Sosok Carina Joe Penemu Vaksin AstraZeneca Disebut Ganjar saat Debat,Kini Jadi Ilmuwan Dunia

- Inilah sosok Carina Joe, penemu vaksin AstraZeneca kini kembali disorot setelah disebut Ganjar Pranowo saat debat capres. Dalam debat capres ke-3 Minggu (7/1/2024), Ganjar Pranowo sempat menyebut beberapa nama talenta Indonesia berbakat yang diakui dunia. Salah satunya yakni Carina Joe, yang mana dia adalah salah satu penemu vaksin AstraZeneca. Kini, Carina Joe diketahui sebagai salah satu ilmuwan Indonesia yang mendunia berasal...

Sosok Carina Joe Penemu Vaksin AstraZeneca Disebut Ganjar saat Debat,Kini Jadi Ilmuwan Dunia

TRIBUNJABAR.ID - Inilah sosok Carina Joe, penemu vaksin AstraZeneca kini kembali disorot setelah disebut Ganjar Pranowo saat debat capres.

Dalam debat capres ke-3 Minggu (7/1/2024), Ganjar Pranowo sempat menyebut beberapa nama talenta Indonesia berbakat yang diakui dunia.

Salah satunya yakni Carina Joe, yang mana dia adalah salah satu penemu vaksin AstraZeneca.

Kini, Carina Joe diketahui sebagai salah satu ilmuwan Indonesia yang mendunia berasal dari Indonesia dan menurut Ganjar patut diapresiasi.

Ganjar ingin Carina Joe diapresiasi dan diviralkan untuk mempromosikan potensi negara ke luar negeri.

Baca juga: 3 Kritikan Anies Baswedan saat Debat Cawapres Bikin Prabowo Geleng-geleng Kepala, Singgung Etika

Kini, nama Carina Citra Dewai Joe atau Carina Joe ini kembali menjadi perhatian publik.

Lantas, seperti apa sosok, pendidikan hingga kehidupan Carina Joe?

Nama Carina Citra Dewai Joe atau Carina Joe kembali menjadi perhatian publik.

Hal tersebut setelah namanya disebutkan Ganjar Pranowo dalam debat Pilpres 2024.

Diketahui, Ganjar Pranowo mengungkit pentingnya anak-anak muda Indonesia mempromosikan negaranya ke luar negeri.

Hal ini disampaikan ketika mengomentari tentang politik luar negeri yang merupakan salah satu tema debat capres kedua pada malam ini, Minggu (7/1/2024).

Ganjar memberikan contoh anak-anak muda itu di antaranya penyanyi Niki atau Nicole Zefanya, rapper Rich Brian hingga grup musik metal asal Garut Voice of Baceprot yang sukses mendunia.

"NIKI, Rich Brian, Voice of Baceprot, yang kemudian mendunia, kita fasilitasi, maka dialah yang akan bisa mendapatkan keuntungan dan sekaligus menjadi diplomat Indonesia," kata Ganjar dalam debat.

Menurut Ganjar, mereka bisa mendunia karena teknologi informasi yang terus berkembang.

Salah satu teknologi informasi itu, disebut Ganjar, dikenal dengan istilah viralisme.

Semestinya, menurut Ganjar, para duta besar Indonesia memahami soal viralisme tersebut.

"Maka ketika kemudian ada konvensional kita mendorong agar para duta besar kita diplomat kita untuk menjadi tenaga pemasar, mereka menjadi fasilitator, mereka juga kemudian mempromosikan yang ada di dalam negeri, maupun menarik yang potensi di luar negeri ke dalam negeri," ungkapnya.

Politikus PDI-P itu kemudian berharap Indonesia terus mendorong viralisme untuk mempromosikan potensi negara ke luar negeri.

Ia mengapresiasi anak-anak muda bangsa itu yang seakan turut menjadi diplomat bangsa.

"Maka viralisme sebenarnya menjadi bagian yang kita dorong dari Tanah Air sendiri.

Kalau kita lihat NIKI, Rich Brian, Karina, Karina seorang intelektual yang hebat sekali, yang menemukan anti virus, AztraZeneca, diaspora yang hebat kita promosikan kita viralkan," tutur Ganjar.

Profil Carina Joe

Sejak SMA Carina tertarik dengan bidang bioteknologi khususnya tentang manipulasi genetika.

Namun, karena saat itu di Indonesia masih belum banyak yang membuka studi bidang tersebut, akhirnya Carina melanjutkan studinya ke luar negeri.

Setelah lulus S1 ia ditawari magang di sebuah perusahaan Australia.

Perusahaan itulah yang menawarinya melanjutkan studi hingga meraih gelar PhD untuk mendukung kariernya di bidang penelitian.

Carina Joe kemudian meraih gelar PhD bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia.

Pengalaman di industri bioteknologi membawanya terlibat dalam penelitian vaksin AstraZeneca untuk Covid-19 saat ini.

Selain itu, dikutip dari unggahan Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya di Instagram resminya, @desrapercaya, Carina adalah ilmuwan utama dalam pengembangan proses manufaktur Vaksin AstraZeneca.

Selain itu Carina juga memegang paten proses manufaktur ber-output intensif bagi Vaksin AstraZeneca.

Sebelumnya, Carina juga telah bekerja dengan berbagai laboratorium cGMP di berbagai negara untuk memperjuangkan transfer teknologi proses produksi vaksin.

Baca juga: Sosok Klaudia Wanita Pemandu Wisata yang Viral Mirip Artis Pevita Pearce, Ternyata Jago Nyanyi

Dalam Live Instagram Desra Percaya, Carina pun menceritakan perasaannya saat terlibat dalam produksi Vaksin AstraZeneca.

Carina mengaku seperti mendapatkan proyek besar saat menerima tawaran untuk terlibat dalam produksi Vaksin AstraZeneca.

Karena hasil kerjanya nanti akan mempunyai pengaruh langsung untuk kehidupan masyarakat secara global.

Meski demikian, Carina mengungkapkan ada perasaan senang dan susah saat ia terlibat dalam pembuatan Vaksin AstraZeneca.

"Saya dapat proyek ini seperti saya dapat proyek yang besar.

Karena saya pikir hasil kerjanya bakal punya pengaruh langsung untuk kehidupan masyarakat secara global."

"Terus perasaannya ada senangnya ada susahnya juga," kata Carina dikutip dari Live Instagram Desra Percaya bersama Carina Joe, Indra Rudiansyah dan Ganjar Pranowo, Minggu (25/7/2021) kemarin.

Carina pun menceritakan selama memproduksi Vaksin AstraZeneca, seluruh tim bekerja super keras.

Bahkan Carina bersama timnya harus bekerja selama tujuh hari seminggu dalam waktu 12 jam sehari.

Tanpa adanya libur dan istirahat selama waktu satu setengah tahun.

Kerja keras Carina bersama timnya itu dilakukan untuk bisa membuat Vaksin AstraZeneca dan agar bisa segera digunakan di seluruh dunia.

"Kita bekerja super keras, saya pikir setengah mati si.

Pas pandemi itu kita kerja tujuh hari seminggu, lebih dari 12 jam sehari.

Tanpa libur tanpa istirahat selama satu setengah tahun itu.

Supaya itu bisa digunakan di seluruh dunia," ungkap Carina.

Pernah Bercita-cita Sebagai Dokter atau Insinyur

Sebelumnya, Carina mengungkapkan pernah bercita-cita sebagai dokter atau insinyur.

Kemudian sewaktu SMA ia tertarik dengan bidang bioteknologi, khususnya tentang manipulasi genetika.

"Dulu cita-citanya pas masih kecil pengen jadi dokter atau insinyur, ya standar.

Waktu saya SMA saya cari-cari lagi untuk bidang kuliah, saya pikir ini saya tertarik dengan satu bidang bioteknologi."

"Tentang manipulasi genetika.

Karena menarik ya saya bisa mengganti genetika tumbuhan atau hewan," terang Carina.

Karena pada saat itu di Indonesia masih belum banyak yang membuka studi bidang tersebut, akhirnya Carina harus melanjutkan studinya ke luar negeri.

Setelah lulus S1, ia ditawari magang di sebuah perusahaan Australia.

Perusahaan inilah yang menawarinya untuk melanjutkan studinya hingga meraih gelar PhD untuk mendukung karirnya di bidang penelitian.

Wanita dengan gelar PhD bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia ini menambahkan, bahwa pengalamannya di industri bioteknologi berpengaruh hingga akhirnya terlibat dalam penelitian vaksin AstraZeneca untuk COVID-19 saat ini.

“Setelah PhD saya, saya melanjutkan magang selama 7 tahun.

Karena saya memiliki latar belakang industri, saat melamar ke Oxford postdoc, mereka senang dengan latar belakang industri saya,” katanya.

Artikel ini diolah dari TribunSumsel.com

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow