AS Girang NATO Buka Kantor di Yordania,Amman Benar-Benar Pro-Barat yang Dukung Israel?
AS Girang NATO Buka Kantor di Yordania, Amman Benar-Benar Pro-Barat yang Dukung Israel?
TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS), Jumat (12/7/2024)memberikan pujian dan apresiasi atas pembukaan liaison office atau kantor penghubung dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau juga disebut Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Ibu Kota Yordania, Amman.
AS mengatakan pembukaan kantor penghubung NATO di Amman mencerminkan peran penting Yordania dalam menjaga stabilitas regional di Timur Tengah.
Baca juga: IDF Beri Sinyal Mundur dari Koridor Philadelphia, Mesir-Israel Siapkan Ribuan Kamera di Perbatasan?
Juru bicara Kepala Regional Departemen Luar Negeri AS Sam Warburg, dalam pernyataannya kepada Kantor Berita Jordan (Petra) selama KTT NATO yang diadakan di Washington, menekankan pentingnya hubungan yang lebih erat antara anggota NATO dan Yordania.
Warburg menyebutnya sebagai “simbol dan pesan penting dari komunitas internasional dan bukan hanya dari Amerika Serikat.”
Dia juga memuji peran Yordania dalam menjaga keamanan, stabilitas, dan perdamaian melalui upayanya memerangi terorisme di Timur Tengah.
“[Pembukaan kantor penghubung NATO] tidak dilakukan dalam rangka NATO menawarkan sesuatu kepada Yordania saja, namun negara-negara NATO mempunyai kesempatan untuk belajar dari pengalaman Yordania dalam memerangi terorisme,” lanjutnya.
“Yordania juga akan mempunyai kesempatan untuk belajar dari pengalaman NATO.”
Warburg menggarisbawahi bahwa serangan siber saat ini menjadi ancaman utama, sehingga mendesak perlunya koordinasi dan kerja sama dalam bentuk strategi dan taktik inovatif untuk memerangi terorisme di Internet.
Amerika Serikat “menganggap [Yordania] sebagai salah satu mitra paling penting bagi Amerika Serikat dalam hal stabilitas dan keamanan di kawasan” – yang selanjutnya memuji hubungan antara kedua negara sebagai salah satu hubungan Amerika tertua di kawasan.
Ia memuji peran Yang Mulia Raja Abdullah II dalam membina hubungan dengan AS, dengan mengatakan bahwa “ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi pemimpin mana pun di dunia untuk menjalin hubungan dengan semua otoritas di Amerika,”.
Pujian itu mengacu pada hubungan baik antara Raja Abdullah II dan Presiden Joe Biden, Kongres, dan pemerintah federal AS.
Baca juga: Benarkah Yordania Lindungi Israel? Dilema Kerajaan Hashemite, Nikmati Bantuan AS, Target Empuk Iran
Langkah Penyeimbang yang Rumit
Langkah Yordania mengizinkan pembukaan kantor NATO di ibu kotanya, secara geopolitik punya makna kalau Amman berusaha untuk tetap menjaga hubungan baik dengan AS dan negara-negara Barat yang dikenal sebagai pendukung Israel dalam Perang Gaza.
Ulasan jurnalis The Guardian, Jason Burke menyebut Yordania sejatinya tengah melakukan aksi penyeimbangan yang rumit karena berada dalam dilema.
Baca juga: Benarkah Yordania Lindungi Israel? Dilema Kerajaan Hashemite, Nikmati Bantuan AS, Target Empuk Iran
Yordania berulangkali menunjukkan dukungannya terhadap berdirinya negara Palestina serta pemberian bantuan terhadap penduduk Gaza lewat berbagai cara.
Pada konteks yang sama, Yordania juga menegaskan kembali dukungannya terhadap permintaan Mesir agar Israel menarik diri dari Rafah.
Wakil Perdana Menteri Yordania dan Menteri Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat, Ayman Al-Safadi, menegaskan kembali dukungan penuh kerajaan tersebut terhadap permintaan Mesir agar tentara pendudukan Israel mundur dari perbatasan Rafah di sisi Palestina sehingga bantuan dapat mengalir ke wilayah yang terkepung. Jalur Gaza.
Al-Safadi menambahkan, dalam konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Mesir, Badr Abdel Ati, kemarin, bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza tidak memenuhi kebutuhan minimum di Jalur Gaza.
“Saat ini kita menghadapi kondisi yang semakin buruk. Kemarin terjadi agresi Israel yang merupakan kejahatan perang lainnya dengan melakukan pengeboman terhadap pengungsi di Khan Yunis. Tidak ada seminggu berlalu tanpa kita melihat lebih banyak warga Palestina yang tidak bersalah menjadi sasaran di tempat-tempat pengungsian, baik di sekolah-sekolah UNRWA atau kamp-kamp lainnya,” tambahnya.
Ia menekankan perlunya komunitas internasional untuk bertindak, menegakkan hukum internasional, dan mengambil tindakan nyata dan efektif untuk menghentikan agresi Israel dan menghentikan kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
“Angka-angka tersebut menunjukkan jumlah anak-anak dan perempuan yang tewas selama perang ini. Semuanya terkait dengan nilai-nilai kemanusiaan kita bersama dan terkait dengan hukum internasional. Di Gaza, Israel menghancurkannya, dan ini harus segera dihentikan,” tambahnya.
(oln/rntv/*)