Informasi Terpercaya Masa Kini

Rocky Gerung Sebut Gibran Terima ,Setoran, dari Menteri Tiap Sabtu,Pengamat: Harus Diproses KPK

0 9

TRIBUNJAKARTA.COM – Rocky Gerung yang keceplosan mengatakan Gibran Rakabuming Raka menerima ‘setoran’ dari menteri setiap hari Sabtu, membetot perhatian publik. 

Rocky mengkritik bahwa putra sulung Jokowi itu telah melakukan korupsi karena rutin telah menerima uang itu. 

Pakar hukum tata negara, Refly Harun, menilai pernyataan ‘ngeri-ngeri sedap’ itu harus dilaporkan dan diproses oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika memang benar. 

Perbuatan korupsi tidak boleh ditoleransi oleh siapapun. 

“Kalau saya, ya namanya korupsi ya tetap harus diproses. Jangan kemudian kita menoleransi sikap koruptif jadi zero tolerance to corruption harusnya,” ujar Refly seperti dikutip dari ReflyHarunOfficial di Youtube yang tayang pada Jumat (6/9/2024). 

Jika apa yang dilakukan Gibran benar, Refly meminta agar Walikota Surakarta tersebut dan menteri yang memberikan uang untuk dilaporkan ke lembaga antirasuah itu. 

Sebab, Gibran merupakan seorang pejabat publik. 

“Kalau memang dia diberikan uang tersebut dan enggak mungkin dikasih cuma Rp 500 ribu kan misalnya ya. Harusnya dilaporkan ke KPK sebagai gratifikasi, tapi kan enggak pernah dilaporkan,” ujarnya. 

Pemberian uang tersebut dinilai merupakan masalah serius. 

Gibran semestinya menegakkan prinsip good governance dan clean government

“Kalau kita melihatnya bahwa orang Indonesia biasa aja terima duit seperti itu, ya gawat, memang akhirnya tradisi kita untuk memberantas korupsi itu tumpul karena jiwa atau kelakuan yang permisif terhadap kelakuan yang seperti ini,” kataya.

Sebagai pejabat publik, Gibran semestinya tidak menerima uang pemberian dari menteri. 

“Kalau Rocky dikasih Gibran Rakabuming Raka duit enggak ada masalah, karena Rocky bukan pejabat publik. Dikasih siapapun enggak ada masalah, tetapi klo Gibran yang terima uang, ya dia pejabat publik enggak enak jadi pejabat publik. Ya memang itu lah hukumnya. Kalau mau enaknya ya jangan jadi pejabat publik jadi pengusaha yang tidak tergantung dengan policy negara, tidak takut diobok-obok negara,” pungkasnya. 

Rocky sebut Gibran koruptor

Pengamat politik, Rocky Gerung, mengkritik Gibran Rakabuming Raka sebagai seorang koruptor usai menerima uang dari berbagai macam menteri ayahnya, Joko Widodo, setiap Sabtu. 

Hal itu terungkap ketika Rocky menjadi seorang narasumber di acara debat di salah satu stasiun tv swasta pada Selasa (3/9/2024). 

Ia awalnya membantah bahwa kritikan yang selama ini dilontarkan ke Jokowi karena didasari kebencian. 

Ia mengklaim hubungan Jokowi dengan dirinya baik-baik saja. 

Bahkan, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, datang sendiri ke rumah Rocky untuk meminta dikritik. 

“Gibran ke rumah saya. ‘Om Rocky, saya mau belajar’. ‘Duduk di situ luh, kalau mau belajar tuh’. ‘Kasih saya kritik Om Rocky,” ujar Rocky menirukan percakapannya dengan Gibran seperti dikutip dari acara Rakyat Bersuara di iNews yang tayang pada Selasa (3/9/2024). 

Kepada Gibran, Rocky tidak hanya mengkritiknya, tetapi juga adik mertuanya, Bobby Nasution. 

“Anda belum saya kritik karena belum jadi wakil presiden. Pada waktu itu, dia wali kota (Surakarta), saya kritik,” ujarnya. 

Dalam pertemuan di rumahnya itu, Gibran sempat bercerita bahwa setiap Sabtu, menteri rutin mendatanginya dan memberikan uang. 

Mendengar pengakuan Gibran, Rocky mengkritiknya sebagai seorang koruptor. 

“Setiap Sabtu, berbagai macam menteri datang ke dia, kasih duit supaya Solo…. Saya bilang you koruptor tuh. Saya kasih kritik dia enggak marah,” ujarnya. 

Selain datang untuk minta dikritik, Gibran memilih ke rumah Rocky karena bosan dengan kuliah-kuliah yang diberikan PDI Perjuangan. 

“‘You datang sebagai apa?’ ‘Mendua om, saya juga datang karena saya bosan ikut-ikut di sekolah PDI Perjuangan’,” ujar Rocky menirukan percakapannya dengan Gibran.

Rocky melanjutkan bahwa dirinya konsisten untuk menjadi seorang kritikus.

Ia menolak tawaran untuk menjadi pejabat di pemerintahan.

“Saya memilih menjadi kritikus, orang menawarkan jadi pejabat enggak mau. Saya mau jadi kritikus saja. Jadi saya mau jujur katakan itu. Jadi, tidak semua yang kotor itu tidak berguna,” katanya. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Leave a comment