Iran Rudal Israel Usai Kim Jong Un Bilang Siap Perang,Biden Mumet,AS dalam Jangkauan Nuklir Korut

- Iran tegas membuktikan tak hanya gertak sambal usai Israel menyerang konsulat mereka di Damaskus dan menewaskan beberapa perwira dan dua jenderalnya sekaligus dua pekan lalu. Tercatat Iran telah meluncurkan lebih dari 200 drone dan rudal ke Israel sebagai serangan balasan sejak Sabtu, (13/4/2024). Belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Iran terlibat konflik langsung dengan Israel. Selama ini Iran hanya mengganggu Israel...

Iran Rudal Israel Usai Kim Jong Un Bilang Siap Perang,Biden Mumet,AS dalam Jangkauan Nuklir Korut

TRIBUNNEWS.COM - Iran tegas membuktikan tak hanya gertak sambal usai Israel menyerang konsulat mereka di Damaskus dan menewaskan beberapa perwira dan dua jenderalnya sekaligus dua pekan lalu.

Tercatat Iran telah meluncurkan lebih dari 200 drone dan rudal ke Israel sebagai serangan balasan sejak Sabtu, (13/4/2024).

Belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Iran terlibat konflik langsung dengan Israel.

Selama ini Iran hanya mengganggu Israel lewat proksi mereka, yakni Hizbullah di Lebanon, Ansarallah atau Houthi di Yaman, Hamas di Gaza, dan tentu saja Suriah.

Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebut serangan itu dilakukan untuk membela kedaulatan dan kepentingan nasional Iran sekaligus sebagai hukuman terhadap musuh mereka.

Aksi balasan Iran terhadap Israel tentu saja meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan dapat memicu perang yang jauh lebih besar yang belum pernah dibayangkan di kawasan tersebut.  

Dan tentu saja Iran sudah memperhitungkan keputusan mereka secara matang. Mereka tak gentar meski Israel dibekingi AS yang memiliki kemampuan militer terkuat di dunia.

Sebab, Iran tak sendirian. Tiga hari sebelum Iran melancarkan serangan, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un sebelumnya menyatakan kesiapan negaranya untuk perang.

Hal itu disampaikam Kim saat mengunjungi Akademi Militer dan Politik di Pyongyang pada 10 April 2024.

Kim sesumbar dapat menghadapi segala kemungkinan yang terjadi tanpa kegagalan.

Memang gertak yang disampaikan Kim berkait situasi yang tak menentu di Semenanjung Korea seiring meningkatnya konflik bersenjata dengan Korea Selatan.

Baca juga: Iran dan Israel: Dari Sekutu Jadi Musuh, Eskalasi Perang Bayangan

Pihaknya akan tanpa ragu melancarkan serangan mematikan kepada musuh dengan memobilisasi segala kemampuan dan kekuatan yang mereka miliki, jika AS dan Korea Selatan memilih konfrontasi militer.

Namun, tak menutup kemungkinan ada sokongan Korea Utara di balik keberanian Iran melancarkan serangan langsung ke Israel yang didukung penuh oleh AS.

Iran telah menjalin kerja sama militer rahasia yang erat dengan Korea Utara selama beberapa dekade.

Pyongyang diyakini memainkan peran utama dalam pengembangan rudal balistik Teheran yang dianggap sebagai ancaman serius oleh negara-negara di kawasan.

Iran dan Korut sama-sama bangga menjadi negara yang mandiri dan mengembangkan industri militer dalam negeri, meskipun keduanya memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan Tiongkok.

Kerja sama Iran dan Pyongyang dalam pengembangan rudal balistik dan program nuklir diyakini terus berlanjut sejak perjanjian nuklir Iran ditandatangani pada tahun 2015.

Daratan AS dalam jangkauan nuklir Korut

"Korea Utara telah menguji rudal dengan jangkauan yang semakin jauh dan semakin jauh," kata Joseph Byrne, peneliti di Royal United Services Institute seperti diberitakan BBC pads November 2022 silam.

"Ini bisa menjadi pertanda bahwa mereka akan menguji hulu ledak nuklir lain, yang telah diprediksi selama beberapa waktu," tambahnya.

Korea Utara juga telah menguji coba rudal balistik Hwasong-14.

Rudal ini memiliki jangkauan 8.000 km, meskipun beberapa penelitian menyebut rudal itu bisa menempuh perjalanan sejauh 10.000 km, sehingga mampu mencapai New York.

Ini adalah rudal balistik antarbenua (ICBM) pertama Korea Utara.

Korut terus melakukan pengembangan hingga terciptalah Rudal Hwasong-15 yang diyakini memiliki jangkauan 13.000 km, sekaligus menempatkan semua daratan AS dalam jangkauannya.

Pada Oktober 2020, Korea Utara meluncurkan rudal balistik terbarunya Hwasong-17. Rudal ini diyakini memiliki jangkauan 15.000 km atau lebih.

Rudal tersebut mungkin bisa membawa tiga atau empat hulu ledak, sehingga lebih sulit bagi suatu negara untuk mempertahankan diri.

Rangkaian rudal baru ini tampaknya menjadi pesan kepada pemerintahan Joe Biden bahwa kekuatan militer Korea Utara telah meningkat, kata para ahli.

Pada Maret 2021, Korut meluncurkan apa yang disebutnya "proyektil berpemandu taktis tipe baru", yang digadang-gadang mampu membawa muatan 2,5 ton, sehingga secara teori mampu membawa hulu ledak nuklir.

Biden enggan dukung Israel serang balik Iran

Presiden AS Joe Biden mengatakan AS akan terus membela Israel dalam mempertahankan diri dari serangan para musuhnya.

Namun, menurut pejabat yang tak mau disebutkan namanya, Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bahwa AS tidak mendukung jika Israel melancarkan serangan balasan terhadap Iran.

Menurut Biden, serangan Iran dinilai gagal. Drone dan rudal mereka dapat ditangkal karena ada upaya bersama Israel, AS, dan negara di kawasan tersebut.

Biden mengatakan kepada Netanyahu bahwa dapat bertahan dari serangan merupakan sebuah kemenangan.

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menilai Biden takut jika terjadi perang besar di Timur Tengah.

Sebab, menurut dia, pembantaian warga sipil Gaza oleh Israel dan perang besar di kawasan tersebut berpotensi memperkecil kemungkinan Joe Biden terpilih kembali sebagai presiden AS di pemilu mendatang.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow