Informasi Terpercaya Masa Kini

Prestasi Mentereng Zefan,Wisudawan Termuda UB Malang yang Diterima Kerja di Perusahaan Penerbangan

0 4

SURYA.co.id – Sosok Zefanya Putra Cinero Siagian, wisudawan termuda Universitas Brawijaya (UB) Malang, kini tengah jadi sorotan.

Zefan langsung diterima kerja di perusahaan penerbangan terkenal bahkan sebelum ia lulus.

Zefan memang memiliki sederet prestasi mentereng, maka tak heran jika ia mudah mendapat pekerjaan.

Melansir dari akun Linkedin miliknya, berikut sederet prestasi mentereng Zefan.

Baca juga: Sosok Zefan, Wisudawan Termuda UB Malang yang Diterima Kerja di Perusahaan Penerbangan Sebelum Lulus

  1. Magang sebagai Lean Manufacturing Engineer Intern Lean Manufacturing Engineer Intern di PT. Stechoq Robotika Indonesia
  2. Overhaul Project AnalystOverhaul Project Analyst di PT PLN Nusantara Power
  3. Maintenance Staff, Practicum Coordinator dan Head of Maintenance Division di Laboratorium Ilmu Keteknikan Dasar Universitas Brawijaya
  4. Management TraineeManagement Trainee di Lion Air Group

Diketahui, Zefan lulus dari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, di usia 21 tahun.

Selain itu, ia juga lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,80 sehingga meraih predikat Cumlaude.

Prestasi Zefan tak sampai di situ. 

Tak lama setelah lulus, ia diterima bekerja di salah satu perusahaan aviasi atau penerbangan terkemuka di Indonesia.

“Saya memang punya ketertarikan dengan dunia aviasi. Hobi melihat pesawat dari kecil. Jadi ini seperti cita-cita yang tercapai,” katanya, dikutip SURYA.CO.ID dari laman UB.

Ia mengaku mengikuti rekrutmen setelah ujian skripsi.

Mulai dari psikotes, FGD, dan wawancara.

Hingga akhirnya dinyatakan lolos sebagai management trainee di perusahaan tersebut sebelum diwisuda.

“Prosesnya lumayan menegangkan. Perlu persiapan matang karena semua dilakukan menggunakan bahasa Inggris,” kata lulusan.

Pencapaian Zefan tidak terlepas dari hasil kerja keras, ketekunan, dan kedisiplinan selama masa kuliah.

Menurutnya, tantangan terbesar selama kuliah adalah menjaga keseimbangan antara kuliah, organisasi, dan waktu istirahat.

“Kuncinya adalah manajemen waktu, belajar efisien bukan belajar keras, dan jangan lupa istirahat, nongkrong dengan teman,” ungkapnya.

Selama kuliah, pemuda asal Medan ini mengaku banyak terlibat di laboratorium IKD Teknik Industri UB.

Ia banyak belajar mengenai fisika, gambar teknik, yang ilmunya terpakai hingga saat ini.

Di laboratorium tersebut ia juga mengasah soft skill organisasinya hingga berkesempatan me-manage beberapa project atau event.

Di sela-sela kesibukannya, Zefan juga menyukai games dan hiking. Ia bahkan pernah meraih Juara 1 Mobile Legend (Industrial Games yang diadakan Universitas Indonesia).

Sedangkan hiking membuatnya bisa menyatu dengan alam dan mencari inspirasi baru untuk pencapaian ke depannya.

“Ke depannya, saya ingin memiliki bisnis sendiri, dan saya rasa Teknik Industri dapat mengakomodasi keinginan saya.” ujarnya.

Sebelumnya, ada juga sosok Uphe Angelia Maitrani jadi wisudawan Termuda, Tercepat dan Terbaik di UGM.

Lulusan Program Studi Ilmu Aktuaria, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini berhasil menyelesaikan studi sarjananya pada usia 20 tahun 3 bulan 9 hari.

Padahal usia rata-rata 1.754 lulusan Program Sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 16 hari.

Selain itu, Uphe juga berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 2 bulan, termasuk salah satu wisudawan dengan waktu lulus tercepat.

Sementara rerata masa studi program sarjana adalah 4 tahun 4 bulan.

Menurut Uphe, keberhasilannya menjadi wisudawan termuda tidak lepas dari latar belakang pendidikan yang dimulai lebih awal.

Diketahui ia mengikuti program percepatan atau akselerasi saat di bangku SMA.

“Saat SMA, saya mengikuti kelas akselerasi. Saya juga angkatan 2021 dan lulus kuliah sebelum 4 tahun, jadi lebih cepat,” ungkapnya dalam laman UGM.

Selama perjalanan studinya, Uphe mengaku tidak merasa kesulitan meski menjadi salah satu mahasiswa termuda di angkatannya.

Sebaliknya, perbedaan usia satu tahun dengan teman-temannya kerap kali menjadi bahan candaan.

Anak kedua dari tiga bersaudara itu menceritakan jika kedua orang tuanya tidak berstatus sebagai sarjana. Ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Kendati demikian, keduanya selalu memberikan semangat agar Uphe memberikan yang terbaik.

“Orang tua saya bukan sarjana, namun sangat amat mendukung pendidikan seluruh anaknya. Saya tidak dituntut, namun selalu disemangati untuk memberikan yang terbaik,” ujarnya.

Dengan IPK akhir 3.94, Uphe membuktikan jika fokus dan strategi belajar yang tepat menjadi kunci keberhasilannya. Ia memiliki metode belajar yang unik.

“Aku suka nyatet di kertas kalau lagi kelas, nggak di gadget. Kalau mau dibaca ulang jadi nggak gampang ke-distract,” jelasnya.

Sejak semester pertama, ia telah menyusun strategi akademik, termasuk menentukan kapan mengambil mata kuliah, magang, KKN, dan skripsi. Perencanaan ini memungkinkan Uphe menyelesaikan semua tahapan studi dengan efisien. Selain itu, ia menghindari kebiasaan begadang agar tetap fokus.

“Jangan kebiasaan begadang kalau belajar,” ujar Uphe.

Dengan dedikasi dan keberhasilannya, Uphe berharap mahasiswa lain tidak takut bermimpi besar dan berani menyusun strategi sejak awal.

“Tentang lulus lebih cepat, itu masalah strategi,” tutupnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Leave a comment