Isi Rekaman CCTV Kasus Vina Cirebon Akhirnya Dibuka Iptu Rudiana: Gambar tak Jelas,Saya Tidak Ambil
SRIPOKU.COM – Iptu Rudiana akhirnya mengakui telah membuka isi rekaman CCTV kasus Vina Cirebon.
Ayah Eky, Iptu Rudiana pun mengakui bahwa ada CCTV di sekitar lokasi penemuan jasad Vina, Jembatan Talun Cirebon, Jawa Barat.
Iptu Rudiana mengutarakan alasan CCTV tidak diajukan menjadi bukti dalam sidang kasus Vina Cirebon.
CCTV di Jalan Perjuangan dan Jembatan Talun turut menjadi polemik dalam kasus Vina Cirebon.
Banyak kecurigaan bahwa CCTV merekam kejadian yang dialami Eky dan Vina pada Sabtu 27 Agustus 2016 silam.
CCTV kasus Vina semakin ramai diperbincangkan setelah terungkap bahwa anak buah Iptu Rudiana, Bripka Gugum Gumilar mengakui telah membuka isinya.
Pengakuan itu tertuan dari hasil putusan sidang kasus Vina Cirebon 2017 silam.
Baca juga: Tangis Iptu Rudiana di Atas Kuburan Jadi Parodi Netizen, Ayah Eky Siap Tantang dengan Sumpah Pocong
Kini Iptu Rudiana mengakui dia dan tiga anak buahnya memang mengecek beberapa CCTV.
“Saat kami berempat mencari informasi, ke TKP penemuan jasad, coba cari CCTV, jam 2 melintas Alfa saya masuk cek CCTV tapi tidak ada,” kata Iptu Rudiana.
Iptu Rudiana mengaku telah membuka isi rekaman CCTV.
“CCTV memang sempat saya lihat,” kata ayah Eky.
Iptu Rudiana mengungkap isi CCTV kasus Vina tidak jelas.
Kata Kapolsek Kapetakan Cirebon ini, CCTV tersebut tidak merekam ke arah Jembatan Talun.
“Namun CCTV tidak jelas menghadap jalan raya, cuma mengarah ke depan perumahan dan itu saya sampaikan ke penyidik,” kata Iptu Rudiana.
Ia merinci CCTV tidak mengarah ke Jembatan Talun.
“CCTV tidak mengarah ke flyover, ke jalan raya saja tidak melihat jelas, dan saya tidak mengambil,” kata Iptu Rudiana.
Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Susno Duadji sebelumnya menerangkan bahwa CCTV bisa mengungkap kebenaran kasus Vina Cirebon.
“HP bisa berbicara, CCTV akan berbicara, ada sekian CCTV disita kenapa gak dibuka?” kata Susno Duadji.
Susno Duadji menegaskan di dalam HP Vina dan Eky, serta HP terdakwa lainnya pasti ada bukti percakapan, atau bukti video.
Sehingga CCTV dan HP ini bisa menjadi alat bukti forensik untuk penyelidikan ulang kasus Vina Cirebon.
“CCTV kita harap dibuka, Mabes buka CCTV. HP Pegi, Vina dan Eky ditampah HP orang yang dihukum telah disita,” kata Susno Duadji.
Bantah Lakukan Penyiksaan ke Terdakwa
Sempat disebut lakukan penyiksaan ke terdakwa pembunuh Vina Cirebon, Kapolsek Kapetakan, Iptu Rudiana membantah.
Ia menceritakan kronologi sebenarnya soal penangkapan terpidana kasus Vina pada 2016 lalu.
Berbeda dari keterangan para terpidana, Iptu Rudiana menyebut tidak ada penyiksaan dalam penangkapan tersebut.
Iptu Rudiana mengaku mengetahui sosok pembunuh Vina dan Eky berdasarkan informasi dari Dede dan Aep.
