Sekilas tentang Kebijakan Cina untuk Kelompok Difabel

Pada Rabu (24/4/2024) lalu, saya dan para jurnalis peserta program China International Press Center (CIPC) mengunjungi Beijing Demonstration Center of Service for Persons with Disabilities (BDCSPD) yang berada...

Sekilas tentang Kebijakan Cina untuk Kelompok Difabel

REPUBLIKA.CO.ID, Pada Rabu (24/4/2024) lalu, saya dan para jurnalis peserta program China International Press Center (CIPC) mengunjungi Beijing Demonstration Center of Service for Persons with Disabilities (BDCSPD) yang berada di Distrik Fengtai. Kunjungan itu dimaksudkan memperlihatkan upaya Cina dalam memberdayakan orang-orang difabel di negaranya.

BDCSPD merupakan fasilitas layanan komprehensif terbesar di Cina untuk kelompok difabel. Memiliki luas 33.200 meter persegi dengan 24 lantai, fasilitas tersebut mulai dioperasikan pada Desember 2021. BDCSPD memiliki sejumlah layanan, antara lain rehabilitasi kejuruan, perawatan jangka pendek, rehabilitasi anak, rehabilitasi orang dewasa, pelatihan kerja, dan rehabilitasi artistik.

Sebagian dari program tersebut dimaksudkan untuk menyiapkan kalangan difabel agar siap bekerja di masyarakat. Selama dua tahun terakhir, lebih dari 90 ribu warga difabel telah menikmati layanan-layanan di BDCSPD. “Hampir semua program di suni (BDCSPD) gratis karena disubsidi pemerintah,” kata seorang pemandu saat mengajak saya dan para jurnalis peserta CIPC berkeliling.

Pemandu tersebut mengungkapkan, program atau layanan yang dikenakan biaya di BDCSPD hanya terapi dan seni, yakni sebesar 2.500 yuan per tahun atau setara Rp5,5 juta. Saya dan para jurnalis CIPC sempat diajak melihat art therapy center milik BDCSPD.

Terdapat beberapa kelas di pusat tersebut, yakni untuk latihan menggambar atau melukis, menari, dan bermusik. Saat kami datang, terdapat sejumlah anak dengan autisme di masing-masing kelas.

Salah satu yang menarik adalah kelas menggambar atau melukis. Di kelas tersebut, dipajang sejumlah lukisan karya anak-anak dengan autisme. Harus saya akui, karya mereka bagus dan menarik.

Pemandu kemudian mengungkapkan bahwa anak-anak difabel yang mengikuti program seni lukis di BDCSPD telah menggelar 86 pameran. Pameran bahkan turut dilangsungkan di beberapa negara seperti Belanda dan Jerman.

Tak hanya dipamerkan, lukisan karya anak-anak dengan autisme itu pun dikomersialkan. Sejauh ini hasil penjualannya telah mencapai 1,3 juta yuan atau setara Rp2,9 miliar. Uang penjualan diberikan kepada anak-anak yang menciptakan karya terkait.

Pemandu mengatakan, setiap provinsi di Cina memiliki pusat seperti BDCSPD. Ada pula pusat serupa yang dikelola swasta. Keberadaan mereka dimaksudkan untuk memberdayakan warga difabel agar tetap mempunyai kesempatan bekerja atau berkarier di masyarakat.

Anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Cina ke-14, Li Qingzhong, mengatakan, kelompok difabel di negaranya dapat berintegrasi lebih baik ke dalam masyarakat melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Hal itu disampaikan ketika dia berpartisipasi dalam “Two Session”, yakni agenda politik tahunan terpenting di Cina.

“Saat ini, semakin banyak penyandang disabilitas yang berkontribusi terhadap masyarakat kita dengan bekerja di berbagai sektor dengan sikap optimistis terhadap kehidupan,” kata Li pada Maret lalu, dilaporkan CGTN.

Cina menyumbang 15 persen dari jumlah penyandang disabilitas di dunia. Terdapat 85 juta orang difabel di negara tersebut. Pada 2022, Dewan Negara Cina merilis rencana aksi tiga tahun untuk mempromosikan lapangan kerja bagi kelompok difabel. Mereka menetapkan tujuan untuk menciptakan 1 juta lapangan kerja baru bagi warga difabel pada akhir 2024.

Kongres Penyandang Disabilitas

Pada 18 September 2023, Federasi Penyandang Disabilitas Cina menggelar kongres nasionalnya yang kedelapan di Balai Agung Rakyat, Beijing. Presiden Xi Jinping dan para pejabat tinggi Cina lainnya menghadiri acara pembukaan kongres tersebut.

Kongres Federasi Penyandang Disabilitas Cina ke-8 dihadiri lebih dari 600 delegasi. Mereka mewakili sekitar 85 juta orang difabel di Negeri Tirai Bambu. Dalam kongres tersebut, Wakil Perdana Menteri Cina Ding Xuexiang sempat menyampaikan pidato atas nama pemerintah dan Komite Sentral Partai Komunis Cina (PKC).

Ding mengatakan, program-program Pemerintah Cina untuk kelompok difabel telah berkembang pesat di bawah kepemimpinan kuat Komite Sentral PKC dengan Xi Jinping sebagai intinya. Dia menambahkan, mengikuti instruksi Xi Jinping, Cina akan terus fokus pada tugas memajukan kesejahteraan bersama di kalangan difabel.

Selain itu, Cina bakal mendorong pengembangan program bagi kelompok difabel secara menyeluruh. Sekitar empat bulan sebelum Federasi Penyandang Disabilitas Cina menggelar kongresnya yang kedelapan, tepatnya pada 24 Mei 2023, lebih dari 100 lembaga yang berafiliasi dengan pemerintah di Beijing mengadakan bursa kerja untuk warga difabel.

Kegiatan itu terselenggara berkat kerja sama Biro Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial Beijing dan Federasi Penyandang Disabilitas Beijing. Sebanyak 107 posisi pekerjaan ditawarkan dalam bursa tersebut.

“Acara ini membantu menghemat waktu dan kesulitan bagi para penyandang disabilitas untuk pergi ke berbagai lokasi berbeda untuk mencari pekerjaan,” kata Zhou Hongfei, direktur departemen pendidikan dan ketenagakerjaan Federasi Penyandang Disabilitas Beijing, dilaporkan Beijing Daily.

Federasi Penyandang Disabilitas Cina pernah diketuai oleh Zhang Haidi. Kini ia menjabat sebagai presiden Rehabilitation International. Zhang sempat diundang ke seminar tingkat tinggi mengenai kelompok difabel pada sesi-55 Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di Jenewa, Swiss, pada 26-27 Februari 2024 lalu.

Selama kunjungannya, Zhang memaparkan kepada para pejabat Komisioner Tinggi HAM PBB tentang pencapaian apa saja yang telah digapai Cina dalam isu kelompok difabel. Selain itu Zhang juga menyerukan pembentukan Organisasi Disabilitas Dunia di bawah kerangka PBB.

Menurutnya, organisasi tersebut akan mengoordinasikan pertukaran dan kerja sama internasional di bidang urusan disabilitas dengan lebih baik. Selain itu, pembentukan organisasi internasional bakal memajukan dan melindungi hak serta kepentingan warga negara penyandang disabilitas di seluruh dunia.

Para pejabat Komisaris Tinggi HAM PBB menghargai dan mendukung usulan Zhang. Cina berharap dapat berperan dan bekerja sama dalam pembentukan organisasi tersebut. 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow