Jokowi Sebut Dirut BRI Harusnya Bisa Dapat Nobel, Ini Kata Sri Mulyani

Jokowi berseloroh, Sunarso seharusnya sudah bisa mendapatkan Penghargaan Nobel atas kinerjanya memimpin BRI.

Jokowi Sebut Dirut BRI Harusnya Bisa Dapat Nobel, Ini Kata Sri Mulyani

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi kelakar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso seharusnya bisa mendapatkan Penghargaan Nobel.

Jokowi berseloroh, Sunarso seharusnya sudah bisa mendapatkan Penghargaan Nobel atas kinerjanya memimpin BRI yang mampu meningkatkan jumlah nasabah ultra mikro dan UMKM, layaknya bankir asal Bangladesh, Muhammad Yunus, pada 2006.

Menanggapi pernyataan itu, Sri Mulyani mengatakan, Sunarso dan BRI perlu kembali meningkatkan jumlah debitur ultra mikro dan UMKM-nya agar mendapatkan pengakuan berupa Penghargaan Nobel.

Baca juga: Jokowi Puji Dirut BRI: Harusnya Sudah Diberi Nobel..

"Jadi walaupun sudah mendapat tepuk tangan dan Bapak Presiden mengharapkan mendapatkan Nobel, 15 juta (nasabah) belum cukup mungkin harus menjadi 45 juta sehingga kita bisa memberikan akses kepada semua orang," tutur Sri Mulyani, di dalam gelaran BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Menurut Sri Mulyani, akses pembiayaan bagi pelaku UMKM masih sangat dibutuhkan, sebab sampai dengan saat ini masih terdapat 29,2 juta pelaku UMKM yang tidak dapat mengakses layanan pembiayaan resmi.

Padahal, UMKM memiliki perananan penting terhadap perekonomian RI, dengan kontribusi mencapai 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN dan di selected G20," katanya.

Oleh karenanya, Sri Mulyani mendorong BRI beserta holding ultra mikro, PNM dan Pegadaian, untuk meningkatkan pembiayaannya dan menjangkau lebih banyak kepada pelaku UMKM.

"Kita kasih semangat untuk BRI,PNM, dan Pegadaian," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengapresiasi kinerja BRI dalam memimpin holding ultra mikro atau UMi atas kinerjanya meingkatkan aksebilitas pelaku usaha ultra mikro dan mikro ke layanan keuangan resmi.

Jokowi mengaku senang dengan pertumbuhan jumlah nasabah ultra mikro dengan kehadiran UMi, di mana saat ini jumlah nasabah UMi telah mencapai 8,2 juta orang.

Selain itu, anggota holding UMi, PNM, melalui PNM Mekaar telah memiliki 15,2 juta nasabah, jauh lebih tinggi dari posisi 2015, di mana pada tahun itu jumlah nasabah PNM Mekaar baru mencapai kisaran 400.000.

"Sekarang sudah sampai 15,2 juta nasabah (PNM Mekaar)," ujar Jokowi.

Baca juga: Dirut BRI: Holding Ultra Mikro Dorong Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Melihat data tersebut, Jokowi pun mengapresiasi kinerja Direktur Utama BRI, Sunarso. Orang nomor satu RI itu pun berseloroh, seharusnya Sunarso sudah menerima Penghargaan Nobel.

Sebab pada 2006, bankir asal Bangladesh, Muhammad Yunus, mendapatkan Penghargaan Nobel atas jasanya mengembangkan konsep pembiayaan bagi pelaku usaha ultra mikro.

Kala itu, melalui Grameen Bank, Yunus memberikan pembiayaan ultra mikro kepada sekitar 6,5 juta nasabah.

"Bapak Muhammad Yunus dapat Nobel karena Grameen Bank memiliki 6,5 juta, ini harusnya Pak Dirut, Pak Sunarso, sudah diberikan Nobel seharusnya," kata Jokowi.

"6,5 juta dapat (Nobel), masa yang tadi PNM Mekaar 15,2 juta kemudian UMi bisa 8,2 juta, KUR-nya 16 juta, angka yang tidak kecil," sambungnya.

Baca juga: Raup Rp 1,4 Triliun dari Transaksi Agen BRILink, BRI: Agennya Menerima 2 Kali Lipat

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow