Review Single In Seoul, Menggali Makna Sebenarnya dari Hidup Melajang

Single in Seoul mengisahkan tentang Young-Ho (Lee Dong-Wook) yang nyaman melajang dan Hyun-Jin (Lim Soo-Jung) yang benci hidup sendirian.

Review Single In Seoul, Menggali Makna Sebenarnya dari Hidup Melajang

"Aku hanya cocok dengan diriku sendiri. Menjomblo adalah jawaban!"

Film komedi romantis yang mengambil tema kehidupan jomblo memang terdengar klise. Namun, kunci utama bagus atau tidaknya sebuah film bukan terletak pada tema, melainkan eksekusi yang mumpuni dan kemampuan filmnya dalam menghadirkan cerita yang segar. Sebagaimana film Single in Seoul yang tampil solid dari segi penceritaan.

Pada Selasa (26/12/2023), distributor film CBI Pictures menggelar acara Special Screening Film Single in Seoul. Acara berlangsung meriah, dipenuhi tawa dan sorak gemas para penonton. Film ini disutradarai oleh Park Bum-Soo, yang sebelumnya pernah menyutradarai film Red Carpet. Film ini dibintangi oleh Lee Dong-Wook, Lim Soo-Jung, Esom, Jang Hyun-Sung, Kim Ji-Young, dan pemain lainnya. 

Single in Seoul mengisahkan tentang Young-Ho (Lee Dong-Wook) yang nyaman melajang dan Hyun-Jin (Lim Soo-Jung) yang benci hidup sendirian. 

Young-Ho adalah seorang influencer terkenal yang menjalani karirnya sebagai penulis. Ia lebih suka menjalani kehidupannya sendirian; makan sendirian, berjalan sendirian, istirahat sendirian. Baginya, menjadi melajang merupakan kebahagiaan yang mutlak.

Suatu ketika, ia ditawari menulis seri esai tentang kehidupan melajang berjudul "Single in The City". Ia menerima tawaran tersebut, dan bekerja sama dengan Hyun-Jin sebagai editor senior yang mengurus proses penulisan bukunya.

Hyun-Jin merupakan pemimpin redaksi sekaligus editor senior di sebuah perusahaan penerbitan. Ia kerap mengalami cinta bertepuk sebelah tangan, dan sering salah sangka terhadap tingkah laku baik dari laki-laki yang ia temui. Baginya, melajang adalah hal yang menyebalkan.

Tuntutan pekerjaan membuat keduanya sering bertemu, walau hanya sekadar untuk menanyakan progress dan memberikan masukan. Namun, dari proses tersebutlah, hubungan keduanya semakin terjalin akrab. Young-Ho memberanikan diri untuk jujur mengungkapkan alasan ia lebih nyaman melajang, dan Hyun-Jin menceritakan pengalamannya ditolak beberapa pria.

Tanpa disangka, penulis yang bekerja sama dalam membuat seri 'Single in The City' merupakan mantannya di masa lalu. Hyun-Jin harus menghadapi konflik dimana Young-Ho dan mantannya memiliki dua cerita yang saling berkebalikan. 

Jika hanya melihat dari sinopsis, Single in Seoul terkesan seperti film romansa komedi yang familiar. Padahal, film ini cukup mampu mengulik secara dalam mengenai arti dari hidup melajang dan bagaimana kita semua seharusnya memaknai jatuh cinta. Keputusan Hidup Melajang

Dalam Single in Seoul, karakter protagonis diceritakan sebagai seseorang yang pernah menjalani hubungan romansa yang berakhir gagal, bukan murni sejak awal memutuskan hidup melajang. Akibat kandasnya hubungan di masa lalu, Young-Ho merasa dirinya lebih baik sendirian untuk menikmati hidup.

Kondisi ini pernah dibahas oleh seorang penulis buku (Having Sex, Want Intimacy), Jill. P. Weber Ph.D dari American University. Ia mengatakan bahwasannya pada dasarnya, manusia memiliki respon naluriah fisiologis saat berhadapan dengan ancaman.

Kondisi ini berlaku juga pada seseorang yang pernah mengalami trauma hubungan percintaan di masa lalu, baik secara fisik maupun emosional. Mereka yang pernah mengalami trauma akan membangun respons, baik berupa penolakan untuk menjalin hubungan, maupun keputusan untuk melajang. Hal ini merupakan bentuk pertahanan natural yang bertujuan untuk menghindari pengulangan kejadian yang sama.

Namun, apakah keputusannya untuk hidup melajang merupakan keputusan yang salah? Jawabannya tidak. Dalam Single in Seoul, Young-Ho hidup melajang dikarenakan ia merasa kehilangan dirinya sendiri tatkala berpacaran. Ia menjadi tidak bebas dalam melakukan yang ia mau. Hal tersebutlah yang membuatnya memutuskah hidup melajang. 

Ketika Young-Ho mulai menjalani hidup sebagai lajang, ia menjadi lebih mengenal dirinya sendiri, dan tahu apa yang ia inginkan.

