Kimia Farma Mau Tutup 5 Pabrik, Kementerian BUMN Buka Suara
JAKARTA, KOMPAS.com – PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) berencana menutup 5 pabriknya. Akibatnya, akan ada karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
Terkait kondisi Kimia Farma tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pihaknya telah meminta Kimia Farma untuk menyelesaikan tanpa merugikan kedua pihak alias win-win solution.
“Arahan kita, kalaupun dilakukan seperti itu, harus win-win solution bagi Kimiar Farma dan karyawan,” ujarnya saat ditemui di Kantor Perum Perhutani, Jakarta, Senin (15/7/2024).
Kimia Farma akan menutup 5 dari total 10 pabrik yang dimiliki sebagai upaya dari rasionalisasi fasilitas produksi. Kimia Farma butuh waktu sekitar 2-3 tahun untuk merealisasikan penutupan pabrik.
Baca juga: Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK
Menurut Arya, hal itu harus dilakukan Kimia Farma untuk mendorong optimalisasi dan penurunan biaya operasional guna mendorong efisiensi.
“Kan mau enggak mau memang mereka (Kimia Farma) harus lakukan itu, terpaksa kan. Karena pabrik tutup ya pasti berlebih, tapi mereka harus bikin yang terbaik, enggak boleh enggak,” jelasnya.
“Kalau kau punya rentalan mobil, 10 10 mobil tapi yang efektif cuma 5, yang 5 enggak efektif. Diapakan mobilnya? Dibiarkan? Enggak sehat,” kata Arya.
Baca juga: Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha
Sebelumnya, Direktur Produksi dan Supply Chain Kimia Farma Hadi Kardoko mengatakan, rasionalisasi fasilitas produksi dilakukan sebagai upaya merespon tantangan yang ada.
Pertama reorientsi bisnis, kedua restuktusrisasi keuangan, dan ketiga efisiensi.
Rasionalisasi fasilitas produksi yang dilakukan diharapkan dapat mendorong optimaslisasi dan penurunan biaya operasional untuk mendorong efisiensi.
“Saat ini utilisasi kita, kurang dari 40 persen, dan nanti dengan penataan ini akan mengkatkan utilisasi kita tentunya akan di atas 40 persen dan terjadi proses efisiensi yang lebih baik,” ujarnya dalam public expose KAEF di Jakarta, Selasa (25/6/2024).