Kala itu, ia tiba-tiba ditelepon Aep yang menginformasikan melihat para pelaku kasus Vina tengah berkumpul.
“Yang pasti saya dapat info dari Aep kalau dia melihat dan nampak orangnya. Ketika saya dapat informasi, saya tukar nomor sama Aep,” ucap Rudiana, dalam tayangan Kompas TV, Rabu (31/7/2024).
“Sekitar jam 16.00 WIB, Aep telepon sama saya. (Dia bilang) ‘Pak, orang yang ribut malam minggu berkumpul di depan SMP 11’.”
Rudiana mengklaim, pihaknya secara baik-baik menangkap dan menggiring para pelaku menuju kantor polisi.
Ia juga membantah tudingan adanya penyiksaan terhadap para terpidana.
“Kami datang ke sana, kami bilang baik-baik agar mereka ikut kami ke kantor,” ucap Rudiana.
“Setelah di kantor, 15 menit kemudian mereka mengakui kalau mereka yang melakukannya.”
Para terpidana, ucap Rudiana, baru mengakui perbuatannya setelah pihak kepolisian melakukan sejumlah upaya.
Namun, ia bersikukuh mengatakan tidak ada penyiksaan oleh polisi.
“Tentunya ada upaya kami. Tidak ada (disiksa), posisi masih utuh, tidak ada penganiayaan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Rudiana mengaku tak sengaja mengenal Dede dan Aep.
Perkenalan mereka bermula ketika Rudiana tengah mencari informasi terkait tewasnya Vina dan Eky pada 2016 silam.
“Pada saat kami berempat mencoba mencari informasi, Aep dan Dede nongkrong di depan cuci mobil. Kita samperin,” ujarnya.
“Artinya semua orang yang ada di situ kita tanya, namun Aep dan Dede yang memberi informasi.”
Diketahui sebelumnya kesaksian adik terpidana Eka Sandi, yakni Aldi Renaldi di sidang PK Saka Tatal menyebut jika mengalami penyiksaan oleh Iptu Rudiana.
Kesaksian Renaldi yang merupakan adik salah satu terpidana Eka Sandi ini disampaikan Aldi saat dihadirkan menjadi saksi fakta sidang peninjuan kembali (PK) Saka Tatal, Selasa (30/7/2024).
Mulanya Aldi menceritakan dirinya yang turut ditangkap polisi terkait kasus pembunuhan Vina dan Eky, pada Agustus 2016.
Aldi menjelaskan, saat di kantor polisi ia dan sejumlah orang yang saat ini menjadi terpidana disiksa untuk dipaksa mengaku melakukan pembunuhan terhadap Vina dan Eky di Cirebon.
Farhat pun kemudian menanyakan kekerasan apa saja yang didapatkan Aldi dalam penangkapan 8 tahun silam tersebut.
“Bisa dipraktikkan bagaimana cara memukulnya?” tanya Farhat kepada Aldi.
“Banyak, Pak, ada yang diinjek, mata semua dibalsem, semua mukul,” kata Aldi.
“Ucapan apa yang disampaikan polisi saat memukul?” tanya Farhat lagi.
“Suruh ngaku, tapi karena saya saya tidak tahu, saya tidak mengaku,” ucap Aldi.
Lalu, Farhat Abbas kembali bertanya terkait siapa yang mengalami luka paling parah akibat disiksa polisi. Aldi pun menyebut semua yang ditangkap mengalami luka parah.
“Siapa paling parah dipukul?” tanya Farhat.
“Eko, kakak saya (Eka Sandi), Hadi, Jaya, saya, Saka, semualah Pak,” ujar Aldi.
Lebih lanjut, Farhat bertanya terkait penyiksaan yang diterima Saka Tatal saat ditangkap tersebut.
“Kamu pernah melihat Saka Tatal waktu dipukul?” tanya Farhat.
“Iya,” jawab Aldi.
“Berapa kali Saka Tatal mengalami penyiksaan?” tanya Farhat lagi.
