Komandan Hezbollah Tewas, Ditemukan di Reruntuhan Gedung di Beirut
KOMPAS.com – Hezbollah mengonfirmasi bahwa komandannya, Fuad Shukr tewas dalam serangan Israel di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024).
Jenazah komandan militer senior Hezbollah itu ditemukan di reruntuhan bangunan yang terkena serangan.
Fuad Shukr adalah pria berusia 60-an yang diyakini merupakan penasihat militer utama pimpinan Hezbollah Hassan Nasrallah.
Selain Fuad Shukr, ada empat korban lainnya yang tewas dalam serangan tersebut, dua di antara korban adalah anak-anak sementara sisanya adalah perempuan.
Sebelumnya, Israel Defense Forces atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa Fuad Shukr sudah menjadi target serangan negara tersebut.
Menurut Israel, serangan itu diluncurkan sebagai aksi balasan atas serangan roket Hezbollah yang menewaskan 12 orang di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7/2024).
Baca juga: Mengenal Dataran Tinggi Golan, Lokasi Konflik Israel-Hezbollah yang Menewaskan 12 Orang
Kronologi temuan jenazah Fuad Shukr
Kematian Fuad Shukr dikonfirmasi usai jenazahnya ditemukan di reruntuhan pinggiran selatan Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) malam waktu setempat, tepat 24 jam setelah serangan Israel dilancarkan di Beirut.
Dilansir dari Reuters, jasad pimpinan Hezbollah itu ditemukan di reruntuhan gedung bertingkat yang menjadi sasaran serangan Israel.
Gedung bertingkat tersebut tampak hancur dan rata dengan tanah. Puing-puing gedung hangus dan terbakar.
Para menteri dan anggota parlemen Lebanon mengunjungi lokasi kejadian pada Rabu (31/7/2024). Anggota parlemen Hezbollah Ali Ammar dalam kunjungan tersebut mengutuk keras serangan tersebut.
Ammar juga mengutuk keras serangan Israel yang menewaskan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
“Israel menuntut perang dan kami siap untuk itu. Insya Allah kami siap untuk itu,” kata dia.
Jenazah Fuad Shukr rencananya akan dimakamkan pada hari ini, Kamis (1/8/2024). Sekretaris jenderal Hezbollah, Hassan Nasrallah mengatakan akan menyampaikan pidato dalam prosesi pemakaman tersebut.
Baca juga: Konflik Israel-Hezbollah, 4 Negara Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
Serangan Israel di Beirut
Serangan Ismail di Beirut menargetkan sebuah bangunan di Haret Hreik, bagian dari pinggiran kota Dahiyeh di Beirut.
Lokasi tersebut merupakan daerah yang dibentengi dan padat penduduk. Dahiyeh sendiri dikelilingi oleh pos-pos pemeriksaan Hizbullah.
Serangan terjadi beberapa jam sebelum pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh tewas pada Rabu dini hari di Iran. Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kondisi yang memburuk. Pasalnya, Hezbollah adalah sekutu Hamas.
Dalam serangan itu, IDF mengumumkan telah menumpas Fuad Shukr pada Selasa (30/7/2024).
Hal itu disampaikan Kepala Staf IDF Herzi Halevi yang mengunjungi sebuah latihan militer di Utara pada Rabu (31/7/2024).
“IDF tahu bagaimana cara beroperasi dan mencapai jendela tertentu di sebuah lingkungan di Beirut. IDF juga tahu bagaimana cara menyerang di titik tertentu di bawah tanah. Dan kami juga tahu bagaimana cara bermanuver di dalam dengan sangat kuat,” katanya, dilansir dari The Jerusalem Post.
“Kami memiliki keyakinan dalam rencana kami untuk bergerak maju karena niat kami dengan Hizbullah adalah untuk tidak kembali ke tanggal 6 Oktober,” imbuh Halevi.
Menindaklanjuti serangan Israel di Beirut, Kabinet Lebanon mengadakan pertemuan darurat pada Rabu (31/7/2024) pagi untuk membahas serangan tersebut.
Dalam pertemuan tersebut Menteri Informasi Ziad Makary mengutuk serangan Israel di Beirut.
Ia mengatakan, Hezbollah akan melakukan serangan balasan meski Lebanon tidak menginginkan peperangan terjadi. Namun pemerintah khawatir bahwa situasi itu dapat semakin memburuk.
Serangan balasan Hezbollah sangat mungkin terjadi di kemudian hari. Sebab, tak lama setelah pengumuman Hezbollah, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku bahwa sejak serangan di Beirut, pihaknya kerap mendapat ancaman dari berbagai penjuru.
“Sejak serangan di Beirut, ada ancaman yang datang dari segala penjuru. Kami siap menghadapi skenario apapun,” kata Netanyahu, dilansir dari BBC.