Informasi Terpercaya Masa Kini

Serangan Balik PKB di Kisruh Perebutan Partai, Sindir PBNU Tiba-tiba Gila Hormat

0 21

JAKARTA, KOMPAS.com – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akhirnya buka suara mengenai Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang berencana merebut kembali PKB.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan, PBNU berupaya menyerobot apa yang bukan menjadi haknya. Jazilul menyebut hal tersebut pantang bagi ulama.

Dia pun menyindir PBNU sebagai organisasi yang malah tidak menunjukkan etika ulama meski didasari oleh keulamaan.

“Disayangkan, organisasi yang di situ membawa didasari keulamaan, ternyata tidak menunjukkan etika keulamaan. Mau nyerobot, mau ambil alih, mau ngambil sesuatu yang bukan haknya, itu pantang bagi ulama. Itu adalah tindakan yang batil, tindakan yang tidak hak. Kita tidak menduga-duga,” ujar Jazilul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (30/7/2024).

Baca juga: Saat Gus Yahya Buka-bukaan, Merasa PBNU Kerap Direndahkan PKB Cak Imin

Jazilul memaparkan, PKB selama ini menjalankan kedaulatan UU Partai Politik, sedangkan PBNU menjalankan UU Ormas.

Itu artinya, PKB dan PBNU berada dalam “kolam” yang berbeda.

Jazilul mempersilakan PBNU fokus mengurus umat, masjid, dan madrasah. Dia mengingatkan PBNU sudah melahirkan PKB sebagai alat perjuangan politik.

Maka dari itu, Jazilul menilai Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) selaku sosok yang pertama kali menggulirkan rencana perebutan PKB tidak paham konstitusi.

Dia menekankan, PKB bukanlah badan otonom PBNU. Jazilul meminta PBNU memecat pengurusnya yang telah membuat kisruh antara PKB dan PBNU ini.

“Kisruh yang disampaikan oleh Gus Ipul itu menunjukkan tidak paham konstitusi, tidak paham tata kelola organisasi, bahkan enggak paham tata krama,” tukasnya.

Dalam menghadapi wacana perebutan partai ini, PKB menegaskan mereka solid untuk menolak berbagai bentuk intervensi dari PBNU tersebut.

Heran PBNU jadi gila hormat

Jazilul mengatakan PBNU di masa kepemimpinan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) selalu mengganggu dan menggembosi PKB.

Padahal, kata dia, PKB menghormati PBNU yang menjaga jarak dari semua partai politik.

“Sebenarnya PKB ini sudah menghormati apa yang menjadi hak PBNU untuk menjaga jarak dari seluruh partai politik. Tapi faktanya, misalnya Gus Yahya, Gus Ipul (Sekjen PBNU), PBNU itu selalu menggembosi, mengganggu apa yang dilakukan PKB,” ujar Jazilul.

Baca juga: Bola Liar Pansus Haji, Dipertanyakan PBNU, PKB Pasang Badan

Jazilul menjelaskan, di Pemilu 2024, PKB terbukti memiliki prestasi yang luar biasa. Misalnya seperti kenaikan kursi DPR yang diperoleh PKB dari 58 menjadi 68 kursi.

Namun, PBNU malah tidak pernah mengakui keberhasilan PKB ini.

“Ketika PKB di 2024 terbukti memiliki prestasi yang luar biasa, malah tidak diakui. (Misalnya) kenaikan anggota DPR RI. Dari 58 ke 68, 10 kursi. Dan kemudian mencetak prestasi PKB menjadi satu-satunya partai politik berhaluan al-sunnah wal-jama’ah, yang paling besar di parlemen ini. Itu lho enggak pernah diakui,” tuturnya.

Jazilul juga membantah tudingan Gus Ipul yang menyebut PKB melecehkan atau tidak menghormati PBNU.

Dia bingung dengan PBNU yang tiba-tiba terkesan gila hormat.

“PBNU kok tiba-tiba gila hormat. Enggak ada hubungannya, kita ini memperjuangkan aspirasi, ajaran, tuntunan al-sunnah wal-jama’ah di bidang politik. Itulah cara menghormati. Maksudnya gimana menghormati? Menghormatinya begitu. Menjalankan apa yang menjadi ide ideologi perjuangan al-sunnah wal-jama’ah seperti juga NU,” jelasnya.