“Banyak, sama,” ucap Aldi.
Tak cuma terpidana, saat itu, Aldi pun turut dijebloskan ke penjara seperti terpidana lainnya.
Bahkan, dia menyebut, penyiksaan terus dilakukan oleh polisi dengan memaksanya dengan para terpidana untuk meminum air kencing.
“Pada saat saya mau masuk penjara pun saya masih dipukulin dengan gembok. Baru mau masuk itu. Habis pukulin gembok, saya diminumin air kencing satu gelas gede, semuanya itu (terpidana) minum,” jelas Aldi.
Mendengar pernyataan Aldi tersebut, Farhat pun tak kuasa menahan tangisnya. Ia terlihat beberapa kali mengusap air matanya.
“Ada ancaman kekerasan atau akan dibunuh atau….?” tanya Farhat dengan menahan tangisnya.
“Ada (ancaman). Masih mending ditembak mati semua daripada kalian semua pada hidup. Ada polisi yang ngomong kayak gitu,” kata Aldi.
“Siapa yang paling jahat?” kata Farhat dengan suara yang bergetar.
“Ada namanya itu, saya kenal. Orang dua, namanya Aris sama Gugun, itu yang ngebalsem, nyetrum saya,” jawab Aldi yang juga tak sanggup menahan tangisnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan, usai berhasil dibebaskan, luka yang dialaminya baru sembuh satu bulan kemudian.
“Pulang-pulang demek (luka parah) satu bulan saya muka saya baru beres (sembuh). Jalan saja nggak bisa,” papar Aldi.
Bahkan, Aldi mengaku dirinya masih mendapat kekerasan saat melakukan wajib lapor usai dibebaskan dari penangkapan.
“Saya lapor wajib saja ditabok bolak balik,” ucap Aldi.
Iptu Rudiana Disebut Terlibat Pemukulan
Renaldi mengaku sempat dianiaya sejumlah oknum polisi, termasuk Iptu Rudiana.
Tak hanya dipukuli, Renaldi bahkan mengaku sempat disetrum hingga rambutnya dibakar oleh oknum polisi tersebut.
Adapun Renaldi sempat ikut ditangkap terkait kasus Vina Cirebon.
Namun ia akhirnya dibebaskan lantaran bersikukuh enggan mengaku terlibat dalam kematian Vina dan Eky pada 2016 lalu.
“Masih dipukul, disetrum, dibakar rambutnya. Ada yang bawa korek langsung bakar-bakar aja,” ucap Renaldi, dalam tayangan Kompas TV, Selasa.
“Pelakunya banyak, pakai pakaian seragam polisi.”
Menurut Reynaldi, penyiksaan itu dialaminya sejak ditangkap hingga tiba di Polresta Cirebon.
Kala itu, Renaldi sempat menangis karena tak kuasa menahan rasa sakit.
“Ketika penangkapan di depan SMP 11, salah satu yang memukul saudara adalah Rudiana. Selain itu apakah Rudiana juga memukul saudara di Polresta Cirebon?,” tanya pengacara Saka Tatal.
“Iya, di ruang kanit,” jawab Renaldi.
Reynaldi kemudian mengungkap keterlibatan Iptu Rudiana dalam penyiksaan tersebut.
Ia menyebut, sempat dipukul hingga diinjak oleh ayah kandung Eky tersebut.
Namun, menurutnya pemukulan itu dilakukan Iptu Rudiana kepada semua pemuda yang dituduh terlibat dalam kasus Vina.
“Apakah saudara lihat Saka Tatal termasuk dipukul Rudiana?,” tanya pengacara Saka Tatal.
“Semua yang ditahan itu dipukul, diinjak,” jawab Reynaldi.
“Oleh Rudiana juga?,” imbuh pengacara Saka Tatal.
“Iya,” jawab Reynaldi singkat.
(TribunBogor/Tribunnews/Sripoku.com)