Bos BI Sebut Suku Bunga The Fed Bisa Turun Lebih Cepat, BI Rate Gimana?
Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat adanya probabilitas pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) atau Fed Funds Rate (FFR) yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan sinyal dari The Fed pada pertemuan FOMC akhir juli 2024, yaitu FFR yang berpotensi turun pada September 2024 jika inflasi terus melandai sesuai target.
“Kalau BI melihatnya Fed Funds Rate ini kapan turunnya? Nah, ini akan semakin maju,” katanya dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III Tahun 2024, Jumat (2/8/2024).
Baca Juga : Sri Mulyani Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2024 Tembus 5%
Meski demikian, Perry mengatakan bahwa bank sentral masih perlu melihat perkembangan ke depan, dengan suku bunga di AS saat ini yang masih tinggi, meski European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) yang sudah mulai menurunkan suku bunga.
Di sisi lain, Perry mengatakan bahwa BI hingga Rapat Dewan Gubernur (RDG) terakhir, juli 2024, masih memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 6,25%.
Baca Juga : : Sri Mulyani: Stabilitas Sistem Keuangan Kuartal II/2024 tetap Terjaga
Sementara itu, jika dilihat dari tren inflasi yang terus melandai di dalam negeri, ruang suku bunga acuan sebenarnya terbuka untuk turun.
Perry mengatakan keputusan mempertahankan suku bunga acuan karena BI harus memastikan risiko global terkendali dahulu.
“Karena inflasi inti rendah dan kemungkinan ke depan juga rendah, mestinya BI-Rate itu turun. Cuma memang belum bisa turun karena kami harus fokus memitigasi risiko global,” jelas Perry.
Untuk diketahui, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2024 mencatatkan deflasi sebesar 0,18% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau secara tahunan mencapai 2,51% (year-on-year/yoy).
Inflasi inti khususnya tercatat sebesar 0,18% mtm pada Juli 2024, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10% mtm. Secara tahunan, inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 1,95% yoy, meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,90% yoy.