Informasi Terpercaya Masa Kini

Gaya Komunikasi Fenomena Mother Wound, Apakah Kamu Mengalaminya?

0 7

Pernah merasa sulit berkata “tidak” pada orang lain, atau terus mencari validasi agar merasa cukup? 

Bisa jadi kamu sedang membawa luka yang tak terlihat, dikenal sebagai mother wound. 

Luka ini terbentuk dari pola asuh atau hubungan yang kurang ideal dengan ibu. Dampaknya bisa memengaruhi kehidupan dewasa, terutama dalam cara kita berkomunikasi dan menjalin hubungan. 

Namun, apa sebenarnya mother wound? Bagaimana cara mengenalinya?

Apa Itu Mother Wound?

Mother wound adalah luka emosional yang muncul karena hubungan yang kurang sehat dengan ibu. Luka ini bisa terbentuk dari pengalaman kecil seperti kritik yang berulang, ekspektasi yang terlalu tinggi, atau kurangnya dukungan emosional. 

Meski ibu mungkin tidak berniat melukai, dampaknya tetap terasa hingga dewasa, memengaruhi cara kita berkomunikasi, membangun hubungan, bahkan memandang diri sendiri.

Tanda-Tanda Kamu Mengalami Mother Wound

Coba cek dirimu melalui situasi berikut ini:

1. Selalu Mencari Validasi

Ibu berkata, “Kamu sih nggak bisa apa-apa kalau nggak disuruh!” Responsmu: Kamu jadi cenderung ingin membuktikan bahwa kamu mampu, bahkan ketika hal itu tidak sejalan dengan keinginanmu.

2. Takut Mengecewakan Orang

Ibu berkata, “Kalau nggak nurut, Ibu kecewa, lho.” Responsmu: Kamu sulit berkata “tidak” meskipun permintaannya mengorbankan kebahagiaan atau kenyamananmu.

3. Perfeksionisme Berlebihan

Ibu berkata, “Coba lihat si A, nilainya bagus. Kamu kapan kayak gitu?” Responsmu: Kamu terus menekan diri untuk menjadi sempurna, karena merasa itu satu-satunya cara untuk mendapatkan cinta atau penghargaan.

4. Sulit Mengungkapkan Perasaan

Ibu berkata, “Kamu lebay banget, masalah kecil aja nangis!” Responsmu: Kamu belajar menyembunyikan emosi dan merasa takut dianggap lemah ketika menunjukkan apa yang kamu rasakan.

5. Menghindari Konflik

Ibu berkata: “Kamu tuh nggak usah banyak alasan. Ikut aja!” Responsmu: Kamu lebih memilih diam atau menghindar saat ada ketegangan, karena terbiasa tidak didengar.

Dampaknya pada Kehidupan

Dampak dari mother wound sering kali tidak langsung terlihat, tetapi memengaruhi hubungan interpersonal dan pola komunikasi. 

Misalnya, kamu mungkin cenderung meminta maaf meskipun tidak bersalah, takut menghadapi konflik, atau terus-menerus mencari validasi dari orang lain. 

Ini juga bisa memengaruhi kepercayaan dirimu dalam mengambil keputusan, karena selalu ada suara kecil yang meragukan kemampuanmu.

Apa yang Bisa Dilakukan?

Kalau kamu merasa tanda-tanda di atas relate dengan kehidupanmu, berikut beberapa langkah aplikatif yang bisa kamu coba:

Sadari Polanya

Setiap kali merasa bersalah atau takut berkata “tidak”, tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ini karena aku takut mengecewakan orang lain atau karena aku benar-benar ingin melakukannya?”

Berlatih Komunikasi Asertif

Kalau Ibu berkata: “Kamu harus datang ke acara ini. Masa nggak mau sih?” Kamu bisa meresponsnya dengan, “Maaf, Bu, aku tidak bisa datang karena sudah ada rencana lain. Tapi aku bisa bantu persiapan acaranya.”

Buat Batasan Sehat

Mulailah dengan langkah kecil, seperti menetapkan waktu untuk dirimu sendiri tanpa merasa bersalah. Misalnya, jika ibu meminta bantuan yang tidak mendesak, katakan dengan lembut bahwa kamu akan melakukannya nanti.

Jangan Takut Menunjukkan Emosi

Jika selama ini kamu menyembunyikan perasaan, coba untuk perlahan membuka diri. Misalnya, ketika merasa terluka, katakan dengan jujur, “Aku merasa sedih saat Ibu berkata seperti itu, karena aku ingin didukung.”

Pertimbangkan Bantuan Profesional

Jika luka yang kamu rasakan terlalu dalam, terapi atau konseling bisa menjadi langkah untuk memproses emosi tersebut.

Menyadari bahwa kita memiliki mother wound bukanlah tentang menyalahkan ibu, melainkan memahami akar dari pola komunikasi yang kurang sehat. Dengan refleksi diri dan perubahan bertahap, kita bisa belajar membangun hubungan yang lebih baik, baik dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. 

Bagaimana dengan kamu? Siapkah untuk menyembuhkan luka masa lalu dan menciptakan pola komunikasi yang lebih sehat?

Leave a comment