Militer Swedia Nyatakan Siap Perang, Warga Langsung "Panic Buying"

Toko-toko di Swedia melaporkan peningkatan tajam pembelian barang-barang terkait krisis, seperti radio darurat, jeriken, dan kompor kemah.

Militer Swedia Nyatakan Siap Perang, Warga Langsung "Panic Buying"

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Pernyataan dari militer dan Pemerintah Swedia untuk mendesak warga bersiap perang memicu panic buying, anak-anak ketakutan, dan perdebatan sengit di negara Nordik itu.

Meskipun Swedia ikut mengerahkan pasukan untuk misi perdamaian internasional, negara ini tak pernah terlibat langsung dalam konflik bersenjata sejak era Napoleon.

Oleh karena itu, pernyataan perang adalah hal yang asing bagi sebagian besar orang Swedia.

Baca juga: Suhu Ekstrem di Swedia Capai -43,6 Derajat Celsius, Terdingin dalam 25 Tahun

“Mungkin akan terjadi perang di Swedia,” kata Menteri Pertahanan Sipil Swedia Carl-Oskar Bohlin dalam konferensi pertahanan tahunan pada Minggu (7/1/2024).

Beberapa hari kemudian, pernyataan serupa juga disampaikan komandan angkatan bersenjata Swedia Micael Byden. Ia menunjukkan foto rumah-rumah terbakar dan dibom di Ukraina.

“Apakah Anda yakin Swedia bisa seperti ini?" tanya Byden kepada hadirin. Ia lalu menjelaskan bahwa pertanyaan itu bukan retoris.

“Perang Rusia melawan Ukraina adalah langkah, bukan tujuan akhir, dari ambisi membangun wilayah dan menghancurkan tatanan dunia yang berbasis aturan,” tambahnya, dikutip dari kantor berita AFP pada Sabtu (13/1/2024).

Swedia pada Mei 2022 mengajukan permohonan untuk bergabung ke aliansi pertahanan NATO, mengakhiri dua abad kebijakan non-blok militer mereka.

Namun, permohonan yang diajukan berkaitan dengan pecahnya perang Rusia-Ukraina itu belum diratifikasi oleh Turkiye dan Hongaria sejauh ini.

Pada awal Desember 2023, Stockholm dan Washington menandatangani perjanjian yang mengizinkan pasukan AS beroperasi di Swedia.

Baca juga:

  • Alasan Mengapa Turki Tak Setuju Swedia dan Finlandia Gabung NATO
  • Turkiye Akan Setujui Swedia Gabung NATO jika AS Jual F-16

Byden kemudian mengatakan, Swedia perlu “mempersiapkan mental untuk perang.”

Pernyataan tersebut langsung tersebar luas di berita-berita nasional dan media sosial.

Selanjutnya, kelompok hak asasi anak Bris mengalami peningkatan panggilan hotline dari anak-anak yang khawatir akan kemungkinan perang.

“Banyak anak sudah cemas dan diperburuk oleh berita ini,” ujar Sekretaris Jenderal Bris, Magnus Jagerskog.

Ia menambahkan, pandemi Covid-19, perang di Ukraina dan baru-baru ini di Gaza membuat anak-anak takut.

Toko-toko juga melaporkan peningkatan tajam pembelian barang-barang terkait krisis, seperti radio darurat, jeriken, dan kompor kemah, mengakibatkan rak-rak di beberapa toko kosong.

Pernyataan pemerintah dan militer ini turut memicu perdebatan di Swedia mengenai seberapa mungkin terjadinya konflik skala penuh, atau apakah hanya sekadar menyebarkan rasa takut.

Baca juga: Kisah 1.000 Volvo Pesanan Korea Utara dari Swedia Tahun 1974, Tak Dibayar sampai Hari ini

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow