari tahun ke tahun:
Salma El Mutafaqqiha Putri Achzaabi
Salma El Mutafaqqiha Putri Achzaabi merupakan paskibraka perwakilan Provinsi Jawa Tengah.
Gadis ini juga dikenal dengan sifatnya yang disiplin.
Salma El Mutafaqqiha Putri Achzaabi yang bergabung dalam Tim Merah terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih.
Gadis kelahiran Malang ini merupakan anak dari pasangan Achmad Aswin Achzab dan Nursiah.
Salma juga terlihat mengenakan jilbab saat pengibaran bendera tahun 2019 lalu.
Salma El Mutafaqqiha Putri Achzaabi sempat mencuri perhatian publik karena mendapat kehormatan menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) pada 2019.
Dia merupakan salah satu dari 68 anggota paskibraka yang terpilih dari 34 provinsi di Indonesia.
Perempuan kelahiran Malang, tersebut menjadi wakil Jawa Tengah, daerah asalnya.
Tak sendirian, Jateng juga diwakili oleh Muhammad Fany Nur Wibowo yang merupakan murid SMA Negeri 1 Magelang.
Di usia yang saat itu 17 tahun, Salma El Mutafaqqiha sukses masuk ke dalam tim Merah dan terpilih menjadi pembawa baki bendera pusaka pada HUT ke-74 RI di Istana Negara.
Keberhasilan Salma tak lepas dari perjuangannya dalam berlatih menjadi Paskibraka.
Dia juga mengikuti ekstrakulikuler paskibraka di sekolahnya, SMA Pradita Dirgantara, Boyolali, Jawa Tengah.
Selama mengikuti ekstrakulikuler di sekolah, Salma dikenal sebagai sosok yang gigih dan disiplin.
Dia juga memiliki tekad kuat untuk menjadi Paskibraka Nasional.
Untuk menjadi Paskibraka Nasional, Salma harus melewati beragam proses seleksi.
Mulai dari latihan fisik, pengetahuan umum dan sejarah, serta psikotes.
Pada awalnya, Salma tak menyangka dirinya terpilih menjadi pembawa baki bendera Merah Putih.
Bahkan, dia sempat merasa tidak percaya diri menjadi pembawa baki pertama yang mengenakan jilbab.
Namun, Salma patut berbangga karena kerja keras dan usahanya selama ini terbayar setelah menjadi Paskibraka Nasional
Indrian Puspita Rahmadhani
Indrian Puspita Rahmadhani menjadi pembawa baki bendera merah putih dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8/2020).
Putri asal Provinsi Aceh tersebut merupakan siswi SMAN 1 Bireuen, Aceh
Indrian lahir di Bireuen pada 10 November 2003.
Saat membawa baki Indrian Puspita juga memakai jilbab plus masker berwarna putih karena dalam suasana pandemi Covid-19.
Indrian merupakan anak pertama dari pasangan M Faris A Roni Nurjaman dan Elly Hafni.
Yuk, mengenal sosok Indrian Puspita Rahmadhani, sang pembawa baki bendera yang bertugas di Istana Negara, 17 Agustus 2020.
Meski Indonesia sedang melawan pandemi Covid-19, upacara memperingati HUT ke-75 Kemerdekaan RI tetap dilangsungkan.
Upacara yang telah dilaksanakan pada 17 Agustus 2020 di Istana Negara menyisakan beragam cerita.
Satu di antaranya sosok anggota Paskibraka Nasional yang bertugas membawa baki bendera pusaka untuk dikibarkan.
Indrian Puspita Rahmadhani adalah siswi SMA Negeri 1 Bireuen, Aceh, yang tahun 2020 ini kembali dipanggil ke Istana Merdeka di Jakarta.
Indri, sapaan akrabnya, saat ini tercatat sebagai siswi kelas 3 di SMAN 1 Bireuen, Aceh.
Ia adalah salah satu siswi yang berprestasi di tingkat nasional.
Pada tahun 2019 lalu, saat Indri masih kelas dua SMA, ia terpilih sebagai salah seorang anggota Paskibraka, mewakili Aceh ke tingkat nasional di Istana Merdeka pada upacara HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2019.
Saat itu Indrian Puspita Rahmadhani menjadi anggota Pasukan 17 pada Upacara HUT RI di Istana Merdeka.
Gadis yang memiliki tinggi badan 173 Cm ini, tahun 2020 ini, kembali dipanggil ke Jakarta untuk menjadi salah satu anggota Paskibraka di Istana Merdeka pada 17 Agustus 2020.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Bireuen, Almuttaqin, kepada Serambinews.com, Kamis (30/7/2020).
