Informasi Terpercaya Masa Kini

Ridwan Kamil Dipaksa Lawan Anies di Pilkada Jakarta,Partai Golkar Dukung Dedi Mulyadi di Jawa Barat

0 7

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sepertinya dipaksa Lawan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, Partai Golkar dukung politisi Partai Gerindra, Dedi Mulyadi maju di Pilkada Jabar 2024. 

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan, Partai Golkar mendorong Dedi Mulyadi menjadi bakal calon Gubernur Jawa Barat 2024.

Hal tersebut diputuskan setelah DPP Partai Golkar dan Partai Gerindra melakukan pertemuan dan sepakat mendukung Dedi Mulyadi maju di Pilkada Jabar.

“Kan kita sudah perkembangan tadi pertemuan di Jawa Barat antara DPD Partai Golkar, dan juga DPD Partai Gerindra,” kata Airlangga Hartarto saat ditemui awak media di Djakarta Theater, Jumat (2/8/) malam.

“Ada juga pertemuan antara calon gubernur Jawa Barat saudara Dedi Mulyadi dengan pengurus Partai Golkar juga antara lain Wakil Ketua Pak Ade Ginanjar, Jadi pembicaraan sudah sampai sana (arah dukungan), ” ujarnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Gabung Gerindra Usai Tinggalkan Golkar, Penjelasan Jajaran Prabowo, Langsung Nyaleg!

Lalu, bagaimana dengan nasib Ridwan Kamil yang sebelumnya juga digadang-gadang bakal maju di Pilkada Jabar 2024?

Airlangga Hartaro mengatakan, dengan didukungnya Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar 2024 itu, berarti sudah jelas bahwa Ridwan Kamil akan didorong untuk maju di Pilkada Jakarta.

“Ya kan sudah jelas kalau Jawa Barat begitu. Berarti Jakarta siapa. Masih nanya. Apalagi Jakartanya KIM Plus,” ucap Menko Perekonomian itu.

Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F Paulus turut menanggapi ucapan Airlangga Hartarto yang memberi sinyal jika Ridwan Kamil bakal maju Jakarta setelah Partai Golkar mengusung Dedi Mulyadi di Jawa Barat.

“Ya itu yang kita, Pak Dedi di sana (Jawa Barat) berarti OTW (on the way) RK (ke Jakarta) jadi benar.”

“Mungkin baliho dipasang lagi kali ya, gimana setuju enggak?” kata Lodewijk ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2024) malam, dikutip dari TribunJabar.id.

Kendati demikian, Lodewijk mengatakan usulan ini belum menjadi keputusan resmi Partai Golkar.

Keputusan resmi tentang Pilkada Jakarta dan Jabar akan disampaikan sebelum 27 Agustus mendatang.

“Tanggal 27 Agustus sudah pengumuman, ya berarti sudah pasti (RK di Jakarta). Berarti sebelum tanggal 27,” ungkap Wakil Ketua DPR RI ini.

Baca juga: MA Putuskan Syarat Usia Calon Kepala Daerah Minimal 25 Tahun, Buka Pintu Kaesang Maju di Pilkada DKI

Direncanakan Sejak Awal

Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, menyebut skenario Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta 2024 dan Dedi Mulyadi berkontestasi di Jabar sudah sejak oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).

“Jika kemudian Kang Dedi Mulyadi yang dimajukan di (Pilkada) Jawa Barat dan Kang Emil maju di Jakarta, memang sejak awal seperti itu adanya. Meskipun kemudian dalam perjalanan terjadi dinamika,” katanya kepada Tribunnews.com, Sabtu (3/8).

Dengan putusan ini, Kamhar mengatakan Partai Demokrat menyambut baik dan menganggap pengusungan RK di Jakarta dan Dedi Mulyadi di Jabar merupakan proses politik yang berkemajuan.

“Kami tentu saja menyambut baik jika proses dan dinamika politik yang terbangun di KIM semakin berkemajuan, apalagi jika telah mengerucut.”

“Sejak awal Partai Demokrat pada posisi menunggu, siapa yang nanti akan diputuskan KIM sebagai cagub Jabar dan Jakarta,” tuturnya.

Baca juga: Daftar Tokoh Peluang Diusung Partai Megawati di Pilkada Jakarta, Anies Baswedan Sebut PDIP Menarik

Terkesan Dikorbankan

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga mengatakan bahwa elektabilitas Ridwan Kamil cukup mendukung untuk maju di Pilkada Jakarta.

Meskipun masih kalah dari Anies Baswedan, setidaknya elektabilitas Ridwan Kamil masuk tiga besar, sehingga Ridwan Kamil masih harus berjuang keras lagi untuk meningkatkan elektabilitasnya.

“Elektabilitas Ridwan Kamil masih jauh di bawah Anies Baswedan. Karena itu, Ridwan Kamil harus “berdarah-darah” untuk meningkatkan elektabilitasnya agar bisa bersaing dengan Anies,” ungkap Jamil saat dihubungi Wartakotalive.com, Sabtu (3/8).

Jamiluddin berpendapat bahwa Ridwan Kamil terkesan dikorbankan untuk melawan Anies di Jakarta.

Karena, elektabilitas Ridwan Kamil di Jabar tinggi, tapi kini dia harus meninggalkan modal politiknya itu demi bersaing dengan Anies di Jakarta.

Jika maju di Pilkada Jakarta,  Ridwan Kamil harus memulai dari awal lagi.

“Semua itu terjadi karena ego elite Partai Golkar yang rela mengorbankan kadernya untuk mengusung kader lain yang elektabilitasnya jauh di bawahnya,” ucap dia.

Bagi Jamiluddin, pengusungan Dedi Mulyani di Pilkada Jabar oleh Partai Golkar ini aneh.

Pasalnya, mereka mengusung sosok yang sebelumnya membelot dari Partai Golkar.

Sebagaimana diketahui, Dedi Mulyadi sebelumnya merupakan kader Partai Golkar sebelum akhirnya bergabung dengan Partai Gerindra.

Dari beberapa survei, elektabilitas Ridwan Kamil masih kalah dari Anies Baswedan.

Baca juga: Ahok Tantang Anies Baswedan Rematch Lagi di Pilkada Jakarta, Hasil Survei Kompas Favoritkan Keduanya

Mantan Gubernur Jawa Barat itu hanya memperoleh 13,1 persen dan duduk di peringkat ketiga.

Kalah juga dari Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang memiliki elektabilitas 23,8 persen.

Sementara itu, Anies Baswedan memimpin jauh dengan meraih 39,7 persen.

“Hampir 40 persen, tepatnya 39,7 persen (responden) itu memilih Anies Baswedan,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei secara daring.

“Ini top three ya. Selisih antara Anies dengan Ahok signifikan dan selisih antara Ahok dengan Ridwan Kamil signifikan. Nama-nama lain kecil-kecil (surveinya) di bawah 1,5 persen,” ujar Burhanuddin.

Sebagai informasi, survei dari Indikator ini dilakukan selama periode 18-26 Juni 2024 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 800 orang dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) ± 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.  (tribunnews)

Baca juga berita terkini Tribun Kaltara di Google News

Leave a comment