Informasi Terpercaya Masa Kini

Rujm el-Hiri: Misteri Roda Hantu di Dataran Tinggi Golan

0 1

KOMPAS.com – Sebuah temuan ilmiah terbaru menyangsikan pandangan umum tentang fungsi situs Rujm el-Hiri, yang terletak di Dataran Tinggi Golan. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Tel Aviv dan Universitas Ben-Gurion Negev menyatakan bahwa situs yang juga dikenal sebagai Roda Hantu atau “Wheel of Ghosts” ini bukanlah bangunan untuk mempelajari bintang. 

Melalui analisis geomagnetik dan rekonstruksi tektonik, para peneliti menemukan bahwa pergerakan geodinamis selama 150 juta tahun terakhir, dengan kecepatan rata-rata 8–15 mm per tahun, telah menyebabkan pergeseran signifikan pada struktur tanah.

Tantangan terhadap Teori Observatorium Astronomi

Berdasarkan pergeseran tersebut, disimpulkan Rujm el-Hiri awalnya tidak menghadap ke arah yang lazimnya dipakai dalam observatorium astronomi. Analisis menunjukkan bahwa susunan asli dinding dan pintu masuk situs tersebut juga tidak sesuai dengan pola pergerakan benda langit, bertentangan dengan hipotesis sebelumnya.

Menurut Dr. Olga Khabarova dan Prof. Lev Eppelbaum dari Universitas Tel Aviv, yang memimpin penelitian ini, “Pergerakan geodinamis selama jutaan tahun telah mengubah orientasi situs secara signifikan, sehingga tidak lagi selaras dengan fungsi pengamatan astronomi seperti yang diduga sebelumnya.”

Baca juga: Dibangun Peradaban Tak Dikenal, Ini Observatorium Matahari Tertua di Amerika

Misteri Rujm el-Hiri

Rujm el-Hiri (dalam bahasa Ibrani dikenal sebagai Gilgal Refaim, yang berarti “Roda Raksasa”) adalah situs arkeologi kuno di Dataran Tinggi Golan, yang terdiri dari serangkaian lingkaran batu melingkar dengan gundukan batu besar di tengahnya. Nama “Rujm el-Hiri” berasal dari bahasa Arab yang berarti “tumpukan batu liar”.

Rujm el-Hiri terdiri dari lima lingkaran konsentris yang dibangun dari ribuan ton batu basal. Lingkaran terluarnya memiliki diameter sekitar 155 meter, sedangkan gundukan pusatnya menjulang setinggi sekitar 6,6 meter. Situs ini sulit dikenali dari permukaan tanah tetapi tampak jelas dari udara, menyerupai bentuk roda.

Situs ini diperkirakan dibangun pada Zaman Perunggu Awal, sekitar 3000 hingga 2700 SM. Usianya menjadikannya sezaman dengan piramida Mesir dan Stonehenge di Inggris.

Pembuat Rujm el-Hiri tidak diketahui secara pasti, karena tidak ada catatan sejarah tertulis yang menjelaskan situs ini. Namun, berdasarkan analisis arkeologi, pembangunnya kemungkinan adalah masyarakat kuno yang tinggal di wilayah Dataran Tinggi Golan selama Zaman Perunggu.

Mereka dikenal sebagai komunitas agraris dan mungkin memiliki budaya megalitik dengan kepercayaan pada dunia spiritual atau astronomi.

Sampai saat ini fungsi Rujm el-Hiri masih menjadi perdebatan di kalangan arkeolog dan sejarawan. Beberapa teori tentang penggunaannya meliputi:

  • Situs Ritual atau Keagamaan: Diyakini digunakan untuk upacara spiritual atau pemujaan terhadap dewa tertentu.
  • Fungsi Astronomi: Beberapa bagian situs ini tampaknya selaras dengan posisi matahari saat titik balik matahari (solstis), yang menunjukkan bahwa mungkin digunakan sebagai kalender astronomi kuno.
  • Situs Pemakaman: Gundukan pusatnya diduga sebagai makam, meskipun belum ditemukan artefak yang signifikan untuk membuktikannya.

Untuk mengungkap apa sebenarnya tujuan pembangunan Rujm el-Hiri, para peneliti menggunakan metode geofisika dan teknik penginderaan jauh untuk mencari tahu apakah bangunan ini selaras dengan kepentingan astronomi, seperti yang terlihat saat ini. 

Namun mereka mendapati bahwa bahwa orientasi Rujm el-Hiri sekarang berbeda dari posisi aslinya akibat pergeseran geodinamis selama ribuan tahun. 

Tim juga melakukan pemetaan dan dokumentasi awal terhadap lanskap arkeologi dalam radius 30 kilometer di sekitar Danau Galilea. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi fitur lanskap yang khas dan merekonstruksi objek-objek arkeologi.

“Penelitian ini didasarkan pada perhitungan peta langit dan penyelarasan arah titik balik matahari, ekuinoks, dan benda langit lainnya sebagaimana terlihat pada 2500–3500 SM,” jelas para peneliti. 

“Hasilnya menunjukkan bahwa posisi pintu masuk dan dinding radial pada periode tersebut sangat berbeda, sehingga membuka kembali pertanyaan tentang tujuan sebenarnya dari situs ini.”

Pemetaan Lanskap Arkeologi

Penelitian ini juga mencakup pemetaan komprehensif pertama terhadap lanskap arkeologi di sekitar Rujm el-Hiri dengan teknologi satelit canggih. 

Beberapa fitur lanskap unik ditemukan, termasuk struktur melingkar dengan diameter 40–90 meter, dinding tebal, serta kandang bundar berdiameter sekitar 20 meter yang diduga digunakan untuk keperluan pertanian atau penggembalaan. 

Puluhan gundukan yang disebut tumuli juga terdokumentasi, yang kemungkinan digunakan sebagai fasilitas penyimpanan, tempat berlindung, atau hunian, selain fungsi utamanya sebagai situs pemakaman.

Para peneliti menyimpulkan bahwa studi ini tidak hanya membuka jendela untuk memahami Rujm el-Hiri, tetapi juga memperkaya pengetahuan kita tentang kehidupan kuno di Dataran Tinggi Golan serta hubungan antara berbagai temuan arkeologi di wilayah tersebut.

Baca juga: Arkeolog Temukan Observatorium Astronomi Mesir Kuno dari Abad 6 SM

Leave a comment