Informasi Terpercaya Masa Kini

Sifat Asli Patrick Kluivert Dikuliti Eks Anak Asuh,Gaya Melatihnya Dijamin Bikin Pemain Terkejut

0 4

TRIBUNSUMSEL.COM — Sifat asli Patrick Kluivert pelatih baru timnas Indonesia dikuak mantan anak asuhnya berdarah Indonesia.

Ya Sergio Van Dijk ternyata sempat merasakan tangan dingin Patrick Kluivert saat bermain di Brisbane Roar.

Kala itu, Kluivert menjadi asisten pelatih Brisbane Roar. Adapun pelatih utamanya adalah Ange Postecoglou pada tahun 2010.

Menurutnya, Kluivert memiliki sifat yang akan mengejutkan semua orang meski dia berstatus mantan pemain bintang.

Sergio van Dijk mengatakan bahwa Patrick Kluivert merupakan sosok pelatih yang  tenang dan paham keinginan sang pemain.

Bahkan mantan pemain Timnas Indonesia itu dibuat senyaman mungkin hingga diajak nongkrong bareng.

“Dulu saya sering nongkrong bareng PK (Patrick Kluivert) saat kami di Brisbane,” ujar Sergio van Dijk melansir Tribunnews.com.

“Sebagai pelatih, ia sangat tenang dalam menjelaskan segala hal.”

“Ia membuat saya merasa nyaman, dan yang paling penting, ia benar-benar memahami posisi saya, misalnya sebagai seorang striker,” imbuhnya.

Sebelum menjadi pelatih, Kluivert memiliki karier yang cemerlang.

Beberapa klub besar pun pernah ia bela saat masih aktif. Seperti Barcelona, AC Molan, Ajax, Newcastle United dan Valencia.

Sergio van Dijk pun mengatakan bahwa Kluivert tak malu-malu untuk berbagi ilmu tentang pengalamannya tersebut.

Hal itulah yang membuat Sergio van Dijk merasa nyaman saat di Brisbane Roar.

Pada musim itu, Sergio van Dijk pun menjelma striker yang mengerikan dengan berhasil mencetak 14 gol dan 3 assist dalam 27 laga di Liga Australia 2009/2010.

“Saya tidak merasa seperti sedang dibandingkan dengannya, meskipun dia adalah seorang pemain bintang,” kata Sergio van Dijk.

“Dia tidak membuat saya merasa kecil sebagai striker dari level yang lebih rendah.”

“Sebaliknya, dia membuat saya merasa dihargai dan percaya pada kemampuan diri sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut Sergio van Dijk mengungkapkan kesan yang didapatkan saat Kluivert di Brisbane Roar.

Menurutnya, memahami kebutuhan sang pemain menjadi yang terpenting dalam cara Kluivert menjadi pelatih.

“Ketika dia datang ke Brisbane, rasanya saya hampir tidak percaya dia benar-benar akan berada di sana,” ucap Van Dijk.

“Sebagai asisten pelatih, menurut saya dia membuat keputusan yang tepat untuk mencari pengalaman dari berbagai budaya, terutama budaya sepakbola yang berbeda. Bagi saya, kehadirannya di tim sangat menyenangkan,” tambahnya.

Dengan bergabungnya Kluivert ke Timnas Indonesia, ia percaya bahwa Eks bintang Ajax itu mampu membawa Skuad Garuda menjadi lebih baik.

“Menurut saya, dalam jangka panjang, dia bisa menjadi pelatih yang hebat, baik untuk Timnas Indonesia maupun untuk para pemain muda,” ucap eks Persib itu.

“Meskipun dia adalah seorang bintang besar, dia tetap tahu bagaimana berbicara dengan orang lain atau pemain tanpa bersikap arogan, dan dia sangat sabar. Hal ini penting, terutama ketika dia berada di lingkungan yang terkadang blak-blakan dan sedikit keras.”

“Kadang-kadang kami makan malam bersama teman-teman Belanda lainnya di Brisbane. Sangat mudah untuk mengajaknya ke mana saja dan dia juga sangat terbuka kepada siapa saja,” ujarnya.

Tak sampai di situ, Sergio van Dijk juga sering mendapatkan evaluasi kekurangan pemain setelah laga usai.

Evalusi tentu menjadi bahan penting dalam kinerja kepelatihan demi mengubah permainan yang lebih baik di kemudian hari.

“Terkadang ada mantan pemain sepakbola yang sulit berkomunikasi atau merasa memiliki status tertentu, tetapi Patrick Kluivert sangat rendah hati dan terbuka untuk berbicara serta melatih para pemain,” ucap Sergio van Dijk. 

“Dia akan memberikan nasihat dan berbagi pengalaman. Saya rasa, seberapa sering seseorang bisa merasakan pengalaman seperti itu?.”

“Saya rasa PK tentu telah mengalami budaya sepakbola yang berbeda di Australia.”

“Sebuah budaya yang masih berkembang, yang belum memiliki fasilitas dan materi kelas atas seperti yang ada di Eropa pada waktu itu.”

“Saya pikir hal ini sangat baik bagi seorang pelatih yang sedang berkembang untuk merasakan lebih dari sekadar klub-klub sepakbola top Eropa,” pungkasnya.

(*)

Leave a comment