Bukan Saat Obesitas, Ravi Dapat Nyinyiran ketika Berhasil Diet dan Jadi Personal Trainer
JAKARTA, KOMPAS.com – Beberapa orang yang sedang menjalani diet, pasti pernah mendapat nyinyiran dari orang lain ketika sedang berproses.
Ada yang mengatakan bahwa mereka tidak perlu melanjutkan diet karena hasilnya belum terlihat, ada pula yang mengatakan bahwa diet hanya menyiksa diri sendiri karena membatasi porsi makan.
Akan tetapi, warga Malang, Jawa Timur bernama Ravi (30) mengatakan, nyinyiran yang datang padanya justru diperoleh ketika dirinya menjadi seorang body builder sekaligus personal trainer di AKA Gym, Kota Bekasi.
- Baca juga: Cerita Diet Ravi, Turun 42 Kg karena Khawatir dengan Riwayat Diabetes
- Baca juga: Dulunya Obesitas, Kini Ravi Jadi Body Builder dan Personal Trainer
“Ada nyinyiran kayak, ‘lo ngapain diet segala? Enggak menikmati hidup’. Aku nanggepinnya ya karena ini sudah jadi gaya hidup, dan harus bisa aku ikuti. Pekerjaanku sekarang juga kan sebagai personal trainer,” ungkap dia kepada Kompas.com, Sabtu (9/11/2024).
Ketika masih menjadi pekerja kantoran dalam bidang pemasaran apartemen, Ravi memiliki berat 102 kilogram. Alhasil, ia menjalani diet dan olahraga sepanjang tahun 2016-2018.
Di tengah kondisi tubuhnya yang saat itu sudah masuk kategori obesitas, orang-orang di sekitarnya tidak pernah melontarkan nyinyiran terkait bentuk tubuhnya.
Mereka justru mendukung niat Ravi untuk diet. Menurut mereka, berat badannya tidak boleh dibiarkan, karena sudah tidak sehat.
“Pas masih program diet, enggak ada nyinyiran. Kelihatan banget aku dulu obesitas, jadi lingkunganku bilang bahwa aku harus diet. Kalau enggak, aku malah sakit-sakitan. Justru, aku mendapat support,” ucap dia.
- Baca juga: Sukses Diet Turun 42 Kg, Ravi Beranikan Diri Ikut Kompetisi Body Builder
- Baca juga: 4 Pemicu Stres yang Membuat Ravi Hampir Berhenti Diet Saat Obesitas
Ravi pun berhasil menurunkan berat badan hingga 60 kilogram pada awal tahun 2018. Kemudian, ia mengubah program penurunan berat badannya menjadi program pembentukan tubuh.
Sebab, ia tertarik untuk menjadikan tubuhnya lebih terdefinisi dan penasaran dengan kompetisi body builder.
Gampang gendut dan tuntutan pekerjaan Metabolisme yang lambat
Ravi mengatakan, ada kemungkinan orang nyinyir dengan gaya hidupnya yang lebih sehat, karena tidak memahami metabolisme tubuh manusia.
Jadi, mereka menganggap Ravi aneh karena masih berolahraga, meskipun saat ini statusnya sudah menjadi seorang body builder dan personal trainer.
- Baca juga: Cerita Diet Nanda, Jalani Hidup Sehat karena Sering Sakit-sakitan
- Baca juga: Berhasil Menurunkan Berat Badan, Nanda Lanjutkan Hidup Sehat untuk Membentuk Otot
“Metabolismenya manusia kan berbeda-beda. Dalam artian, ada yang makan sedikit saja bisa menimbulkan lemak yang berlebih. Artinya, metabolismenya lambat,” papar dia.
Namun, ada pula orang dengan metabolisme cepat. Sebanyak apapun makanan yang disantap, berat badannya tidak akan meningkat drastis.
Kebetulan, Ravi termasuk orang dengan metabolisme lambat. Jadi, sekali saja makan sembarangan bisa membuat berat badannya meningkat.
“Aku harus ekstra hati-hati menjaga asupan makanan. Aku memecahkan problem ini dengan seminggu sekali ada cheat day,” tutur dia.
Profesi personal trainer
Alasan lainnya Ravi masih menjaga pola makan dan rutin berolahraga adalah profesinya sebagai personal trainer.
- Baca juga: 4 Tips Diet ala Azhar yang Berhasil Turun Berat Badan 34 Kg dalam Setahun
- Baca juga: Turun 30 Kg dalam 8 Bulan, Ini 7 Tips Diet ala Ghaida
Menurut dia, selain harus memiliki sertifikat resmi, seorang personal trainer harus memiliki tubuh yang ideal agar lebih kredibel di hadapan para klien.
“Kalau mau punya klien banyak, tapi si personal trainer badannya enggak mendukung, bagaimana klien mau percaya?” jelas Ravi.
“Jadi, olahraga bukan masalah tanggung jawab, tapi sebagai tuntutan yang aku enggak merasa terpaksa karena sudah enjoy,” sambung dia.