Disebutkan Almuttaqin, pemanggilan kembali Indrian Puspita Rahmadhani, berdasarkan surat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Nomor 7.24.24/D.II-1/VII/2020, Perihal Undangan Diklat Calon Paskibraka Nasional 2020.
“Berdasarkan surat tersebut, tahun 2020 ini ada delapan orang Purna Paskibraka Nasional tahun 2019 yang dipanggil ke Istana Negara, salah satunya Indrian Puspita Rahmadhani,” sebut Almuttaqin.
“Indrian harus sudah ada di Jakarta pada 4 Agustus 2020 ini,” sebut Almuttaqin.
Putri pasangan Roni Nurjaman dan Ibu Ely Hafni (IRT), warga Gampong Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Bireuen ini, saat itu masih berada di Bireuen.
Namun keberangkatan Indran ke Jakarta telah dilakukan pelepasan oleh Bupati Bireuen, Dr H Muzakkar A Gani SH MSi, dalam acara silaturahmi dan pelepasan Indrian di rumah dinas Bupati Bireuen, Jalan Bireuen-Takengon, Km 1, Dusun Kommes Desa Meunasah Capa, Kota Juang, Bireuen, Rabu (29/7/2020).
Tambah Almuttaqin, sebelum terbang ke Jakarta, Indrian Puspita Rahmadhani terlebih dahulu ke Banda Aceh.
Yakni untuk melakukan berbagai persiapan administrasi serta direncanakan kembali akan dilepas oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Banda Aceh.
Prestasi yang telah diraih Indrian Puspita Ramadhani tidak terlepas dari dorongan dan kegigihannya selama mengikuti seleksi Paskibraka tahun lalu.
Selain itu, juga peran pembinaan Kasi Pemuda dan Purna Paskibra Bireuen dalam berbagai persiapan.
“Dengan doa dan dukungan dari orang tua, sahabat serta tekad, alhamdulillah saya bisa lolos dan bisa mewakili Aceh ke Paskibraka Nasional,” ujar Indri saat ditemui Serambinews.com usai acara pelepasan di rumah dinas Bupati Bireuen, Rabu (29/7/2020).
Indri juga mengharapkan doa dan dukungan dari masyarakat Aceh, terutama warga Bireuen, agar mampu memberikan yang terbaik untuk Aceh saat pengibaran bendera merah putih di Istana Merdeka tahun 2020 ini.
“Ini sesuatu yang sangat sulit, di tengah pandemi Covid-19, namun saya akan melakukan dan berusaha yang terbaik, demi membawa nama Aceh dan Bireuen di tingkat nasional,” ucap Indri terharu.
Perjuangan yang dilakukan Indrian Puspita Rahmadhani seperti seolah dibayar lunas.
Ardelia Muthia Zahwa
Posisi Ardelia Muthia Zahwa ini sangat spesial. Tidak semua anggota bisa mendapatkan kesempatan menjadi pembawa bendera merah putih.
Berdasarkan profil dan biodatanya, Ardelia adalah anggota Paskibraka 2021 yang menjadi perwakilan Sumatera Utara.
Seperti yang banyak diberitakan media nasional, ia merupakan gadis kelahiran Tebing Tinggi, 6 Desember 2004.
Ia merupakan siswi SMA Harapan 1 Medan.
Sosok Ardelia Muthia Zahwa sempat dikenal sebagai pembawa baki bendera merah putih di Istana Negara pada HUT RI ke 76 tahun 2021 silam.
Ardelia Muthia Zahwa kala itu mewakili Kota Medan dari SMA Harapan Medan.
Ia mengharumkan nama Sumatra Utara, karena terpilih menjadi perwakilan untuk membawa baki bendera merah putih pada upacara sakral kenegaraan tersebut.
Setelah lama tak ada kabarnya, kini putri kelahiran Kota Tebingtinggi dari pasangan Marsono dan Nurmala Santy itu dikabarkan sudah lulus Taruni Akmil tahun 2023.
Kabar tersebut diketahui dari unggahan akun Facebook orangtua Ardelia, @marsono_umar dan @nurmala_santy.
Tampak Ardelia mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDU) dan Pakaian Dinas Lapangan (PDL) khas Akademi Militer.
Sosok Ardelia Muthia Zahwa
Dilansir dari laman Kemenpora.id, Ardelia Muthia Zahwa merupakan wanita kelahiran Kota Tebingtinggi, 6 Desember 2004.
Ia sempat mengenyam pendidikan di SMA Harapan Medan.
Ardelia tercatat sebagai siswa ketiga yang terpilih dari SMA Harapan Medan ke tingkat nasional.
