Terkuak Kebusukan AS di Perang Ukraina vs Rusia,Ternyata untuk Jual Senjata dan Pencucian Uang
Terkuak Kebusukan AS di Perang Ukraina vs Rusia, Ternyata untuk Jual Senjata dan Pencucian Uang
SERAMBINEWS.COM – Terkuak kehadiran dan campur tangan Amerika Serikat (AS) dalam perang Rusia dan Ukraina.
Ternyata, campur tangan AS di perang Rusia dan Ukraina tersebut untuk menjual senjata dan pencucian uang.
Di mana selama ini AS terus menerus memasok senjata ke Ukraina yang berujung pada keuntungan finansial.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Kepala Angkatan Bersenjata Rusia, Jenderal Apti Alaudinov dalam sebuah wawancara dengan kantor berita TASS.
“Kami tahu bahwa Eropa dan Amerika sedang lelah saat ini dan mereka perlu memperbarui kekuatannya dengan cara apa pun dan dalam kondisi apa pun,” ungkapnya, dikutip dari Pars Today, Selasa (23/7/2024).
Apti Alaudinov menyatakan bahwa pihak Barat mungkin akan meninggalkan Ukraina dan pergi ke negara lain untuk mereformasi demokrasi mereka sebagaimana yang terjadi di Afghanistan beberapa waktu lalu.
“Bagi industri militer AS, tidak masalah ke negara mana mereka menjual senjata, karena tujuan terpentingnya memasok senjata dengan cara yang menghasilkan keuntungan finansial miliaran dolar dan pencucian uang,”
“Pemilik perusahaan militer menjadi lebih kaya dengan cara ini,” ujar jenderal Rusia ini.
Dalam hal ini, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev baru-baru ini menekankan bahwa Ukraina tidak akan ada lagi pada tahun 2034.
“Janji kepada Ukraina untuk memasuki surga NATO adalah untuk mencuci otak orang-orang Ukraina,” terangnya.
Viktor Medvedchuk, mantan pemimpin oposisi di Parlemen Ukraina sebelumnya telah memperingatkan dalam konteks ini
bahwa kebijakan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky dibentuk berdasarkan kebencian dan sikap keras kepala terhadap Rusia, dan jalan ini pasti akan mengarahkan Ukraina menuju jurang kemiskinan.
Menurut media resmi Rusia, negara ini selalu menekankan bahwa tujuan utama perang di Ukraina adalah untuk menjaga keamanan nasional dan mencegah ekspansi NATO ke perbatasannya.
Media-media tersebut mengatakan bahwa Moskow telah mengajukan beberapa proposal untuk perundingan perdamaian dan pengurangan ketegangan, namun jawaban Barat lebih mengarah pada peningkatan ketegangan.
Rangkuman Hari Ke-880 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan 75 Drone
Perang Rusia-Ukraina masih terus berlanjut. Bahkan sudah memasuki hari ke-880 pada Senin (22/7/2024).
Dikutip dari Kompas.com, pada hari Senin, sebanyak 75 drone Ukraina menyerang Rusia, salah satu drone memicu kebakaran di kilang minyak.
Pada hari yang sama, Kremlin mengomentari sosok Kamala Harris sebagai calon kuat pengganti Joe Biden pada Pilpres AS 2024.
Berikut ini rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-880 dikutip dari kantor berita AFP.
1. 75 Drone Ukraina serang Rusia, salah satunya picu kebakaran kilang minyak
Ukraina kembali melancarkan serangan drone ke Rusia. Dari 75 drone, ada satu yang memicu kebakaran di kilang minyak.
Menurut Krasnodar selaku otoritas regional di kota Tuapse di Laut Hitam Rusia, kebakaran itu dipicu oleh puing-puing dari salah satu drone yang jatuh.
Sebuah sumber di sektor pertahanan Ukraina mengatakan drone yang terkait dengan Intelijen Pertahanan Ukraina berada di balik serangan itu, dan fasilitas tersebut dioperasikan oleh raksasa energi negara Rusia Rosneft.
“Tingkat kerusakan pada kompleks industri militer negara agresor saat ini sedang diklarifikasi,” kata sumber tersebut dalam komentar tertulisnya, dikutip dari AFP pada Senin (22/7/2024).
Diketahui, pasukan Rusia berhasil menjatuhkan 75 drone Ukraina dalam semalam, dengan hampir 50 drone hancur di wilayah selatan Rostov.
Sementara sistem pertahanan udara mencegat 47 drone di atas wilayah Rostov, 17 di atas Laut Hitam dan Laut Azov.
Sedangkan 11 drone di wilayah lain termasuk satu di wilayah perbatasan Belgorod.
Mereka mengatakan melalui Telegram bahwa hampir 100 petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan untuk memadamkan api.
2. Rusia komentari sosok Kamala Harris sebagai calon kuat pengganti Biden
Rusia mengomentari sosok Kamala Harris yang digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Joe Biden dalam Pilpres AS 2024.
Kremlin pada Senin (22/7/2024) mengatakan, pihaknya telah menyaksikan retorika yang tidak bersahabat yang digunakan oleh Wakil Presiden AS tersebut terhadap Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri sebelumnya mengatakan, Moskwa lebih memilih Biden daripada Donald Trump, dan menyebut calon dari Partai Demokrat itu “lebih mudah diprediksi”.
Ketika ditanya apa pendapat Kremlin mengenai Harris yang kini tampaknya akan menjadi kandidat Partai Demokrat, Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov, tampak tidak terlalu menyambut baik.
“Ada beberapa pernyataan yang penuh dengan retorika yang tidak bersahabat terhadap negara kami,” jelasnya, dikutip dari AFP.
Ia tidak merinci komentar Harris apa yang ia maksud.
Harris, seperti halnya Biden, bagaimanapun telah menjadi pendukung setia Ukraina sejak Rusia meluncurkan serangan militer berskala penuh pada Februari 2022.
Awal tahun ini, ia mengatakan, kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny di sebuah penjara di Kutub Utara merupakan tanda lebih lanjut dari kebrutalan Putin.
Dia juga menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai kekejaman, mengerikan, biadab, dan tidak berperikemanusiaan.
“Rusia tidak dapat menilai potensi pencalonan Harris dari sudut pandang hubungan bilateral kami, karena sejauh ini kami belum melihat kontribusinya terhadap hubungan bilateral kami,” jelas Peskov.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)