Profil Peter Carey, Sejarawan Inggris yang Puluhan Tahun Meneliti Pangeran Diponegoro dan Jawa
KOMPAS.com – Sejarawan Peter Carey belakangan ramai diperbincangkan usai bukunya diduga diplagiat oleh dosen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM).
Peter Carey merupakan sejarawan asal Inggris yang dikenal bertahun-tahun meneliti Pangeran Diponegoro dan Jawa, serta sejarah Asia Tenggara.
Meski berasal dari Eropa, Peter Carey menghasilkan buku-buku berpengaruh dalam sejarah Indonesia, termasuk Kuasa Ramalan (2019) yang diduga diplagiat.
Lantas, siapa sebenarnya sejarawan Inggris Peter Carey?
Baca juga: Mengenang Pangeran Diponegoro dan Sejarah Perjuangannya…
Profil sejarawan Peter Carey
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (31/5/2020), sejarawan dengan nama lengkap Peter Brian Ramsay Carey ini meraih gelar sarjana di Trinity College, University of Oxford pada 1969.
Dia kemudian mendapat beasiswa English Speaking Union dan menjalani program master di bidang Kajian Asia Tenggara di Cornell University (1969–1970).
Pada masa itulah Peter mulai tertarik pada Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Perang Jawa.
Pria kelahiran angoon, Burma (kini Yangon, Myanmar) ini pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia pada 1970.
Peter kemudian tinggal di Jakarta dan Yogyakarta masing-masing selama tiga tahun untuk mengumpulkan data yang tersimpan di Arsip Nasional dan skriptorium naskah Jawa.
Baca juga: Dosen UGM Diduga Plagiat Buku Penulis Peter Carey, Dekan FIB Langsung Bentuk Tim
Penelitian ini ditujukan untuk menyelesaikan disertasinya tentang Pangeran Diponegoro.
Dia pun berhasil meraih gelar doktor pada 1975 dengan disertasi berjudul Pangeran Dipanagara and the Making of the Java War: Yogyakarta History, 1785-1825.
Sejak saat itu, Peter mengkhususkan penelitiannya dalam sejarah modern Indonesia, terutama Jawa. Dia juga menulis sejarah negara Asia Tenggara lain, seperti Timor-Leste dan Myanmar.
Peter pensiun pada 2008 dan pindah ke Indonesia. Pada 2014, dia menikah dengan Lina Suriyanti dan tinggal di Tangerang, Banten.
Saat ini, dia menjadi dosen tamu atau YAD Adjunct Profesor di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI).
Dia juga melanjutkan studinya tentang budaya Jawa, termasuk proyek pelestarian manuskrip era Majapahit.
Baca juga: Pedang Pangeran Diponegoro Ditemukan di Gudang Museum Belanda
Karya Peter Carey
Peter menghabiskan lebih dari 40 tahun hidupnya untuk meneliti tentang Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa. Penelitian itu diwujudkan dalam beberapa buku.
Buku Babad Dipanagara: An Account of the Outbreak of the Java War (1981) berasal dari naskah disertasinya, membahas tentang terjemahan Babad Diponegoro.
Biografi The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855 yang terbit pada 2007 menceritakan kisah hidup Pangeran Diponegoro.
Versi pendek buku itu, Destiny; The Life of Prince Diponegoro of Yogyakarta, 1785–1855, terbit pada 2014.
Karya-karya lainnya termasuk dua jilid Arsip Yogyakarta (1980, 2000), Inggris di Jawa, 1811-1816: Sebuah Kisah Jawa (1992), Kuasa Ramalan, Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 (2012), dan Sisi Lain Diponegoro: Babad Kedung Kebo dan Historiografi Perang Jawa (2017).
Peter Carey juga pernah muncul dalam karya dokumenter Aung San Suu Kyi: Lady of No Fear (2010) dan Sang Patriot: Prabowo Subianto (2014).