Saat terpilih menjadi pembawa baki bendera di Istana Negara, Ardelia mendapat reward dari SMA Harapan Medan.
Ia digratiskan membayar uang sekolah selama satu tahun.
Selama di sekolah, sosok wanita muda ini dikenal baik.
Ardelia juga dikenal sopan dan memiliki akhlak yang bagus.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kemahasiswaan, Suwito kala itu.
Diketahui, sebelum menjadi Taruni Akmil seperti saat ini, Ardelia sempat mengungkapkan bahwa dirinya berharap bisa mengabdi menjadi ASN melalui sekolah kepamongan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
Namun, kini Ardelia mengabdikan diri sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI).(alj/tribun-medan.com)
Ayumi Putri Sasaki
Ayumi Putri Sasaki merupakan pembawa baki Paskibraka Nasional 2022 di Istana Negara yang berasal dari Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Ayumi adalah siswi dengan asal sekolah SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jatim yang diketahui berdarah Jepang.
Pada upacara penurunan bendera Hari Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 2022, Ayumi Putri Sasaki didapuk menjadi pembawa baki bendera Merah Putih.
Dia tergabung dalam pasukan penurunan sang Merah Putih yakni tim Pancasila Sakti.
Sosok Ayumi Putri Sasaki Purna Paskibraka Nasional keturunan Jepang.
Diketahui bahwa ia gagal masuk Akademi Kepolisian (Akpol) lantaran kalah di peringkatan.
Kini Ayumi melatih Paskibraka Jawa Timur.
Ia tidak lagi bertugas menjadi Paskibra, melainkan melatih adik-adiknya.
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meminta Ayumi datang ke Surabaya.
Ayumi pun memenuhi panggilan tersebut sekaligus menerima tawaran BPIP untuk melatih Paskibraka Jatim.
Perempuan berparas cantik ini lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, pada tanggal 4 Agustus 2005.
Mengutip Tribun-Timur.com, Ayumi Putri Sasaki memiliki postur tinggi badan 169 cm.
Ayumi tergabung dalam Tim Pancasila Sakti, tim yang bertugas menurunkan bendera Merah Putih.
Ayumi Putri Sasaki adalah perempuan keturunan Jepang-Indonesia.
Ayumi Putri Sasaki merupakan siswi SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara.
SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara sendiri beralamat di Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jatim.
Gadis berpostur tubuh tinggi itu masih mempertahankan penampilannya dengan hijab.
Sempat Viral Pembawa Baki Tercantik
Ayumi adalah pembawa Baki Penurunan Bendera Merah Putih dalam upacara HUT ke-77 RI tahun 2022 di Istana Merdeka.
Ia merupakan siswi dengan asal sekolah SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jatim.
Melansir TribunJatim.com, Ayumi pernah bercita-cita menjadi seorang Polwan.
Ia mendaftar di Akademi Kepolisian (Akpol) 2024.
Namun harapan menjadi Polwan ia harus kubur tahun ini.
Ayumi tak lolos tahap perankingan.
Ayumi harus puas berada di peringkat 15.
Padahal, hanya ada 9 taruni yang diterima pada rekrutmen Akpol tahun itu.
Kondisi ini sempat membuat semangat dara bertinggi badan 169 centimeter itu kendor.
Meski gagal, Ayumi tetap mempersiapkan dirinya masuk Akpol pendaftaran selanjutnya.
BPIP Meminta Maaf
Sementara itu usai perkara jilbab menjadi polemik, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meminta maaf.
“BPIP menyampaikan terima kasih atas peran media memberitakan Paskibraka selama ini. BPIP juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas pemberitaan yang berkembang.
“BPIP mengapresiasi seluruh aspirasi masyarakat yang berkembang tersebut,” ujar Kepala BPIP Yudian Wahyudi seperti dimuat Kompas.com pada Rabu (14/8/2024).
Namun demikian BPIB memastikan tidak ada paksaan untuk melepas jilbab para Paskibraka.
Pihak BPIP memastikan para Paskibraka putri itu secara sukarela melepas jilbab mereka karena mengikuti peraturan yang ada.
“Penampilan Paskibraka putri dengan mengenakan pakaian, atribut dan sikap tampang sebagaimana terlihat pada saat pelaksanaan tugas kenegaraan yaitu Pengukuhan Paskibraka adalah kesukarelaan mereka dalam rangka mematuhi peraturan yang ada,” kata Yudian. (*)
Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Kini Jadi Polemik, Ini Sederet Paskibraka Pembawa Baki Bendera yang Berjilbab dari Tahun ke Tahun.