Ribuan Tahun Lalu, Orang-orang Kemungkinan Berenang di Gurun Sahara
KOMPAS.com – Ilmuwan meyakini, ribuan tahun lalu, Gurun Sahara bukanlah bentang alam kering dan berpasir seperti yang kita kenal saat ini.
Gurun Sahara di Afrika bagian utara saat itu justru merupakan oasis hijau subur yang menyejukkan mata.
Bahkan, seni cadas di dataran tinggi Gilf Kebir di jantung bagian timur Sahara, yang membentang dari Mesir hingga Libya tenggara, memberikan bukti bahwa hamparan pasir ini dulunya diliputi dengan perairan.
Dilansir dari Livescience, Senin (23/9/2024), daerah terpencil itu dipetakan oleh seorang kartografer Eropa bernama Laszlo Almasy pada 1926.
Ahli pembuat peta tersebut menemukan dua gua dangkal yang bersebelahan, dihiasi dengan ratusan lukisan batu bertema hewan dan manusia.
Salah satunya, cetakan tangan yang kemungkinan diciptakan oleh seseorang dengan cara meniup pigmen ke permukaan batu di atas jari-jari yang terentang.
Namun, satu set gambar lain menarik perhatian para peneliti, yakni sepasang manusia dengan lengan dan kaki terentang seolah-olah sedang berenang.
Baca juga: Di Swiss, Berenang Ikuti Arus Sungai Jadi Transportasi Berangkat-Pulang Kerja
Cave of Swimmers mungkin jadi bukti orang berenang di Sahara
Seni cadas di gua bernama Wadi Sura yang terletak di barat daya kaki Gilf Kebir itu kemudian diberi nama “Cave of Swimmers” atau “Gua Para Perenang”.
Cave of Swimmers adalah sebuah gua dengan ukuran lebih besar dari dua gua dangkal di bagian selatan dataran tinggi Gilf Kebir.
Lubang di kaki dataran tinggi ini merupakan daerah yang sangat terpencil dan tidak dapat diakses, sehingga keberadaannya baru diketahui oleh Laszlo Almasy pada 1926.
Sejak itu, seperti disadur laman British Museum, gua bergambar orang berenang pun menjadi populer.
Khususnya, setelah digunakan sebagai lokasi utama dalam film The English Patient (1996), yang diangkat dari novel berjudul sama karya Michael Ondaatje.
Buku dan film tersebut menampilkan versi fiksi dari gua dan penemunya di dunia nyata, Laszlo Almasy, sebagai karakter utama.
Almasy berpendapat, sosok yang tampak berenang dalam lukisan menunjukkan keberadaan air yang melimpah di Sahara.
Oleh karena itu, seni ini mungkin menjadi bukti bahwa daerah tersebut dulunya tidak berupa gurun yang gersang.
Baca juga: Usai 100 Tahun Dilarang, Tradisi Berenang di Sungai Seine Bangkit Berkat Olimpiade
Kemungkinan ada danau 160 kilometer dari lukisan
Banyak peneliti menganggap Cave of Swimmers memberikan gambaran sekilas mengenai seperti apa kehidupan sehari-hari masyarakat sebelum Sahara menjadi gurun.
Bahkan, dikutip dari National Geographic, penggambaran para perenang ini merupakan salah satu representasi aktivitas berenang paling awal yang diketahui manusia.
Gurun Sahara semula adalah sebuah sabana luas yang menjadi habitat rusa, antelop, singa, jerapah, gajah, dan manusia.
Arkeolog menilai, ribuan tahun lalu, sekitar 160 kilometer dari Cave of Swimmers terdapat sebuah danau.
Seperti wisatawan yang ingin mengabadikan momen, sangat mungkin siapa pun pada zaman itu menggambar lukisan setelah mengunjungi danau.
Akan tetapi, dilansir dari History Today, beberapa orang lainnya menilai, penggambaran dalam seni cadas itu lebih bersifat metaforis atau bukan arti sebenarnya.
Mereka berpendapat, figur perenang di seni cadas tersebut mungkin menyimpan makna yang lebih dalam.
Hipotesis pertama, orang-orang dalam lukisan bergerak menuju hewan buas, seperti yang digambarkan pada gua-gua di kawasan Wadi Sura.
Sementara, hipotesis kedua menyatakan, figur perenang menggambarkan orang yang sudah meninggal bergerak ke arah dewa atau pelindungnya menuju alam keabadian.
Baca juga: Gurun Sahara Berubah Hijau Tak Lagi Gersang, Pertanda Buruk bagi Bumi?
Diperkirakan dibuat 6.000-9.000 tahun lalu
Seni cadas sendiri sulit untuk ditentukan tanggal pembuatannya karena merupakan tradisi yang dipraktikkan selama ribuan tahun.
Lukisan Gua Para Perenang diperkirakan berasal dari 6.000 hingga 9.000 tahun lalu, meskipun beberapa peneliti memperkirakan tanggal yang lebih awal dan lebih akhir.
Para perenang bukanlah satu-satunya manusia yang digambarkan dalam Wadi Sura di dataran tinggi Gilf Kebir.
Gambar lain yang ditemukan, termasuk jejak tangan dengan jari terentang dan beberapa manusia yang tampak sedang melakukan aktivitas.
Jejak kaki antelop yang diukir dengan cermat turut menambah elemen lain ke situs bersejarah yang menarik ini.
Seperti banyak seni cadas lainnya, jejak tersebut meninggalkan bekas tapak yang familier, tetapi sulit dipahami dan penuh teka-teki.
Sayangnya, kondisi lukisan yang rentan mengelupas terus memburuk dan semakin mengaburkan kilasan masa lalu di Gurun Sahara.