Komandan Jamaa Islamiya Lebanon Tewas dalam Serangan Israel
BEIRUT, KOMPAS.com – Komandan Jamaa Islamiya Mohammed Hamed Jbara tewas akibat serangan drone dari Israel di Lebanon pada Kamis (18/7/2024).
Hal itu diungkapkan Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) dengan mengatakan serangan menargetkan kendaraan Jbara di desa Ghazze, di lembah Bekaa, Lebanon.
Jamaa Islamiya dan sayap bersenjatanya Pasukan Fajr dalam sebuah pernyataan mengatakan, Jbara seorang komandan yang juga dikenal sebagai Abu Mahmud, tewas dalam “serangan Zionis yang berbahaya” di Bekaa.
Baca juga: Hezbollah Ancam Bakal Tembak Sasaran Baru di Israel
Diketahui, Jamaa Islamiya yang dibentuk pada tahun 1960-an telah mengaku bertanggung jawab atas berbagai serangan terhadap Israel, termasuk operasi gabungan dengan Hamas di Lebanon.
Sementara Pasukan Fajar, sayap bersenjata Jamaa Islamiya, didirikan pada 1982 untuk melawan invasi Israel ke Lebanon.
Pada bulan Juni, serangan Israel terhadap sebuah kendaraan di Lebanon timur menewaskan seorang pemimpin Jamaa Islamiya yang menurut militer Israel memasok senjata kepada kelompok tersebut dan Hamas.
Kekerasan lintas batas sejak Oktober telah menewaskan 512 orang di Lebanon, sebagian besar adalah pejuang, sembilan di antaranya berasal dari Jamaa Islamiya, menurut penghitungan AFP, tetapi juga termasuk setidaknya 104 warga sipil.
Di pihak Israel, 17 tentara dan 13 warga sipil tewas, menurut pihak berwenang.
Baku tembak antara Hezbollah dan pasukan Israel sebagian besar terbatas di wilayah perbatasan Lebanon-Israel.
Tetapi meskipun Israel telah berulang kali menyerang lebih dalam ke wilayah Lebanon, Hezbollah hanya menyerang di wilayah Israel utara.
Kekerasan tersebut telah menimbulkan kekhawatiran akan konflik besar-besaran antara kedua belah pihak tersebut, yang terakhir kali berperang pada musim panas 2006.
Selain itu, perang terjadi sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza.
Baca juga: 43 Drone Ukraina Menyasar Rusia Berhasil Dijatuhkan
Israel telah berulang kali menargetkan para komandan dan anggota Jamaa Islamiya, yang sayap bersenjatanya dalam sembilan bulan terakhir melancarkan serangan terhadap Israel dari Lebanon selatan.