Merasa bantu PBNU secara frontal, bukan menyerang 

Jazilul membantah PBNU yang menyebut PKB menyerang mereka secara frontal.

Menurutnya, selama ini, PKB justru membantu PBNU secara frontal, bukan menyerang.

“Dengan menaikkan kursi PKB secara frontal di seluruh Indonesia. Itu dong caranya melihat. Begitu dong caranya ulama melihat. Begitu dong caranya ulama menghargai. Bukan malah menganggap PKB menyerang frontal. Siapa? Enggak ada. Enggak ada,” kata dia.

Baca juga: Tantang Gus Yahya yang Curigai Pansus Haji, PKB: Buktikan!

Jazilul mengatakan, pihaknya merasa tidak memiliki masalah apapun dengan PBNU.

Dia menuding PBNU era Gus Yahya dan Gus Ipul yang justru mencari-cari masalah dengan PKB.

“Kita enggak pernah ada masalah. PKB itu tidak pernah merasa punya masalah dengan Gus Ipul, dengan Gus Yahya. Enggak pernah punya masalah. Lihat saja di bawah itu, struktur MWC, struktur PAC PKB, MWC NU, enggak pernah ada masalah. Apa yang mau didudukkan? Enggak pernah ada masalah,” terang Jazilul.

Bakal abaikan 2 utusan sesepuh PBNU

Terkait isu perebutan PKB ini, Gus Yahya telah mengutus Wakil Rais Aam PBNU Anwar Iskandar dan Waketum PBNU Amin Said Husni untuk mendalami masalah antara PBNU dan PKB.

Jazilul mengatakan PKB akan mengabaikan dua sesepuh yang diutus PBNU tersebut.

“Utusan apa itu? Itu sesuatu yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Partai Politik. Dengan sendirinya maka itu gugur, maka itu harus diabaikan,” tukas Jazilul.

Jazilul menyebut pihaknya belum berkomunikasi sama sekali dengan Anwar Iskandar dan Amin Said Husni.

Jazilul mengatakan, jika PBNU sebagai ormas keagamaan ingin mengevaluasi partai politik, maka lebih baik evaluasi saja seluruh partai di Indonesia.

“Kalau mengevaluasi silakan evaluasi semua. Mengevaluasi Indonesia juga boleh,” ucapnya.

Maka dari itu, kata dia, pansus atau apapun yang ingin dibentuk oleh PBNU untuk merebut PKB haruslah batal demi hukum.

PBNU merasa direndahkan

Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan, pihaknya merasa diserang secara tajam oleh PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar.

Walhasil, PBNU mengutus dua sesepuhnya untuk mendalami masalah dengan PKB ini.

“Mereka (PKB) serang PBNU dengan serangan yang sangat tajam. Nah, ini jadi persoalan bagi PBNU. Karena ini soal lembaga yang disepelekan, direndahkan, dan sebagainya. Dan PBNU sebagai kelembagaan perlu ambil sikap dan langkah-langkah terkait hal ini,” ujar Gus Yahya dalam jumpa pers di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Minggu (28/7/2024).

Yahya menjelaskan, dalam rapat pleno PBNU pada Minggu (28/7/2024), PBNU telah memutuskan untuk memberi mandat kepada dua orang, yakni Wakil Rais Aam PBNU Anwar Iskandar dan Waketum PBNU Amin Said Husni.

Kedua pengurus itu ditugaskan melakukan pendalaman terkait masalah antara PBNU dan PKB ini.

Lalu, kedua orang itu akan memberikan rekomendasi kepada PBNU mengenai langkah-langkah yang perlu diambil.

Yahya mengatakan, Anwar Iskandar dan Amin Said Husni akan berkomunikasi terus dengan dirinya selaku Ketum PBNU.

Yahya meyakini Anwar dan Amin sama-sama memahami betapa urgent-nya masalah ini sehingga perlu cepat diselesaikan.

Leave a comment