Informasi Terpercaya Masa Kini

Kesehatan Mental Generasi Z di Era Digital yang Mengkhawatirkan

0 6

Media sosial kini menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi Generasi Z, anak-anak muda yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Dari bangun tidur hingga sebelum tidur, banyak dari mereka yang menghabiskan waktu untuk scrolling di Instagram, TikTok, Twitter, atau media sosial lainnya. Walau media sosial punya banyak manfaat, seperti mempermudah komunikasi dan memberikan hiburan, dampaknya terhadap kesehatan mental tidak bisa diabaikan.

Masalah yang Muncul

Sebuah laporan dari American Psychological Association menyebutkan bahwa Generasi Z lebih sering mengalami stres, cemas, bahkan depresi dibandingkan generasi sebelumnya. Berdasarkan laporan Indonesia Gen Z Report dari IDN Research Institute, mayoritas Generasi Z menyatakan bahwa mereka menggunakan media sosial selama 1-6 jam setiap harinya. Hanya sedikit dari responden yang menghabiskan waktu kurang dari 1 jam per hari di media sosial. Sementara itu, sekitar 5% responden mengungkapkan bahwa mereka berselancar di media online selama lebih dari 10 jam setiap hari. Sayangnya, semakin lama seseorang terpapar media sosial, semakin tinggi risiko mereka mengalami tekanan psikologis.

Kenapa ini bisa terjadi? Masalah utamanya adalah media sosial sering menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Postingan orang lain yang tampak sempurna membuat banyak anak muda merasa hidup mereka kurang menarik atau bahkan gagal. Hal ini bisa memicu perasaan rendah diri, cemas, hingga depresi.

Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental

Media sosial tidak hanya menjadi tempat untuk berbagi cerita, tetapi juga menciptakan tekanan sosial. Berikut beberapa dampak negatif yang sering dialami Generasi Z:

1. Perbandingan Sosial

Ketika seseorang melihat foto-foto liburan mewah, tubuh ideal, atau pencapaian orang lain, mereka sering kali membandingkan diri sendiri dengan standar tersebut. Padahal, apa yang ditampilkan di media sosial biasanya hanya bagian terbaik dari kehidupan seseorang. Hal ini bisa membuat banyak anak muda merasa tidak cukup baik atau tidak sebanding.

2. Ketergantungan pada Validasi

Fitur seperti like dan komentar sering membuat orang merasa dihargai atau diterima. Namun, jika terlalu bergantung pada validasi ini, seseorang bisa merasa sedih atau tidak berharga ketika unggahannya tidak mendapatkan respons sesuai harapan.

3. Gangguan Tidur

Menghabiskan waktu terlalu lama di media sosial, terutama di malam hari, dapat mengganggu pola tidur. Kurang tidur tidak hanya membuat tubuh lelah, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental kita mudah tersinggung atau mudah marah.

4. Ketergantungan Digital

Media sosial dibuat untuk membuat pengguna betah berlama-lama, dengan notifikasi atau konten yang terus menarik perhatian. Hal ini membuat banyak orang menghabiskan waktu yang seharusnya digunakan untuk hal lain, seperti belajar, berolahraga, atau bersosialisasi secara langsung.

Cara Mengatasi Dampak Negatif

Meskipun tantangan ini tidak bisa dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan Generasi Z untuk menjaga kesehatan mental mereka:

1. Bijak Menggunakan Media Sosial

Pahami bahwa apa yang dilihat di media sosial bukanlah gambaran kehidupan nyata. Jangan mudah terpengaruh oleh apa yang orang lain tunjukkan, dan gunakan media sosial hanya untuk hal-hal positif.

2. Batasi Waktu Layar

Terlalu banyak waktu di media sosial bisa berbahaya. Cobalah untuk mengatur jadwal dengan cara  membatasi waktu harian, misalnya maksimal dua jam sehari. Aplikasi pengatur waktu layar juga bisa membantu untuk memantau penggunaan.

3. Perbanyak Berinteraksi dengan Dunia Nyata

Alih-alih terus-menerus berselancar di media sosial, luangkan waktu untuk bertemu teman secara langsung, berpartisipasi dalam kegiatan organisasi, atau melakukan aktivitas di luar ruangan. Interaksi nyata lebih efektif untuk membangun hubungan emosional yang sehat.

4. Lakukan Detoks Digital

Sesekali, istirahatlah dari media sosial. Detoks digital bisa memberikan ruang untuk fokus pada diri sendiri, tanpa gangguan bahkan tekanan dari media sosial.

5. Minta Bantuan Jika Dibutuhkan

Jika merasa stres, cemas, atau depresi, jangan ragu untuk meminta bantuan teman, keluarga bahkan profesional di bidangnya. Bicaralah dengan teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental. Tidak ada salahnya meminta pertolongan ketika merasa kewalahan.

Dukungan keluarga dan lingkungan juga sangat penting. Orang tua bisa membantu anak-anak mereka memahami cara menggunakan media sosial dengan bijak. Di sekolah, pendidikan tentang literasi digital dan kesehatan mental sebaiknya dimasukkan dalam kurikulum. Selain itu, pemerintah dan pengembang media sosial juga harus berperan dalam mengurangi dampak negatif, misalnya dengan mengatur konten atau membuat fitur yang lebih sehat untuk pengguna.

Media sosial adalah alat yang luar biasa jika digunakan dengan benar, tetapi juga bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan mental jika tidak dikelola dengan baik. Generasi Z, yang tumbuh besar di era digital, menghadapi tantangan ini setiap hari. Dengan kesadaran, pendidikan, dan dukungan yang tepat, mereka bisa menemukan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan menjaga kesehatan mental. Pada akhirnya, menjaga kesehatan mental adalah tanggung jawab bersama baik individu, keluarga, maupun masyarakat. Dengan melakukan langkah-langkah sederhana secara rutin dan konsisten. Generasi Z bisa tetap menikmati media sosial tanpa harus mengorbankan kesehatan mental.

Leave a comment