Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

Tema Animal Movements pada Solo Menari 2024 berelasi dengan Solo Safari dan Taman Sriwedari yang mewakili Kota Solo di masa kini dan masa lalu.

Solo Menari 2024 Angkat Tema Animal Movement, Digelar di Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo

TEMPO.CO, Solo - Pemerintah Kota Solo akan kembali menggelar serangkaian acara Solo Menari dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia 2024 pada Senin, 29 April 2024. Kali ini, program itu diselenggarakan di tiga situs yaitu Taman Sriwedari, Solo Safari, dan Balai Kota Solo.

Kreator Solo Menari 2024, Heru Mataya mengemukakan, gelaran Solo Menari 2024 mengangkat tema Animal Movement.

"Solo Menari merayakan ragam gerak-gerak hewan dalam beragam karya tari dan dalam beragam genre tari," ujar Heru ketika dihubungi Tempo melalui ponselnya, Jumat, 26 April 2024.

Dia menuturkan rangkaian acara akan diawali dengan pertunjukan di Taman Sriwedari pada pukul 8.30 - 10.00 WIB, Solo Safari pukul 11.00 - 12.00 WIB, dan Balai Kota Solo pukul 14.00 - 23.00 WIB. Di Taman Sriwedari akan ditampilkan tari kolosal Animal Movement.

"Tema Animal Movement menjadi pengingat bagi kita untuk selalu merawat keharmonisan alam dan lingkungan," katanya.

Makna Animal Movements

Dia menjelaskan Animal Movements atau gerak-gerak hewan bukan sekadar gerak tanpa makna, tapi juga menginspirasi manusia untuk belajar kehidupan, bagaimana manusia berinteraksi dengan alam dan lingkungannya serta selaras hidup berdampingan dengan semua makhluk ciptaan-Nya, manusia, hewan dan tumbuhan. Selain itu, gerak hewan juga berkontribusi pada perjalanan kebudayaan manusia, khususnya di dunia seni tari.

"Banyak karya tari yang estetikanya terinspirasi dari gerak hewan," tuturnya.

Dia menyebut tema Animal Movements pada Solo Menari 2024 ini, berelasi dengan kebun binatang Solo Safari dan Taman Sriwedari atau dikenal juga dengan nama Bonrojo.

"Bahwa Taman Sriwedari di masa lalu adalah kebun binatang pada tahun 1901-1972 dan Solo Safari yang merupakan kebun binatang Kota Solo di masa kini. Tema ini akan mengajak publik untuk mengunjungi masa lalu dan masa kini lewat seni tari serta menjadi pengingat bagi kita untuk selalu merawat keharmonisan alam dan lingkungan," ucap dia.

Dibuka dengan tari kolosal Darmapashu Taya

Tari kolosal berjudul "Darmapashu Taya" menjadi acara pembuka. Menampilkan ragam gerak hewan, tari kolosal ini disajikan oleh gabungan 15 sanggar tari di Kota Solo, dengan 200 penari.

"Ibu Waldjinah, penyanyi keroncong langgam-jawa yang mendapat julukan 'Ratu Keroncong' akan berpartisipasi pada tari kolosal ini, juga beberapa penari nasional seperti Elly D. Luthan, Sarwi, lyeng, Agus Pras, Agus Bimo, Sri Widodo, Sitras Anjilin, dan Iwan Dadijono, akan berpartipasi pada tari kolosal," ujar dia.

Dia menambahkan beberapa sanggar atau komunitas tari dari sejumlah kota yakni Sukoharjo, Karanganyar, Klaten, Semarang, Yogyakarta, Magelang, Cilacap, Indramayu, Karawang, Cirebon, Bogor, Depok, Jakarta Selatan dan Biruen (Aceh), juga akan berpartisipasi menampilkan karya-karyanya pada acara penutupan di Balaikota Solo. Pada acara puncak penutupan Solo Menari, penyanyi Endah Laras dan musisi, akan menampilkan karya kolaborasi dengan beberapa penari.

"Kami berharap program tahunan Solo Menari ini akan berdampak terhadap kunjungan wisatawan ke Kota Solo sekaligus menghidupkan dunia seni tari dan ekonomi kreatif di Kota Solo serta menjadi inspirasi bagi kota-kota lainnya di Indonesia," katanya.

Pilihan Editor: Kilas Taman Sriwedari: PON I 1948, Wayang Orang, Gugatan Berkepanjangan

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow