Informasi Terpercaya Masa Kini

Gurita yang Dimakan Hidup-hidup Disebut Bisa Bertahan di Dalam Tubuh dan Keluar Utuh, Benarkah?

0 18

KOMPAS.com – Kuliner gurita hidup sempat jadi tren dan mengundang orang-orang untuk mencicipinya.

Di Korea Selatan, hidangan ini dikenal dengan nama sannakji yang menyajikan gurita jenis octopus minor atau nakji, yang secara harfiah berarti “bayi gurita”.

Makan gurita hidup dianggap menarik dan menjadi tantangan tersendiri karena sering kali harus bergelut dengan lengan-lengannya yang lengket.

Namun, sebuah video di media sosial X menunjukkan, gurita yang dimakan hidup-hidup bisa bertahan hidup dalam tubuh, bahkan kembali keluar dalam bentuk utuh melalui anus.

Jika kamu menelan gurita hidup dan lambung tidak punya cairan, gurita bisa melewati sistem pencernaan dan keluar dalam kondisi hidup,” narasi dalam video yang diunggah akun @facktura, Minggu (21/7/2024).

Lantas, mungkinkah hal tersebut terjadi?

Baca juga: Gurita Disebut Gemar Meninju Ikan karena Dendam, Pakar Beri Penjelasan

Gurita tidak bisa bertahan di tubuh manusia hidup

Profesor Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova mengatakan, gurita yang dimakan hidup-hidup mampu bertahan di dalam tubuh dan keluar dalam bentuk utuh, secara hipotesis bisa terjadi.

“Ya hipotesisnya bisa saja. Tapi ini hanya terjadi jika manusia tidak hidup,” ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/7/2024).

Namun, pada kenyataannya, gurita sebagai makanan akan melewati banyak proses dalam setiap organ pencernaan manusia.

Pertama, hewan moluska dari kelas Cephalopoda ini akan dikunyah atau dihaluskan oleh gigi di dalam mulut.

Selanjutnya, gurita yang sudah dalam bentuk agak halus akan masuk melewati kerongkongan dan jatuh ke lambung.

Organ-organ sistem pencernaan yang ada di dalam perut secara bergantian akan mencerna gurita secara fisik, mekanis, maupun biologis.

Ada pula proses penyerapan nutrisi dari makanan yang masuk, sedangkan sisanya dibuang dalam bentuk tinja melalui anus.

“Tanpa ada proses ini, gurita bisa saja bertahan. Tapi kalau ada dan berjalan normal, guritanya sudah mati sejak dikunyah,” kata Reza.

Jika tidak dikunyah sempurna, lengan-lengan gurita yang dipenuhi pengisap lengket juga bisa saja menempel pada organ-organ dalam orang yang memakannya.

Kendati demikian, kondisi tersebut tidak akan terjadi pada manusia hidup yang mengonsumsi gurita hidup-hidup.

“Dengan asumsi manusianya tidak hidup, masih aktif (bisa menempel) tentunya, karena tidak dikunyah. Tapi kalau manusianya hidup, guritanya bisa keluar karena kita bisa tersedak,” paparnya.

Baca juga: Pria di Korsel Tewas Usai Makan Gurita yang Masih Menggeliat

Efek makan gurita hidup-hidup

Senada, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB University, Ali Khomsan menyampaikan, lambung diisi oleh cairan asam yang salah satu fungsinya membantu memecah makanan.

Untuk itu, gurita yang dimakan hidup-hidup tidak akan bisa bertahan hidup di dalam tubuh manusia.

Meski demikian, mengonsumsi makanan mentah dan dalam kondisi hidup seperti gurita tetap mengkhawatirkan dari aspek keamanan pangan.

“Cemaran mikroba dan bakteri makanan mentah umumnya lebih tinggi daripada makanan yang sudah dimasak,” jelas Ali, saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Selasa.

Bakteri mikroba dan racun yang berpotensi menempel pada makanan mentah juga kadang tahan terhadap asam, sehingga tidak terpengaruh oleh cairan lambung.

Tidak hanya itu, menurut Ali, makanan mentah seperti gurita hidup membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna.

“Proses pencernaan di dalam tubuh kita akan memerlukan waktu lebih lama dibanding makanan matang,” ujarnya.

Baca juga: Mengapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru?

Bisa menyebabkan kematian

Dilansir dari Kompas.com, Minggu (1/9/2019), memakan gurita yang masih bergerak dapat menyebabkan kematian.

“Itu (makan gurita hidup) tidak direkomendasikan. Ada bahaya tersedak terutama dari pengisap atau lengan yang tersangkut di bagian dalam tenggorokan, ini akan menyebabkan penyumbatan,” ujar ahli gizi Jenny Tschiesche.

Pada April 2010, kata dia, seorang wanita Korea Selatan pingsan dan berhenti bernapas setelah mengonsumsi gurita hidup dan meninggal di rumah sakit 16 hari kemudian.

Meski demikian, makan gurita hidup sebenarnya cukup aman jika mengetahui teknik mengonsumsinya.

Kepala koki Kim Sang Jin menyampaikan, untuk memakan gurita hidup, pertama-tama harus pegang kepala gurita dan remas lengannya ke bawah untuk mengeluarkan lendir.

Dengan demikian, gurita tidak akan berbalik menyerang orang yang mencoba memakannya.

Meski berbahaya jika tak hati-hati, memakan gurita hidup-hidup dinilai baik untuk meningkatkan kontrol gula darah karena mengandung taurin.

“Tetapi jika mencoba memakan potongan besar, itu bisa tersangkut di tenggorokan, dan saat itulah kamu mengalami kecelakaan dan meninggal,” tandasnya.

Leave a comment