LeslieBeth Wish, seorang psikoterapis klinis berlisensi, pernah mengatakan bahwa ketika seseorang memutuskan untuk hidup melajang, dia dapat menggunakan waktu untuk memperkaya pengetahuan akan kebutuhan emosional dalam suatu hubungan. Ia juga menambahkan bahwa saat seseorang melajang, pada dasarnya ia sedang belajar untuk menjadi lebih mandiri. 

Terapis perkawinan, Nicole Richardson, mengungkap manfaat dari hal tersebut, "Orang-orang mandiri yang paham perasaannya dapat menjadi pasangan terbaik", ucapnya. Perbedaan Prespektif Dalam Memaknai Masa Lalu

Single in Seoul memiliki penceritaan yang unik, dengan menghadirkan sedikit plot twist yang mengubah prespektif penonton. Ada satu momen dimana nantinya mantan dari Young-Ho (Esom) menulis prespektif yang berbeda dalam esai yang ia tulis. Yakni tatkala menulis kejadian ketika keduanya memutuskan untuk berpisah. 

Mantan Young-Ho, yang mana juga ikut menullis seri esai berjudul 'Single in The City', menuliskan bahwa sikap Young-Ho yang mengekang dan terlalu posesif menyebabkan ia kehilangan dirinya sendiri. Sebaliknya, Young-Ho menuliskan bahwa sikap mantannya yang berubah acuh dan lebih mengutamakan pria lain membuat hubungan mereka hancur. 

Hal tersebut menunjukkan bahwa meskipun mengalami momen yang serupa, setiap orang memandang kenangan itu dari sudut pandang yang berbeda. 

Pengaruh prespektif terhadap kenangan ternyata pernah dibahas dalam penelitian. Pada tahun 1983, Nigro dan Neisser memimpin penelitian pionir mengenai bagaimana kita mengingat sesuatu. Penelitian ini memberikan kontribusi besar dalam memahami cara ingatan bekerja, khususnya ketika kita dihadapkan pada pengalaman yang menggugah emosi. Temuan mereka membuka pintu untuk pemahaman lebih lanjut tentang kaitan antara emosi dan ingatan manusia. (Robinson & Swanson, 1993).

Sutradara Park Bum-Soo mampu memberikan pengarahan yang apik, membuat penonton serasa ikut terlibat dalam filmnya. Naskahnya mampu memberi porsi yang imbang, antara kehidupan melajang, masa lalu, dan kisah cinta di masa sekarang. Setiap karakter diberikan penokohan yang mendalam sehingga penonton akan bersimpati pada setiap karakternya. Film Komedi Romantis yang Menyenangkan

Single in Seoul berhasil menjadi film romansa komedi yang menyenangkan. Melalui jalinan set-up yang mumpuni, dengan memperkuat latar belakang serta penokohan tiap karakter, dan dialog yang natural, membuat film ini berhasil menghadirkan punch line komedi yang mengundang tawa.

Salah satunya adalah adegan dimana rekan kerja Hyun-Jin, Byeong-Soo (Lee Sang-Yi) tidak peka terhadap suasana sekitar. Dengan akting yang natural, momen dimana tiap kali karakternya muncul dengan tingkah laku yang konyol, berhasil mengundang rasa antusias dan tawa lepas dari para penonton.

Tentu, komedinya juga terbantu berkat jalinan chemistry yang kuat antara para pemain. Lee Dong-Wook berhasil menggambarkan karakter Young-Ho yang nyaman dengan hidup melajang. Bagaimana ia memiliki 'tembok' tatkala berinteraksi dengan orang-lain, kepribadian yang labil (terkadang ramah, terkadang dingin), berhasil disampaikan oleh Lee Dong-Wook melalui gestur dan dialog yang natural.

Dalam wawancara di Jongno-gu, Seoul pada Selasa (21/11/2023), Lee Dong-Wook merasa dekat dengan karakter Young-Ho yang telah lama melajang. 

"Gaya hidup ini nyaman dan sudah menjadi kebiasaan. Kepribadian saya yang sesungguhnya juga memiliki aspek riang seperti Yeongho," ujar Lee Dong-Wook. 

Selain Lee Dong-Wook, akting dari Im Soo Jung yang berperan sebagai Hyun-Jin juga turut menambah warna dalam film ini. Karakternya yang ceria berhasil membuat nuansa film ini terasa menyenangkan.

Tatkala Young-Ho dan Hyun-Jin mulai saling menaruh rasa, penonton akan dibuat gemas dengan tatapan serta chemistry yang kuat dari keduanya. 

Konflik dalam film ini berhasil dibangun dengan baik. Hanya saja, hadirnya momen plot twist justru menimbulkan kebingungan yang tak kunjung dijawab hingga akhir film. Apakah memang hubungan romansa orang dewasa tak selalu sesederhana film-film romansa? Atau memang penulis naskahnya sengaja menunjukkan kompleksitas tatkala menjalin hubungan?

Film Single in Seoul telah tayang di bioskop di seluruh Indonesia sejak 29 Desember 2023. Selamat menyaksikan. 

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow