Informasi Terpercaya Masa Kini

LinkedIn: 10 Persen Pekerja Saat Ini Tempati Jabatan yang Tidak Ada di 2000

0 5

JAKARTA, KOMPAS.com – Kebutuhan keahlian sumber daya manusia di dunia kerja kian berubah. Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh data platform LinkedIn, yang menunjukkan 10 persen pekerja saat ini menempati posisi yang belum ada pada tahun 2000.

Berdasarkan laporan LinkedIn bertajuk Data Work Change Snapshot, profesi-profesi yang dimaksud di antaranya ialah sustainability manager, AI engineer, data scientist, social media manager, dan customer success manager.

Data tersebut menunjukan kondisi tempat kerja yang jauh berbeda dibanding beberapa tahun lalu.

Baca juga: Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

“Baik itu karena perusahaan mempertimbangkan kembali kebijakan bekerja secara remote seperti saat pandemi, munculnya teknologi-teknologi baru, atau meningkatnya perhatian masyarakat terhadap keberlanjutan,” tulis LinkedIn dalam laporannya, dikutip Sabtu (2/11/2024).

Transformasi ini pun diperkirakan akan melaju semakin cepat.

Studi LinkedIn terhadap lebih dari 5.000 pemimpin bisnis di dunia mendapati bahwa 8 dari 10 eksekutif di Asia Pasifik melihat laju perubahan di tempat kerja semakin cepat seiring meningkatnya permintaan akan sejumlah peran, keahlian, dan teknologi baru.

Data LinkedIn juga menunjukkan bahwa keahlian yang dibutuhkan untuk sejumlah pekerjaan di Indonesia telah berubah 50 persen sejak 2016.

 

Baca juga: Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Dengan kehadiran AI yang mempercepat tren ini, skills untuk pekerjaan yang sama diperkirakan akan berubah sebesar 70 persen pada tahun 2030.

Pemimpin bisnis di Asia Pasifik juga mengakui potensi transformatif dari AI generatif, dengan 8 dari 10 responden mampu menyatakan satu cara bagaimana teknologi ini bermanfaat bagi tim mereka.

Pada 2025, 7 dari 10 eksekutif di Asia Pasifik berencana memprioritaskan teknologi dan alat bantu AI, menandakan momentum di kawasan tersebut dalam mempercepat adopsi.

“AI membawa transformasi luar biasa di tempat kerja. Hampir dua pertiga (67 persen) profesional di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, merasa kewalahan dengan cepatnya perubahan pekerjaan mereka,” ujar Indonesia Country Lead LinkedIn, Rohit Kalsy.

Baca juga: 15 Perusahaan Terbaik di RI untuk Pengembangan Karier Menurut LinkedIn

Kalsy mengatakan, lebih dari setengah responden menyatakkan kemampuan menggunakan alat bantu AI dengan nyaman menentukan perkembangan karier.

“Laju perubahan ini mungkin terlihat menakutkan, tetapi kita harus tetap optimis, terlebih karena perusahaan di Indonesia mengambil pendekatan proaktif dengan fokus yang jelas untuk mengadopsi teknologi AI pada 2025,” tuturnya.

Menurutnya, manfaat penggunaan AI lebih dari sekadar meningkatkan produktivitas. Pekerja yang mahir menggunakan AI generatif memiliki kemungkinan 5 kali lebih besar untuk mengembangkan soft skill, seperti ide-ide kreatif, pemikiran desain, dan kecerdasan emosional.

“Mengadopsi AI bukan hanya untuk tetap kompetitif, tetapi juga membuka jalan untuk pertumbuhan dan inovasi, serta membina tim yang gesit dan berdaya,” ucap Kalsy.

Leave a comment