Informasi Terpercaya Masa Kini

Hal-hal yang Mungkin Terjadi Setelah Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Terbunuh

0 6

TEHERAN, KOMPAS.com – Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas terbunuh di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024).

Hamas menuding Israel bertanggung jawab atas serangan yang mematikan Haniyeh tersebut.

Haniyeh kala itu berada di Iran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara tersebut.

Baca juga: Membunuh Ismail Haniyeh, Mengubur Impian Damai

Para analis telah berpendapat, pembunuhan Ismail Haniyeh di Iran justru dapat memperkuat kelompok Palestina tersebut dan menimbulkan risiko pembalasan terhadap Israel.

Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin terjadi sepeninggalan Haniyeh: 

1. Siapa yang akan menggantikan Haniyeh?

Setelah Haniyeh tewas terbunuh, ada dua nama yang telah muncul di permukaan untuk menggantikannya sebagai pemimpin politik Hamas.

Begitu juga dengan wakilnya, karena orang nomor dua, Saleh al-Aruri, terbunuh pada bulan Januari dalam sebuah serangan di Lebanon yang dituduhkan kepada Israel.

Sebagaimana dilansir AFP, kandidat pertama adalah anggota Biro Politik Hamas, Musa Abu Marzuk, yang sikapnya mirip dengan Haniyeh.

Di masa lalu, ia telah menyarankan Hamas untuk menerima negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967 setelah Israel merebut wilayah Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem timur dan Jalur Gaza.

Dia telah mewakili Hamas dalam beberapa putaran pembicaraan tidak langsung dengan Israel.

Pada 1990-an, Musa Abu Marzuk pernah ditangkap ketika tinggal di Amerika Serikat atas tuduhan memfasilitasi pendanaan untuk sayap bersenjata Hamas. Sejak saat itu ia tinggal di Yordania, Mesir, dan Qatar.

Kandidat pengganti Haniyeh kedua adalah Khalil al-Haya, orang nomor dua biro politik di Gaza yang dekat dengan kepala sayap bersenjata, Yahya Sinwar.

Baca juga: Warga Palestina Marah Sekaligus Sedih atas Tewasnya Ismail Haniyeh

Haya sempat memimpin anggota parlemen Hamas di parlemen setelah memenangkan mayoritas mutlak di parlemen pada 2006, sebelum kesepakatan pembagian kekuasaan yang rapuh dengan gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas pecah dan Hamas mengambil alih Gaza pada tahun berikutnya.

Dia adalah seorang pembela perlawanan bersenjata yang gigih terhadap Israel, dan kehilangan beberapa anggota keluarganya dalam serangan udara Israel pada 2007.

Beberapa pengamat juga mengatakan, Khaled Meshaal, pemimpin Hamas sebelumnya, dapat kembali memimpin gerakan ini.

2. Apa dampak kematian Haniyeh terhadap Hamas?

Seorang pejabat Hamas, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP, bahwa Hamas akan “mengatasi krisis ini”.

“Israel sebelumnya telah membunuh para pemimpin besar seperti pemimpin gerakan tersebut, Sheikh Ahmad Yassin, dan hal itu hanya membuat Hamas semakin kuat,” kata sumber tersebut merujuk pada pembunuhan di Gaza tahun 2004.

Joost Hiltermann, Direktur Program Timur Tengah di International Crisis Group, mengatakan Hamas secara umum tidak akan terpengaruh dengan kematian Haniyeh, karena mereka memiliki banyak materi kepemimpinan.

Namun, Hugh Lovatt, seorang peneliti di European Council on Foreign Relations, mengatakan kematian Haniyeh di Teheran akan menjadi “peristiwa yang sangat traumatis” bagi kelompok tersebut.

“Secara relatif, di dalam kelompok tersebut, Haniyeh telah menjadi kekuatan moderat… Penyingkirannya dapat memperkuat kelompok garis keras di dalam gerakan tersebut,” katanya.

Baca juga: Khaled Meshaal Diperkirakan Jadi Pemimpin Baru Hamas Gantikan Haniyeh

3. Bagaimana nasib gencatan senjata di Gaza?

Perang Gaza terakhir dipicu oleh serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2024.

Serangan Israel ke Gaza terakhir dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan di Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.445 orang.

Pembunuhan Haniyeh dikhawatirkan dapat berdampak pada gagalnya perundingan gencatan senjata untuk menghentikan pengeboman Israel di Gaza dan pembebasan sandera Israel.

“Dari apa (informasi) yang kami dapatkan, kepemimpinan politik yang berbasis di Doha, yang dipimpin oleh Haniyeh, telah menekan Sinwar untuk menerima gencatan senjata Gaza,” kata Lovatt.

Sementara beberapa orang merayakan kematian Haniyeh di media sosial di Israel, banyak juga yang mengkhawatirkan eskalasi militer.

Analis Palestina Mkhaimar Abusada mengatakan, mungkin akan ada pembalasan terhadap Israel dari Tepi Barat atau kelompok Hamas di Lebanon selatan.

Para tokoh politik Palestina telah memberikan penghormatan atas kontribusi Haniyeh dalam perjuangan mereka melawan pendudukan Israel, namun ada kekhawatiran akan dampaknya.

4. Akankan menuju eskalasi regional?

Perang di Gaza telah menarik para aktor yang didukung Iran di seluruh wilayah, termasuk dalam bentrokan di perbatasan Israel utara dengan Lebanon.

Pembunuhan Haniyeh di Teheran terjadi setelah Israel mengatakan, telah membunuh seorang komandan kelompok militan Hezbollah Lebanon di Beirut pada Selasa (30/7/2024), yang mereka tuduh sebagai pelaku serangan roket akhir pekan yang mematikan di Dataran Tinggi Golan yang dicaplok Israel.

Jasadnya ditemukan pada Rabu di bawah reruntuhan bangunan yang menjadi target serangan tersebut.

Setelah serangan yang menewaskan Haniyeh, sayap bersenjata Hamas mengancam “konsekuensi yang sangat besar” bagi seluruh wilayah.

Lina Khatib, dari Chatham House, memperingatkan “setiap eskalasi meningkatkan risiko hal-hal yang tidak terkendali”.

Baca juga: Iran Tegas Sebut AS Bertanggung Jawab atas Pembunuhan Ismail Haniyeh

Namun, para analis mengatakan, Iran tidak memiliki kepentingan untuk terlibat dalam perang habis-habisan dengan Israel.

Hiltermann mengatakan Iran akan “melepaskan sekutunya hanya jika kepentingan vitalnya dirugikan, dan ini tidak terjadi”.

Leave a comment