Informasi Terpercaya Masa Kini

Cara Mengenali Emosi agar Kesehatan Mental Tetap Terjaga

0 2

KOMPAS.com – Emosi adalah hal yang lumrah dirasakan oleh manusia. Namun, terkadang kita kesulitan untuk mengenali emosi kita sendiri, terutama jika itu adalah bentuk emosi yang terpendam. 

Menurut aktivis kesehatan mental Renggi Ardiansyah, ada beberapa cara menjaga kesehatan mental, salah satunya adalah emosi. 

“Ini namanya roda emosi. Kita harus memahami bahwa validasi emosi itu penting,” ujar Renggi dalam acara Kompas Editor’s Talks: Apakah Masyarakat Indonesia Sudah Cukup Siap Mental?, belum lama ini. 

Memvalidasi emosi, berarti mengakui atau menerima emosi yang dialami. Ketika mengalami sesuatu masalah, penting bagi kita memvalidasi emosi yang dirasakan. 

Baca juga: Jangan Pendam Emosi, Yuk Coba Journaling

“Ketika sedang tidak baik-baik saja. Coba tanya pada diri sendiri kenapa saya seperti ini, apa yang saya rasakan, apa yang harus saya lakukan. Jadi, tidak harus buru-buru merasa lebih baik,” ujar Renggi. 

Apakah kita merasakan marah, sedih, takut, atau malu. Mengakui emosi tersebut dapat membantu kita memanajemen perasaan. 

“Kadang ketika kita merasa marah, tapi enggak tahu marahnya kenapa,” ujar Renggi. 

Ketidaktahuan tersebut membuat kita kesulitan dalam memproses emosi, yang akhirnya dapat membuat kesehatan mental terganggu. 

“Gunanya si emosional wheels ini, untuk mengidentifikasi marahnya kita kenapa,” jelas Renggi. 

Baca juga: Bagaimana Cara Mengendalikan Emosi yang Baik agar Tidak Meledak-ledak?

Cara Mengenali Emosi

Emotion wheels atau roda emosi membantu kita mengenali emosi apa yang kita rasakan, baik berupa emosi primer, emosi sekunder, maupun emosi tersier. 

“Misalnya marah karena kita dikritik atasan, marah karena di-gaslighting pasangan, marah karena merasa tidak dihargai sebagai orangtua oleh anak sendiri, atau marah karena tidak diberi penjelasan kenapa orang lain memperlakukan kita dengan tidak adil,” jelas Renggi. 

Melalui roda emosi, kita dapat mengidentifikasi emosi apa saja yang dirasakan dan apa penyebabnya. 

Caranya dengan mengenali emosi sekunder terlebih dahulu, misalnya marah. Lalu dari marah kita dapat melihat emosi sekunder yang dirasakan. 

Apakah itu merasa terhina, frustasi, kesal, marah, agresif, ataupun kritis. Misalnya jika kita merasa frustasi, maka emosi tersiernya dapat berupa merasa digagalkan dan jengkel. 

Emosi sekunder dan tersier tersebut adalah canpuran kompleks emosi yang membentuk marah. 

Baca juga: Regulasi Emosi: Kunci Keharmonisan Hidup

Dengan mengenali emosi, kita dapat mengomunikasikan apa yang kita inginkan pada orang lain secara efektif, jika sedang terjebak masalah dengan orang lain. 

Kita juga dapat refleksi, mengatur emosi, dan mengidentifikasi apa yang memicu emosi tersebut. Hal-hal tersebut kemudian akan meningkatkan kecerdasan emosional dan membuat kita lebih sehat secara mental. 

“Menggunakan roda emosi untuk menjaga kesehatan mental boleh diterapkan ke anak atau ke diri sendiri terlebih dahulu,” tutup Renggi. 

Leave a comment