Informasi Terpercaya Masa Kini

Begini Kata Penonton tentang Film “The Architecture of Love”

0 53

“Mencintai punya kuasa untuk menyembunyikan yang pahit dan menampakkan yang manis.” – Raia (The Architecture of Love)

Jatuh cinta memang akan selalu tumbuh diiringi tangisan, entah tangisan atas kebahagiaan, atau tangisan atas kekecewaan. Bagi mereka yang merasakan kehilangan karena cinta, seringkali hidupnya terasa seperti melangkah di atas kepingan kaca yang begitu menyakitkan untuk dipijak. 

Entah bagaimana mereka bisa membuka hati lagi, ketika bayangan kekecewaan dan duka kisah percintaan terlalu dalam menyakiti hatinya. Rasa-rasanya cinta seperti jurang yang menganga, menakutkan sekaligus memilukan. 

Enggan untuk jatuh cinta kembali, karena seringkali ketika ingin melangkah, mereka seperti dihantui beban masa lalu yang menyesakkan. Setiap langkah terasa seperti medan pertempuran emosional yang membawa perasaan takut dan cemas. 

Prosesnya mungkin akan lambat, tetapi dari ‘kehilangan’ mereka menemukan banyak makna dari cinta. Mereka akan lebih memahami nilai sejati lain dari cinta. Mereka akan memaknai bahwa setiap langkah menuju kesembuhan adalah tanda keberanian yang luar biasa. 

Hal tersebut sama seperti yang dialami oleh Raia Risjad (Putri Marino) dan River Jusuf (Nicholas Saputra) dalam Film “The Architecture of Love”.

SINOPSIS FILM THE ARCHITECTURE OF LOVE

Film yang diadaptasi dari novel populer karya Ika Natasha ini telah resmi tayang di bioskop pada 30 April 2024. Dalam film ini Ika Natassa menggandeng Nicholas Saputra dan Putri Marino sebagai karakter utama.

Film The Architecture of Love (TAOL) menceritakan kisah seorang penulis hebat (Raia) yang kehilangan ide-ide menulisnya akibat trauma atas kehancuran yang terjadi dalam rumah tangganya. Kebuntuan tersebut memutuskan Raia untuk pergi ke New York, Amerika Serikat. 

Dalam perjalanan mencari inspirasi untuk karya terbarunya, di New York, Raia bertemu dengan seorang Arsitektur bernama River Jusuf. 

Pertemuan yang tidak disengaja itu seperti membawa kehidupan baru bagi Raia maupun River. New York menjadi saksi bisu dua insan yang bersikeras untuk sembuh dan damai dari kejadian di masa lalunya. 

Sejak pertemuan itu, Raia dan River menjadi lebih sering menghabiskan waktu bersama. Pergi menjelajahi setiap gedung-gedung yang ada di New York. Setiap menjumpai gedung-gedung di sana, River selalu menceritakan kisah dibalik gedung tersebut kepada Raia.

Sejak saat itu juga Raia mulai memiliki ketertarikan kepada River. Bagi Raia, River adalah sosok yang mengajarkan banyak hal baru tentang New York yang jauh belum diketahui oleh Raia. Namun dibalik hal tersebut, River masih menyimpan rahasia besar. Rahasia yang membawa dirinya lari ke New York. 

Kisah cinta Raia dan River tidak berjalan mulus. Setelah mulai saling membuka diri dan tertarik satu sama lain, keraguan masih terus menghampiri diri River. Bagaimana mereka menghadapi hal tersebut? Temukan jawabannya dalam Film The Architecture of Love. 

Begini Kata Penonton tentang Film “The Architecture of Love”

The Architecture of Love berhasil menjadi film romance yang memikat dan menghibur para penontonnya. Perjalanan cerita Raia dan River sungguh membuat perasaan penonton terombang-ambing. Plot dalam film ini disusun secara rapi dan ringan sehingga sangat mudah untuk dipahami oleh penontonnya. 

Tak seperti kebanyakan film romance, kisah cinta dalam “The Architecture of Love” bukanlah tentang kisah cinta remaja yang masih labil dalam memaknai cinta. Konflik dan permasalahan yang disajikan lebih dalam dan rumit. 

Pengembangan karakter dalam film ini cukup kuat dan mampu menampilkan sikap positif serta kedewasaan yang mengesankan dalam menyikapi setiap permasalahan yang terjadi. 

Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu penonton TAOL, Winda, “Alur ceritanya lumayan rapih dan lumayan berbeda dari film-film romance yang pernah aku tonton. Taol ini lebih ke romance dewasa ya, cara mereka pdkt, lovey dovey, solve the problem-nya lumayan berbeda dari film-film lain.”

Kekuatan film ini tidak hanya tercipta dari penyusunan alur yang baik, lebih dari itu, visualisasi dalam film ini mampu memanjakan mata penonton. Gedung-gedung di New York menjadi visualisasi yang mampu memperkuat dan menghidupkan suasana indah dalam film ini.

Hal tersebut juga dikatakan oleh Winda (20), “Di luar alur ceritanya, akting Putri Marino dan Niscap nya bagus banget dan latarnya juga cantik jadi lumayan memanjakan mata. Yang bikin aku terkesan lagi, mereka ikut ngenalin bangunan-bangunan yang ada di New York, jadi ikut nambah wawasan penontonnya.”

Kisah cinta yang dialami oleh River dan Raia juga banyak dirasakan oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Pesan moral yang diangkat dalam film tersebut menjadi lebih dekat dengan mereka, sehingga dapat memberikan banyak pemahaman baru tentang memaafkan dan menerima. Seperti kata salah salah satu penonton juga, Mawar (22), “Awalnya penasaran dan iseng nonton film ini, karena memang agak related dengan kehidupan aku. Sebelum nonton ini, punya pandangan kalo kita bakalan susah bahkan gak bisa buat menjalani kehidupan dengan orang baru tapi di film ini nunjukin ke diri aku pandangan dari sisi lain yaitu rasa sakit atau trauma kita akan terobati kalo kita menemukan orang yang tepat dan lebih effort daripada orang lama.” 

Mawar (22) juga melanjutkan pendapatnya terkait pesan moral yang didapatkan setelah menonton film TAOL, “Feel setelah nonton ini itu benar-benar percaya kalo orang yang tepat bakalan datang buat kita, ya bersama orang baru tidak seburuk itu ketika kita dicintai. Ya jangan tenggelam dengan kata Trauma, sejauh apapun kita melangkah, kita tidak bisa melupakan masa lalu, hingga akhirnya menyadari masa lalu bukan untuk dilupakan tapi untuk dijadikan pelajaran.”

“Dari film ini juga penting bagi kita untuk tahu salah satu hal penting pasangan kita yaitu attachment style supaya dalam hubungan bisa saling memahami, bisa mengetahui apa yang harus dilakukan dalam hubungan supaya hubungan jadi lebih bermakna dan bisa solve problem di hubungan dengan baik.” lanjut penjelasan Mawar (22).

The Architecture of Love bukan sekadar sebuah film, melainkan sebuah perjalanan emosional yang membawa penonton melintasi lanskap cinta dan kehidupan. Dengan penyajian visual yang memukau dan alur yang memikat, film ini berhasil menangkap esensi dari kompleksitas hubungan dua insan dalam mencari arti sejati dari cinta. Bagi penonton, film ini bukan hanya sekadar hiburan, melainkan sebuah pengalaman yang menginspirasi.

Leave a comment