Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Ilmuwan yang Tinggal 100 Hari di Bawah Laut, Tinggi Badan Menyusut tapi Telomernya Memanjang

0 26

KOMPAS.com – Seorang profesor di Universitas South Florida, Joseph Dituri, telah menghabiskan 100 hari di bawah laut untuk melakukan penelitian.

Dikutip dari CNN, Minggu (11/6/2023), Dituri yang dijuluki “Dr Deep Sea” tersebut tinggal selama beberapa bulan di kedalaman 30 meter di bawah perairan Key Largo, Florida, Amerika Serikat.

Selama waktu tersebut, ia tinggal di bawah “hotel” bawah laut Amerika Serikat dan fokus pada penelitiannya yaitu mempelajari bagaimana kompresi memengaruhi tubuh manusia.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (11/6/2023), pada 13 Mei 2023 Dituri dinobatkan sebagai orang terlama yang hidup di bawah air oleh Guinness World Records.

Pada saat itu, Dituri telah berada di bawah air selama 74 hari. Dituri kemudian mengalahkan rekornya sendiri setelah ia muncul kembali selepas 100 hari.

Bagaimana kisahnya saat tinggal 100 hari di bawah permukaan laut?

Baca juga: Ilmuwan Temukan Warna Baru Kucing, Diberi Nama Salmiak

Alasan Dituri tinggal di bawah laut

Dituri tinggal di bawah laut sebagai bagian dari Proyek Neptune 100 yang diselenggarakan oleh Yayasan Pengembangan Sumber Daya Kelautan.

Ilmuwan tersebut memulai proyek tersebut dengan hipotesis bahwa peningkatan tekanan di dalam air dapat membantu manusia hidup lebih lama.

Selain itu, ia berhipotesis peningkatan pada tekanan air dapat mencegah penyakit yang berkaitan dengan penuaan.

Ia berharap penelitiannya di bawah air akan bermanfaat bagi pengobatan berbagai penyakit, termasuk cedera otak traumatis.

Dituri juga menggunakan proyek tersebut sebagai sebuah pengalaman pendidikan bagi kaum muda.

“Kami bermaksud dan telah berinteraksi dengan ribuan anak sekolah untuk membuat mereka tertarik pada sains, teknologi, teknik, dan matematika,” kata Dituri.

Baca juga: Ilmuwan Inggris Temukan Spesies Baru Dinosaurus, Fosil Terlengkap dalam 100 Tahun Terakhir

Dituri tinggal di lingkungan ekstrem bawah air

Selama 100 hari, mantan perwira Angkatan Laut AS itu tinggal di sebuah ruangan kecil berukuran 9 x 9 meter.

Dikutip dari UNILAD, Rabu (13/3/2024), ia harus menyelam terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan kecil tersebut.

Di dalam ruangan sempit itu, ia tetap mengajar mahasiswanya melalui tautan video via laptop. Dituri juga diawasi secara ketat oleh para ahli medis, psikologis, dan psikososial.

Psikolog dan psikiater memantau efek yang dialaminya selama berada di lingkungan yang disebut mirip dengan perjalanan luar angkasa yang diperpanjang.

Lingkungan yang ditinggali Dituri disebut sebagai lingkungan ekstrem yang terisolasi dan terbatas.

Baca juga: Ilmuwan China Ungkap Makanan yang Bisa Menjadi Rahasia Panjang Umur

Perubahan Dituri selama tinggal di bawah air

Selama tinggal di bawah air, Dituri mengeklaim bahwa tubuhnya menyusut setengah inci atau 1,24 sentimeter akibat tekanan air.

Selain itu, ia menyampaikan, ia mengalami peningkatan drastis dalam kesehatan, seperti peningkatan kualitas tidur, penurunan kadar kolesterol hingga 72 poin, dan penurunan tingkat peradangan sampai 30 persen.

Ia juga mengatakan bahwa tes darah menunjukkan pengurangan sebesar 50 persen pada setiap penanda inflamasi di tubuhnya.

Dituri mengatakan, kesehatannya banyak yang membaik, termasuk telomer di tubuhnya menjadi lebih panjang.

Sebagai informasi, telomer merupakan struktur pada kromosom yang sering dikaitkan dengan waktu hidup yang panjang.

“Saya sekarang berusia 56 tahun. Usia ekstrinsik (biologis) saya adalah 44 tahun. Ketika saya keluar dari air, usia ekstrinsik saya adalah 34 tahun,” jelas Dituri di tahun 2023.

Akibat telomernya yang memanjang, ia menjadi tampak lebih muda saat berada di bawah permukaan laut.

Dirinya percaya bahwa “pembalikan usia” yang dialaminya disebabkan oleh kehidupan di lingkungan bertekanan tinggi, seperti bawah air atau disebut hiperbarik.

Baca juga: Bagaimana Cara Para Ilmuwan Menentukan Usia Sebuah Pohon? Berikut Penjelasannya

Leave a comment