Rusia Anggap Tembakkan Rudal ATACMS Buatan AS oleh Ukraina sebagai Fase Baru Perang Lawan Barat
RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com – Rusia menganggap tembakkan rudal ATACMS buatan Amerika Serikat (AS) yang telah dilakukan oleh Ukraina sebagai fase baru perang melawan Barat.
Pemerintah Rusia pada Senin (18/11/2024) sempat mewanti-wanti Ukraina jika sampai menembakkan rudal jarak jauh tersebut. Kini, Ukraina benar-benar telah melakukannya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa (19/11/2024), mengatakan, penggunaan rudal ATACMS jarak jauh oleh Ukraina terhadap wilayahnya menandai fase baru perang Barat melawan Rusia.
Baca juga:
- Untuk Pertama Kalinya, Ukraina Luncurkan Rudal ATACMS Buatan AS ke Wilayah Rusia
- Tanggapan Rusia Setelah Ukraina Benar-benar Tembakkan Rudal ATACMS Buatan AS
Ia pun bersumpah Rusia akan bereaksi “sesuai dengan itu”, setelah Ukraina tembakkan rudal jarak jauh.
Menurut Rusia, Ukraina menggunakan rudal-rudal ATACMS untuk menargetkan sebuah fasilitas militer di wilayah Bryansk, Rusia, pada Selasa dini hari.
Hal itu terjadi hanya beberapa hari setelah Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberikan lampu hijau bagi Kyiv untuk menggunakan senjata jarak jauh tersebut terhadap target-target Rusia.
“Ini, tentu saja, merupakan sinyal bahwa mereka ingin meningkatkan serangan,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang berbicara pada konferensi pers di KTT G20 Brasil, mengenai serangan tersebut.
“Kami akan menganggap ini sebagai fase baru perang Barat melawan Rusia. Dan kami akan bereaksi sesuai dengan itu,” tambahnya, dikutip dari AFP.
Lavrov menuduh AS terlibat dalam membantu Ukraina untuk mengoperasikan rudal-rudal tersebut.
Baca juga:
- Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Jauh Wilayah Rusia
- Tanggapan Rusia Usai Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Jauh Wilayahnya
- Tanggapan Tim Trump Usai Biden Izinkan Ukraina Gunakan Senjata AS untuk Serang Jauh Wilayah Rusia
Rusia telah lama menegaskan bahwa rudal army tactical missile system (ATACMS) diprogram oleh para ahli AS dan membutuhkan panduan dari satelit Amerika.
Lavrov juga mendesak Barat untuk membaca dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa yang menurunkan ambang batas kapan Moskwa dapat menggunakan senjata nuklir.
“Saya harap mereka akan membaca doktrin ini secara keseluruhan,” kata Lavrov.