Informasi Terpercaya Masa Kini

Bukan dari 9 Naga,Sosok Ini Menjadi Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg

0 8

TRIBUN-MEDAN.com – Bukan dari 9 Naga. Sosok ini menjadi orang terkaya Indonesia versi Forbes dan Bloomberg.

Diketahui bahwa “9 Naga” adalah sebutan untuk pengusaha kaya yang sukses sekaligus pemilik konglomerasi (gurita) bisnis dan dianggap sebagai penguasa ekonomi Indonesia.

Nah, siapa orang terkaya Indonesia pada periode Juli 2024?

Menurut versi forbes, orang terkaya Indonesia di urutan pertama adalah Prajogo Pangestu.

Melansir Forbes, kekayaannya mencapai 58,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 951 triliun.

Ia merupakan pendiri PT Barito Pacific (perusahaan petrokomia).

Prajogo Pangestu mengalahkan Robert Budi Hartono yang di posisi kedua dan merupakan bagian dari 9 Naga.

Merujuk Forbes Billionaires List, Forbes memeringkatkan orang terkaya di dunia, termasuk Indonesia, dengan melacak nilai kepemilikan publik individu yang diperbarui setiap lima menit ketika pasar saham masing-masing dibuka.

Individu yang kekayaannya secara signifikan terkait dengan perusahaan swasta akan diperbarui kekayaan bersihnya sekali sehari.

Jika seseorang memiliki saham di perusahaan swasta yang menyumbang 20 persen atau lebih dari kekayaan bersihnya maka nilai perusahaan akan disesuaikan dengan indeks pasar industri atau wilayah tertentu yang disediakan oleh mitra Forbes di FactSet Research Systems.

Namun versi bloomberg dikutip dari Kompas.com, harta kekayaan Prajogo Pangestu mencapai 27,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 453 triliun pada akhir Juli 2024.

Bloomberg juga memeringkatkan beberapa pengusaha di Indonesia ke dalam daftar orang terkaya.

Dilansir dari laman resminya, Bloomberg memeringkatkan orang terkaya berdasarkan perubahan pasar, ekonomi, dan pelaporan Bloomberg.

Saham di perusahaan publik dinilai dengan menggunakan harga penutupan saham terakhir.

Penilaian dikonversi ke dolar AS dengan nilai tukar saat ini.

Bloomberg juga mempertimbangkan nilai perusahaan terhadap Ebitda atau rasio harga terhadap laba perusahaan publik serupa atau dengan menggunakan transaksi yang sebanding, pendapatan dividen, dan kepemilikan aset.

Diketahui, jenis usaha yang dimilikinya adalah industri pulp dan kertas, petrokimia, agribisnis, pertambangan, energi.

Sosok Prajogo Pangestu

Prajogo lahir di Kalimantan Barat pada 13 Mei 1944.

Ia merupakan putra seorang pedagang karet.

Melansir Tribunnews.com, sebelum terjun ke dunia bisnis, Prajogo dulunya bekerja sebagai sopir angkot.

Prajogo, yang keluarganya hidup pas-pasan, hanya mampu menyelesaikan sekolah hingga tingkat menengah.

Dikutip dari Forbes, kariernya sebagai pengusaha bermula saat ia bergabung dengan perusahaan jual beli kayu, Djajanti Timber Group, milik orang Malaysia, pada akhir 1960-an.

Prajogo kemudian dipercaya menjadi general manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur pada 1976.

Setahun berkarier, Prajogo memutuskan untuk keluar dan memulai bisnisnya dengan membeli CV Pacific Lumber Coy.

Perusahaan itu lantas diganti namanya menjadi Barito Pacific Timber.

Tetapi, Prajogo kembali mengubah nama Barito Pacific TImber menjadi Barito Pacific pada 1993, setelah melakukan diversifikasi ke lini bisnis lain.

Sejak saat itu, bisnis Prajogo merambah ke berbagai bidang.

Di tahun 2007, Prajogo mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia, Chandra Asri.

Empat tahun kemudian, ia menyelesaikan merger dengan Tri Polyta Indonesia untuk menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.

Lalu, pada 2021, Thaioil mengakuisisi 15 persen saham Chandra Asri.

Sebagian besar harta Prajogo berasal dari meroketnya nilai kepemilikan sahamnya di perusahaan produsen energi panas bumi, Barito Renewable Energy – yang juga milik Prajogo.

Saham perusahaan tersebut telah meningkat lima kali lipat sejak didaftarkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Oktober 2023, dengan lonjakan 25 persen tercatat dalam satu hari pada pekan lalu.

Barito Renewable merupakan induk perusahaan Star Energy Geothermal Group, produsen panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas 886 megawatt.

Star Energy mengoperasikan tiga proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi yang terletak di Jawa Barat.

Perusahaan ini juga memiliki izin untuk melakukan eksplorasi di beberapa bagian Maluku Utara dan Lampung.

Diketahui, Green Era, kantor keluarga Prajogo yang berbasis di Singapura, mengambil alih Star Energy, dengan mengakuisisi sepertiga saham BCPG Thailand senilai 440 juta dolar AS (Rp6,8 triliun), pada tahun lalu.

Sisa sahamnya sudah dipegang oleh Barito Pacific, perusahaan induk yang terdaftar dimana Prajogo memiliki saham mayoritas.

Melansir Tribunnewswiki.com, Prajogo juga baru-baru ini mendapatkan keuntungan dari investasinya pada batu bara.

Saham perusahaan pertambangan batu baranya, Petrindo Jaya Kreasi, melonjak 30 kali lipat sejak IPO pada bulan Maret 2023.

Baru-baru ini, pihaknya juga mengakuisisi 100 persen Multi Tambangjaya Utama, tambang batu bara dari Indika Energy.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel

Leave a comment