Informasi Terpercaya Masa Kini

Muncul Memar Padahal Tidak Terbentur, Gejala Penyakit Apa Itu?

0 3

KOMPAS.com – Seseorang dapat mengalami munculnya memar-memar pada bagian tertentu secara tiba-tiba.

Biasanya, memar muncul karena seseorang terbentuk barang atau alat di sekitarnya. Namun, kadang-kadang memar bisa muncul secara tiba-tiba meski tak mengalami benturan.

Memar ini dapat sembuh dengan sendirinya namun bisa bertahan dalam waktu cukup lama tanpa disadari.

Lantas, kenapa tiba-tiba muncul memar?

Baca juga: Kisah Leonid Rogozov, Dokter Soviet yang Operasi Usus Buntunya Sendiri

Alasan muncul memar meski tak terbentur

Memar yang muncul secara tiba-tiba dan acak ini rupanya menjadi tanda atau gejala suatu kondisi kesehatan tubuh.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut alasan seseorang mengalami memar secara tiba-tiba:

1. Olahraga intens

Dikutip dari Healthline, latihan yang intens dapat menyebabkan lebih dari sekadar nyeri otot, namun juga bisa disertai memar.

Jika Anda baru-baru ini sedang melakukan olahraga yang cukup intens, maka mungkin akan mengalami memar di sekitar otot yang nyeri.

Ini karena, orang bisa secara tidak sengaja akan melukai jaringan otot dan menyebabkan pembuluh darah pecah dan darah akan bocor ke area di sekitarnya.

2. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap memar.

Obat pengencer darah dan pereda nyeri yang dijual memas dapat memengaruhi kemampuan darah di dalam tubuh untuk membeku.

Jika darah membutuhkan waktu lebih lama untuk membeku, maka lebih banyak darah yang bocor dari pembuluh darah dan terkumpul di bawah kulit.

Baca juga: Tubuh Mudah Memar? Ini Beberapa Penyebabnya

3. Kekurangan vitamin

Sejumlah nutrisi seperti zat besi, vitamin C, dan vitamin K diketahui memiliki banyak fungsi penting dalam darah.

Nutrisi tersebut membantu dalam pembentukan sel darah merah, menjaga kadar mineral, dan menurunkan kolesterol.

Namun begitu, kekurangan sejumlah nutrisi itu dapat menyebabkan gejala seperti memar yang muncul tiba-tiba.

4. Diabetes

Meski diabetes sendiri tidak menyebabkan memar, namun hal itu dapat memperlambat waktu penyembuhan seseorang dan membiarkan memar bertahan lebih lama dari biasanya.

Oleh karena itu, jika mengalami gejala diabetes disertai memar, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Bila telah didiagnosis menderita diabetes, maka memar yang dialami mungkin hanya disebabkan oleh lambatnya penyembuhan luka.

Baca juga: Kisah Zac Yarbrough, Pria yang Berjuang Sembuh Melawan Kanker Payudara Stadium 4

5. Penyakit von Willebrand

Penyakit von Willebrand adalah kelainan genetik yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku.

Orang yang mengidap penyakit von Willebrand terlahir dengan kondisi tersebut tetapi mungkin tidak menunjukkan gejala hingga dewasa.

Bila darah tidak menggumpal sebagaimana mestinya, maka akan menyebabkan pendarah dan terperangkap di bawah permukaan kulit.

6. Trombofilia

Trombofilia berarti darah pengidapnya memiliki kecenderungan lebih besar untuk menggumpal.

Kondisi ini terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu banyak atau sedikit zat kimia penggumpal. Biasanya, kondisi ini tidak mempunyai gejala sampai terbentuknya gumpalan darah.

Jika didiagnosis mengidap trombofilia, dokter nantinya akan meresepkan obat pengencer darah atau antikoagulan.

Di sisi lain, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah juga lebih mudah mengalami memar.

Baca juga: Sering Mengalami Memar? Kenali Penyebabnya!

7. Efek kemoterapi

Jika seseorang menjalani kemoterapi atau perawatan radiasi, mungkin memiliki jumlah trombosit darah rendah atau trombositopenia.

Tanpa cukup trombosit, darah akan membeku lebih lambat dari biasanya, sehingga dapat menyebabkan memar yang besar atau menggumpal.

Orang yang menderita kanker di bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk produksi darah seperti di hati, kemungkinan akan mengalami pembekuan darah tidak biasa.

8. Limfoma non-hodgkin

Limfoma non-hodgkin adalah kanker yang muncul pada sel limfosit. Sel ini merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Gejala limfoma non-hodgkin yang paling adalah pembengkakan tanpa rasa sakit pada kelenjar getah bening di leher, selangkangan, dan ketiak.

Apabila limfoma non-hodgkin menyebar ke sumsum tulang, jumlah sel darah dalam tubuh akan berkurang dan memicu jumlah trombosit berkurang.

Hal tersebut akan memengarhui kemampuan darah untuk membeku dan menyebabkan seseorang mudah memar dan berdarah.

Baca juga: Bencana Danau Nyos 1986 di Kamerun, 1.746 Orang Tewas Saat Tertidur

9. Hemofilia

Hemofilia A dan B adalah kondisi tubuh yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami pendarahan dan memar berlebihan.

Hemofilia adalah kondisi genetik yang memengaruhi kemampuan darah untuk membeku karena faktor pembekuan darah.

10. Trombositopenia imun

Gangguan pendarahan ini disebabkan oleh rendahnya jumlah trombosit. Tanpa jumlah trombosit yang cukup, darah akan sulit membeku.

Orang dengan trombositopenia imun dapat mengalami memar tanpa alasan yang jelas.

Pendarahan di bawah kulit juga dapat muncul sebagai titik-titik merah atau ungu seukuran tusukan jarum yang menyerupai ruam.

11. Sindrom Ehlers-Danlos

Sindrom Ehlers-Danlos adalah sekelompok kondisi bawaan yang memengaruhi jaringan ikat, termasuk sendi, kulit, dan dinding pembuluh darah.

Baca juga: Viral, Unggahan Menyebut Muncul Memar Setelah Diinfus, Ini Penjelasan Dokter

Orang dengan kondisi ini memiliki persendian yang bergerak jauh melampaui rentang gerak normal.

Kulit pengidap penyakit ini biasanya menjadi tipis, rapuh, dan mudah rusak yang menyebabkannya mudah memar.

12. Sindrom Cushing

Sindrom Cushing berkembang saat kadar kortisol dalam darah seseorang yang terlalu tinggi.

Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan produksi kortisol alami tubuh atau penggunaan obat kortikosteroid secara berlebihan.

Sementara sindrom Cushing tersebut dapat menyebabkan kulit pengidap menipis sehingga mudah memar.

13. Sepsis

Dilansir dari Medical News Today, sepsis adalah infeksi yang menyebabkan penumpukan racun dalam darah atau jaringan. Sehingga, sepsis sering disebut sebagai keracunan darah.

Penderita sepsis sering kali mengalami bintik-bintik kecil pada kulit (petechiae) atau area berwarna ungu (purpura).

Tanpa pengobatan, bintik-bintik ini dapat membesar, menyatu, dan membentuk memar yang lebih luas. Sepsi diketahui membutuhkan perawatan darurat segera.

Baca juga: Kisah Wanita di Inggris, Organ Perutnya Mengeras seperti Beton Usai Jalani Operasi Lambung

Leave a comment