Idol K-Pop Asal Indonesia Ini Rayakan Ulang Tahun dengan Tumpeng Nasi Kuning, Ternyata Ini Maknanya dalam Budaya Jawa

Idol K-Pop asal Indonesia ini rayakan ulang tahunnya di Korea dengan tumpengan nasi kuning, ternyata punya makna mendalam dalam budaya Jawa.

Idol K-Pop Asal Indonesia Ini Rayakan Ulang Tahun dengan Tumpeng Nasi Kuning, Ternyata Ini Maknanya dalam Budaya Jawa

SajianSedap.com - Live streaming perayaan ulang tahun oleh idol K-Pop telah menjadi tren yang populer di kalangan idol K-pop untuk berinteraksi dan merayakan bersama penggemar mereka.

Ini merupakan salah satu cara bagi idol K-pop untuk berhubungan secara langsung dengan penggemar dan merayakan momen istimewa ini.

Jika biasanya idol K-Pop merayakan acara ulang tahun dengan kue tart dan sup rumput laut atau miyeokguk khas Korea, berbeda dengan Zayyan XODIAC.

Idol K-Pop asal Tangerang, Indonesia ini merayakan ulang tahunnya yang ke-24 tahun pada 23 Februari lalu dengan tumpengan nasi kuning.

Tumpengan memang cukup umum ditemukan dalam perayaan besar di Indonesia. Ini adalah penyajian nasi kuning dalam bentuk kerucut yang dihiasi dengan aneka lauk pauk dan disertai dengan doa syukur sebelum dimakan bersama-sama.  

Hal ini tentu sukses mencari perhatian fans karena disebut tumpengan berhasil 'debut' di Korea.

Tapi tak sekedar budaya dan tradisi masyarakat Jawa saja, ada makna dan filosofi mendalam dari sajian tumpengan ini.

Seperti apa? Simak berikut ini selengkapnya.

1. Makna Simbolis Warna Kuning

Warna kuning dalam nasi kuning tumpeng memiliki makna simbolis yang dalam dalam budaya Jawa.

Kuning dipercaya sebagai warna yang melambangkan kemakmuran, kekayaan, dan keberuntungan.

Dalam ulang tahun, warna kuning mencerminkan harapan akan kehidupan yang penuh berkah, rejeki yang melimpah, dan kesuksesan di masa depan.

Baca Juga: Resep Nasi Lemak, Sederhana Tapi Sedap Lengkap dengan Topingnya  

2. Bentuk Tumpeng yang Melambangkan Kesatuan dan Kebulatan

Bentuk tumpeng yang tinggi dan menjulang ke atas melambangkan kesatuan dan kebulatan, menggambarkan bahwa hidup seseorang adalah sebuah perjalanan yang utuh dan bersatu, tidak terpisahkan dari berbagai aspek kehidupan seperti keluarga, teman, dan kelompok.

Tumpeng juga mencerminkan cita-cita yang tinggi dan harapan untuk terus meningkatkan kualitas hidup.

3. Simbol Kemurahan dan Kebajikan

Tumpeng tidak hanya disajikan dalam jumlah yang banyak, tetapi juga biasanya dikelilingi oleh aneka lauk pauk dan hidangan lainnya.

Hal ini mencerminkan simbol kemurahan dan kebajikan, di mana penyelenggara perayaan ulang tahun tidak hanya berbagi kebahagiaan dengan tamu-tamu yang hadir, tetapi juga menunjukkan kedermawanan dan kepedulian terhadap sesama.

4. Rasa Syukur dan Penghormatan

Penyajian tumpeng juga mencerminkan rasa syukur dan penghormatan kepada Tuhan serta leluhur.

Sebelum tumpeng disantap, biasanya dilakukan upacara kecil sebagai tanda penghormatan dan ucapan terima kasih atas segala berkah yang telah diberikan.

Hal ini menegaskan bahwa perayaan ulang tahun bukan hanya sekadar momen untuk bersenang-senang, tetapi juga sebagai kesempatan untuk merenungkan dan menghargai berbagai anugerah dalam hidup.

5. Momen Kumpul Keluarga dan Kelompok

Perayaan ulang tahun dengan tumpeng juga menjadi momen kumpul keluarga dan kelompok yang sangat berarti.

Saat bersama-sama di sekitar tumpeng, orang-orang berbagi cerita, tawa, dan kebahagiaan.

Ini menciptakan ikatan yang erat antara anggota keluarga dan komunitas, memperkuat solidaritas dan persatuan di antara mereka.

Dalam budaya Jawa, nasi kuning tumpeng bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga simbol kebersamaan, kemakmuran, dan keberkahan dalam perayaan ulang tahun.

Baca Juga: Sego Cawuk, Makanan Khas Bayuwangi yang Punya Citarasa Unik  

Melalui penyajian tumpeng, orang-orang mengungkapkan rasa syukur, penghormatan, dan kepedulian mereka kepada Tuhan, leluhur, serta sesama.

Dengan demikian, tradisi nasi kuning tumpeng tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya Jawa, tetapi juga menjadi cerminan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan dan dihargai.

*Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan (artificial intelligence (AI)).

Baca Juga: Uniknya Kue Gendu Khas Blora, Kue Kering yang Rasanya Mirip Nastar

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow