Catatan Kami Setelah Mencoba Mobil Listrik Neta V-II
Neta V-II boleh dikatakan salah satu mobil listrik ideal dan affordable di Indonesia. Disebut ideal lantaran formatnya muat 4-5 penumpang dewasa sekaligus, yang aksesnya melalui 4-pintu.
Dikatakan affordable juga karena harga jualnya Rp 299 juta. Memang sih Rp 200 jutaan tinggi, namun sepadan dengan kelengkapan fiturnya ditambah fungsi asistensi pengemudi atau ADAS.
Model ini tetap mempertahankan simplifikasi operasional seperti generasi sebelumnya. Minim tombol fisik. Pengaturan AC semuanya dilakukan di monitor layar sentuh, sehingga pada bagian separator difungsikan sebagai slot penyimpanan.
Oh iya satu lagi, tak ada tuas transmisi konvensioal atau kenop pada sisi tersebut. Pengaturannya melalui tuas di belakang setir yang umumnya untuk pengaturan sein dan lampu.
Meter cluster juga sengaja dibuat kecil, sebuah sentuhan yang lagi-lagi membuat mobil listrik Neta lebih simpel, semua informasi umum kendaraan dapat tersaji di sana, umumnya sisa baterai dan jarak tempuh yang paling mudah dipahami.
Poin plus Neta V-II
Saya mencobanya dari Bandung menuju Jakarta full tol. Ada beberapa catatan pada mobil ini yang saya rangkum dalam poin plus minus.
Dari poin plus dulu. Mobil listrik yang easy to drive. Pengaturan transmisi di belakang kemudi menurut saya bisa membawa pengalaman baru operasional kendaraan yang lebih mudah dan cepat.
Saat memulai akselerasi, tak perlu effort memindahkan tangan, hanya menggerakkan jari ke bawah. Pun ketika hendak mundur, enggak perlu repot memindahkan genggaman dari setir karena cukup gerakan jari ke atas.
Sudah begitu minim blind spot pada mobil ini. Bisa jadi karena desain meter cluster yang mini, sehingga pandangan ke depan tidak begitu terhalang. Pilar A juga tidak begitu tebal, lengkap dengan kaca kecil yang bisa memantau sisi diagonal mobil.
Kedua masih berkaitan dengan operasional. Simplifikasi yang ditawarkan nyatanya juga terasa saat hendak memulai menyetir mobil. Remote key cukup disimpan, untuk menghidupkan tinggal injak rem dan voila, mobil siap diajak melaju.
Nah untuk mematikan kelistrikan, hanya perlu pindahkan transmisi ke P, lalu keluar dari mobil dan kunci, sejurus kemudian mobil akan mati dengan sendirinya dalam kondisi pintu terkunci.
Ketiga, daya tempuh 401 kilometer yang bisa menekan range anxiety. Perjalanan dari Bandung bermodalkan baterai 94 persen dengan daya tempuh 382 kilometer. Sampai di Jakarta, baterai tersisa 47 persen sisa 190 kilometer.
Artinya jikalau menempuh perjalanan road trip tipis-tipis rasanya masih aman dan nyaman. Sebaliknya apabila hanya digunakan dalam kota pun juga proper, dengan asumsi jarak tempuh harian 50 kilometer, maka interval pengisian dapat dilakukan seminggu sekali.
Poin minus Neta V-II
Berikutnya poin minus. Yang saya rasakan adalah suspensi belakang yang masih terasa mental-mentul, meskipun tidak terlalu ekstrem seperti pada generasi sebelumnya. Ayunan akan sangat terasa saat melintasi tol MBZ, manakala baru pertama kali mencobanya sebagai penumpang kemungkinan bisa merasakan mual.
Kedua, karena pengaturan terpusat di head unit, sebagai pengemudi agaknya terlalu susah untuk mengontrol suhu AC misalnya. Mata harus tetap menengok untuk memastikan pencetan jari sudah pas. Kemudian pengaturan lampu juga pada layar tersebut.
Hemat saya untuk pengaturan esensial seperti AC dan lampu agaknya tetap dibuatkan tombol fisik supaya lebih mudah dioperasikan. Ya meskipun untuk lampu bisa diatur otomatis sesuai terang gelap kondisi.
Ketiga, tak ada pengaturan setir dan rem terasa squishy. Oke jadi setir Neta V-II dibuat fix, jangan harap Anda bisa mengatur secara tilt dan teleskopik. Tetapi bagusnya jok masih bisa diatur ketinggian, jadi sedikit bisa menyesuaikan posisi yang proper.