Dede Tak Hadir di Sidang PK Bikin Dedi Mulyadi Batal Bersaksi,Farhat Abbas: Khawatir Kita Diketawain
TRIBUNJAKARTA.COM – Kuasa hukum Saka Tatal, Farhat Abbas mengomentari ketidak hadiran Dede Riswanto, saksi kunci kasus Vina di tahun 2016 silam di sidang Peninjauan Kembali (PK) yang turut berdampak pada anggota DPR RI, Dedi Mulyadi.
Diketahui, usai 10 novum sidang PK Saka Tatal ditolak pada Jumat (26/7/2024) lalu.
Namun kini sidang PK Saka Tatal berlanjut kembali di PN Cirebon.
Kali ini, Saka Tatal dan kuasa hukumnya berencana menghadirkan 9 saksi yakni Jogi Naionggolan, Movhtar Effendi, Widia Sari, Mega Lestari, Liga Akbar, Jaka, Seilis, dan Aldi Renaldi.
Sementara, Dede diketahui belum juga hadir hingga sidang PK dimulai.
Adapun alasan ketidak hadiran Dede diungkapkan oleh Dedi Mulyadi
Kata dia, kegiatan Dede saat ini masih memerlukan pendampingan dari kuasa hukumnya.
“Saya tidak bisa mengajak Dede untuk menghadiri kegiatan-kegiatan yang bersifat beracara, semuanya harus didampingi oleh kuasa hukumnya,” katanya dikutip dari Youtube Kompas TV.
Sehingga bila belum memperoleh izin, maka Dede tidak bisa dihadirkan dalam sidang PK yang diajukan Saka Tatal.
“Sampai hari ini kuasa hukumnya belum memberikan izin untuk pada Dede menghadiri kegiatan kegiatan atau memberikan saksi di sini,” jelasnya.
Menurut Dedi Mulyadi, segala komunikasi terkait kehadiran Dede juga perlu dilakukan antara pihak kuasa hukum Saka Tatal dan kuasa hukum Dede.
“Ya kalau rencana dihadiri, tinggal komunikasi antara Farhat cs dengan kuasa hukum Dede iya kan? Karena itu sudah di luar kewenangan saya,” jelas dia.
Adapun ketidakhadiran Dede ini berdampak pada batalnya Dedi Mulyadi menjadi saksi dalam sidang tersebut.
Padahal, politisi Gerindra ini dihadirkan untuk memberi keterangan sehubungan dengan pendampingannya terhadap Dede, saksi kunci kasus Vina di tahun 2016 silam.
“Saya harus hadir harus didampingi dengan Dede. Sedangkan Dedenya dibawah kuasa hukum. Jadi kuasa hukumnya yang menentukan kehadiran Dede,” jelasnya.
Dalam tayangan itu juga, Dedi Mulyadi tampak sudah duduk bersama saksi lainnya. Namun ia kembali ke kursi lain gegara absennya Dede.
Dikomentari Farhat Abbas
Oleh sebab itu, Farhat Abbas pun menimpali dan mengomentari absennya Dede di sidang ketiga PK ini.
“Kan awalnya waktu kami berkomunikasi itu Dede harus dihadirkan, tapi hari ini mereka gak hadirkan. Ya terpaksa dengan berat hati kami tidak mengajukan Pak Dedi Mulyadi sebagai saksi,” katanya dikutip dari Youtube tvOneNews.
Pasalnya bila tetap dipaksakan bersaksi, maka pihaknya akan dianggap membawa saksi yang tak berkaitan dengan kasus Vina.
Sebab selama ini, penelusuran yang dilakukan Dedi Mulyadi terhadap kasus kematian Vina dan Eky ditayangkan dalam Youtube pribadinya.
Di mana ia menggali keterangan dari para saksi hingga keluarga para terpidana kasus kematian dua sejoli ini.
“Karena nanti saya khawatir kita akan diketawain aja dianggap membawa saksi yang tidak ada kaitannya dengan perkara atau novum. Lebih penting Liga Akbar,” pungkasnya.
Farhat Abbas Menangis di Sidang PK
Kesaksian Aldi di sidang PK Saka Tatal mampu membikin Farhat Abbas menangis.
Aldi, adik dari Eka Sandi terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eki mengaku disiksa polisi hingga dipaksa minum air seni saat diinterogasi.
Hal itu diucapkan Aldi ketika menjadi saksi di Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Selasa (30/7/2024).
Diketahui, Aldi menjadi salah satu dari sembilan saksi fakta yang dihadirkan tim kuasa hukum Saka Tatal.
Tangis Farhat Abbas dan kuasa hukum Saka Tatal yang lainnya pecah ketika Aldi bercerita penyiksaan yang dialaminya.
Aldi mengaku sempat ditangkap polisi yang salah satunya merupakan Iptu Rudiana.
Aldi mengaku, dirinya langsung ditangkap tanpa adanya surat penangkapan atau pun penyelidikan.
“Ga ada (surat). Tahu-tahunya langsung ditangkap aja semua. Nyampe di mobil dipukulin,”
“Nyampe di polsek, saya turun disuruh jalan bebek dari gerbang. Banyak polisi pada baris disitu. Ada yang ditendang, ada yang dipukul, ada yang diinjek,” kata Aldi.
Aldi mengatakan, dirinya mendapatkan penyiksaan dari polisi hampir 6 jam.
“Setengah 6 (sore) udah dipukul sampe jam 12 malem masih dipukul,” akunya.
“Bisa dipraktikan cara memukulnya?” tanya Farhat Abbas.
“Ya banyak sih kalau dipraktikin mah. Ada yang diinjek, ada yang dibalsem muka tuh. Ada yang mata dibalsem, semuanya dibalsem.
Jadi mata ga bisa ngeliat. Polisi ganti sift, semua mukul,” jawab Aldi.
Parahnya penyiksaan yang dilakukan polisi membuat Aldi sakit selama satu bulan lamanya.
Kondisi Aldi baru benar-benar pulih setelah satu bulan.
Ruang sidang kembali banjir air mata ketika Aldi bercerita dipaksa minum air seni.
“Minum air kencing?” tanya Farhat Abbas.
“Iya pak, minum air kencing semua satu gelas, saya satu gelas, Saka Tatal satu gelas,” ucap Aldi terisak.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya